tag:blogger.com,1999:blog-77520903075116301902024-03-05T15:18:40.783-08:00Bandar Poker Terbaik 2018ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.comBlogger90125tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-2606240295639073372018-07-25T22:30:00.005-07:002018-08-04T00:45:05.973-07:00Cerita Dewasa Selingkuh Dengan Fifi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="825" data-original-width="660" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzOek5cyOqr2tcyhW4hxwQQubJuKW4rZghN3yjqUQBDJ4eG_Si03mYebYFeT6TdEUF2OwDXTy1iHFlhPABVk4-Tq-uh3I2LbGRf3yd-mfABMmhd8v4ttKTgFM2G0p6NiTE7zM_hgWueD4/s640/DKb4J6uUIAEz1WS-660x825.jpg" width="512" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b>Kapten Birahi -</b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "ubuntu" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Sejak peristiwa sexku dengan Diana aku semakin aktif untuk mengikuti senam, yach biasa untuk menyalurkan hasratku yang menggebu ini. Kegiatan ini semua tentunya juga rapi karena ku nggak kepingin istriku tahu hal ini. Suatu ketika aku diperkenalkan pada teman-teman diana satu kelompok, dan pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura telah bertemu denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga temannya tidak ada yang curiga bahwa aku telah berhubungan dengan diana.</span></div>
<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hari ini, seusai senam jam 08.30 aku harus langsung kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah fifi teman diana yang tadi dikenalkan.<br />
“Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.<br />
“Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kok…”<br />
Akhirnya aku terlibat percakapan ringan dengan fifi. Dari pembicaraan itu kuperoleh bahwa Fifi adalah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya.<br />
“Eh.., De aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.<br />
“Ngomong apaan sih.., serius banget Fi…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik.<br />
“Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi.<br />
“Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran. Akhirnya kuputuskan Fifi ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-omgngnya sudah selesai Fifi tak antar lagi ketempat ini.<br />
“Masalah apa Fi kamu kok serius banget sih…”, tanyaku lagi.<br />
“Tenang De…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya.<br />
Sesekali kulirik paha Fifi yang putih itu tersingkap karena roknya pendek, dan Fifi tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Fifi akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Fifi bahwa tempat itu biasa dipakai untuk persewaan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ok fi sekarang kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih”, tanyaku tak sabar, setelah aku masuk ruangan dan Fifi mempersilahkan duduk.<br />
“Gini De langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan Diana ya..?”, tanyanya.<br />
Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Fifi yang ceplas ceplos itu.<br />
“Merasakan apaan sih Fi?”, tanyaku pura-pura bodoh.<br />
“Alaa De jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Diana, dia menceritakan bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir ya…”.<br />
Aku hanya diam namun sedikit grogi juga, nampak wajahku panas mendengar penuturan Fifi yang langsung dan tanpa sungkan tersebut. Aku terdiam sementara Fifi merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar sambil sesekali dia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga nampak pahanya yang mulus tanpa cacat. Aku hanya cengar cengir saja mendengar semua omomgannya.<br />
“Gimana De masih mau mungkir nih…, Bener semua kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias.<br />
Aku hanya tersenyum kecut. Kuperhatikan Fifi meninggalkan tempat duduknya dan tak lama kemuadian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Fifi kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu hukuman. Tak lama berselang kembali Fifi berdiri dan duduk disampingku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“De…”, sapanya manja.<br />
Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem.<br />
“Aku mau seperti yang kau lakukan pada Diana De…”, aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.<br />
Pelan dan kurasakan bibir Fifi hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku saat bibir Fifi terbuka, sementara tanganku tidak tinggal diam. Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak kaget. Bibirku masih bermain semakin larut dalam bibirnya. Fifi kelihatan menikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya. Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Fifi semakin menjadi leherku diciumi dan tangan Fifi berada dipunggungku. Tanganku beroperasi semakin jauh dengan meraba paha Fifi yang mulus dia semakin menggelinjang saat tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa menunggu reaksi lanjutan aku menaikkan BH sehingga tanganku dengan mudah menyentuh putting yang mulai mengeras.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kudengar nafas Fifi memburu dengan diselingi perkataan yang aku tak mengerti. Fifi mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Fifi hanya memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam sudah tidak lagi menutup payudaranya. Kudorong perlahan Fifi untuk berbaring di Sofa, Aku terkagum melihat putihnya tubuh yang nyaris tanpa cacat. Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku, bulu-bulu halus berada disekitar pusar menambah gairahku. Fifi hanya terpejam dan aku mulai menurunkan rok mini setelah jariku berhasil menyentil pengait dibawah pusar. Kini Fifi hanya tinggal memakai CD dan BH hitam kontras dengan warna kulitnya. Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya tinggal CD. Cepat-cepat kutindih tubuh mulus itu dan Fifi mulai menggelinjang merasakan sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Aku turun menciumi kakinya sesenti demi sesenti.<br />
“Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.<br />
<br />
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrUitgyF9uzb-jXjO3wAhUwa34fYx4Jss6YaTMTbfitMBmh-j2CWsAl9Y-_CJrZZr61lS-sHJUFmPptq31Nx-Y6jgspxBvU8PnHSdQd5tSQ79BUX8a0O90jJl0QoO3gLKcJKUr0Q-0jQM/s640/snipoker.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Penisku terasa sakit karena kejang. Mulutku mulai menjalar di paha.., benar-benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba menelusuri daerah disela pahany, Dan kudengar suara itu semakin menjadi saat tanganku berhasil menyusup dari pinggir CD hitam dan berhasil menemukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya. Tanganku terus membelai bulu-bulu kaku dan tangan satunya berusaha mempermudah dengan menurunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak semua penghalang yang merintangi tanganku untuk menjamah kemaluan, dan kini semakin nampak wajah asli kemaluan Fifi indah montok putih kemerahan dengan bulu jarang tapi teratur letaknya. Mataku terus mengawasi kemaluan Fifi yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, aku semakin terangsang hebat.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mulutku masih disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang semakin dalam dan Fifi semakin menggelinjang terkadang mengejang saat kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan kaki kanan pada sandaran sofa sedangkan kaki kiri kubiarkan menyentuh lantai. Kini kemaluan Fifi semakin terbuka lebar. Mulutku sudah tak sabar ingin merasakan lidahku sudah berdecak kagum dan berharap cepat menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yang tidak banyak. Kumisku bergeser perlahan beradu dengan bulu halus milik Fifi dan dia hanya bisa terpejam dengan lenguhan panjang setengah menjerit. Kubirakan dia mengguman tak karuan. Lidahku mulai menjilat dan bibirku mencoba menghisap daging kecil milik Fifi yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tak henti mengecup, kurasakan kemaluan semakin basah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Fifi berteriak semakin keras saat tangaku juga mengambil inisiatif untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan saat Fifi bergoyang kenikmatan. Aku juga tidak tahan melihat semua ini. Kutarik bibirku menjauh dari kemaluanya dan kulepas Cdku sehingga nampaklah batang penisku yang sudah tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir. Kusaksikan Fifi masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh kecil kemaluan Fifi. Jeritan Fifi semakin menjadi dengan mengangkat pantatnya supaya penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar dan kulihat pantat Fifi semakin tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tanfan Fifi menagkap batang penisku dan dituntun menuju lubang yang telah disiapkan. Denga lembut dan sopan penisku masuk perlahan. Saat kepala penis masuk Fifi menjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Kupaksakan perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam milik Fifi. Kaki Fifi kaku menahanku dia membuka mata dan tersenyum.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Jangan digoyang dulu ya De…”, pintanya dan dia terpejam kembali.<br />
Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Fifi berdenyut keras memijit penisku yang tenggelam dalam tanpa gerak. Akhirnya Fifi mulai menggoyangkan pantatnya perlahan. Aku merasakan geli yang luar biasa. Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku tenggelam kurasakan bibir kemaluan Fifi ikut tenggelam dengan kulit penisku. Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. Fifi merasakan juga rupanya, dia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Saat penis masuk karena bantuan kaki Fifi semakin dalam kurasakan tempat yang dituju.<br />
Aku tidak kuat dan, “Fi aku mau keluar”, lenguhku.<br />
Fifi hanya tersenyum dan semakin mempererat jepitan kakinya. Akhirnya, Kutekan semua penisku dalam-dalam dan kusaksikan Fifi terpejam dan berteriak keras. Kurasakan semprotan luar biasa didalam kemaluan Fifi. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Fifi berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat. Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini.<br />
Aku menindih Fifi dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Fifi mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang sudah direguknya. Perlahan kujauhkan pantatku dari tubuh Fifi dan kurasakan dingin penisku saat keluar dari liang kenikmatan. Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan. Fifi kembali bergerak dan berdiri. Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar suara gemericik air mengguyur…,<br />
Fifi kembali mendekatiku, aku duduk diatas karpet untuk berdiri hendak membersihkan penisku yang masih belepotan, aku terkejut saat Fifi kembali mendorongku untuk tidur.<br />
“Eh fi aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…”<br />
Tapi tak kudengar jawaban karena Fifi menunduk di sela pahaku dan kurasakan mulut Fifi kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Aku geli menggelinjang merasakan nikmatnya kuluman mulut Fifi ke penisku. Telur penisku dijilat dan dihisap perlahan. Serasa ujung syarafku menegang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia menggumam tak karuan tapi Fifi semakin ganas melumat penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok tiada henti. Akhirnya aku menyerah untuk merasakan kenikmatan mulut Fifi yang semakin menggila. Kulihat kepala Fifi naik turun mengelomoh penisku yang menegang. Saat mulutnya menghisap kusaksikan pipi Fifi kempot seperti orang tua. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Fifi kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti. Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum. Lidahnya menjilat dan mengecap seluruh bagian penisku. Tangan Fifi membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya dan kuataur ritme agar aku tidak cepat keluar.<br />
<br />
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="103" data-original-width="834" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2AE7ZLRPTDl70yMiEChWlepDFZhyphenhyphenf5o3dMhftCz8bzi0Ws-eFaMizgInfLUatx7UidBYy4CRynSrxR_WJ-KMMw2B8u-RssWlFFLULR-7L11GCN8lLZYgx4aqbrLt8-ZozkWWkAXH9INM/s640/banner+baru.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hanya suara aneh itu yang sanggup keluar dari mulutku. Aku mencoba duduk untuk melihat seluruh gerakan Fifi yang semakin liar pada penisku. Kepala Fifi tetap dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin, dia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Fifi berguman menikmati ujung penisku yang semakin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Saat kegelianku datang, payudaranya jadi sasaran amuk tanganku. Kuremas kuat Fifi hanya mengguman dan melenguh. Gila, Sayang aku tidak berhasil mengatur waktu yang lebih lama lagi untuk tidak mengeluarkan cairanku. Mulut Fifi sekain ganas melihat tingkahku yang mulai tak karuan. Lenguhku semakin keras. diluar dugaan Fifi semakin kuat melakukan kuluman dan hisapan peda penisku. Akhirnya aku tidak tahan merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, rupanya Fifi mengerti maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku dan kurasakan Fifi tambah kuat menghisap cairanku aku jadi merasa tersedot masuk dalam mulutnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tak seberapa lama setelah cairanku habis, Fifi masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Aku hanya bisa tengadah merasakan semuanya. Setelah itu Fifi mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya sudah bersih dan licin. Fifi tersenyum dan dia mengelus dadaku yang masih telanjang. Aku baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Fifi beranjak dari duduknya untuk membuatkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum sejenak, dan Fifi hanya diam saja memandangiku.<br />
“Kenapa Fi…?”, tanyaku.<br />
Dia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sebenarnya aku tadi hanya memancingmu saja kok, aku nggak tahu kamu udah pernah main ama Diana atau belum, abisan aku lihat tatapan mata Diana sama kamu kadang mesra sekali sih aku jadi curiga”<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPgCIQ9sciME2wjwIDfS8d0osPvBmO1cfNJgF4Up0UlsbO2_L3navJ0TQAB6-dvAFpoxRWtYUih3b_ShvR5dOViqhXmWuVwvpjvVPV_QOH1cxRI6Wiy6Alaeky5vGfDKVfZXzOj5RfFa8/s1600/CANTIK.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="430" data-original-width="650" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPgCIQ9sciME2wjwIDfS8d0osPvBmO1cfNJgF4Up0UlsbO2_L3navJ0TQAB6-dvAFpoxRWtYUih3b_ShvR5dOViqhXmWuVwvpjvVPV_QOH1cxRI6Wiy6Alaeky5vGfDKVfZXzOj5RfFa8/s1600/CANTIK.jpg" /></a></div>
“Gila, kupikir”, tapi aku hanya senyum saja mendengarnya.<br /><br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.45 aku harus bergegas untuk menyiapkan rapat. Kami berdua menuju ke toko tempat Fifi memarkir mobilnya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Fifi seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tangankupun sekali-kali tidak lagi takut menelungkup disela pahanya atu penggelayut dipayudaranya yang besar. Bahkan Fifi semakin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku mengembara dikemaluannya. Fifipun tak mau kalah penisku jadi sasaran tangannya saat tangaku tidak menempati kemaluannya. Kurasakan penisku tegang kembali. Fifi hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar celana. Akhirnya sampai juga ditempat Fifi memarkir mobil dan kami berpisah, Fifi memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih.<br />
Aku hanya tersenyum dan bergumam, “Besok aku mau lagi..”<br />
Fifi mengangguk dan berkata “Kapanpun Ade mau, Fifi akan layani”<br />
Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan sebuah penis dan keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Fifi yang putih dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya.</div>
<br />ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-80543985334036232162018-07-25T22:27:00.005-07:002018-07-25T22:27:55.729-07:00Cerita Dewasa Darah Perawan Dari Mantanku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="825" data-original-width="660" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJmRvoG0AMdDuYWz7CxxjeCGahVlaKl74EecB6hiAHxUUSQTNVmoLUZHwAm5KkWRPy7cI5w9_GgKIx_8uqMdz1rgxvfe4-1JfgR5kLyEndwr5lH4KOI9v4tCgecj-IRcwt3h2SviQMyjQ/s640/fd67ba497adf65e9dec47d1cbebf5953-660x825.jpg" width="512" /></a><br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b>Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Sudah hampir enam bulan lamanya aku berhubungan dengan gadis yang bernama Mitha, dia merupakan teman kantorku. Dan tahu juga kalau aku pernah bertunangan dengan Ega dan akhirnya putus, sikap Mitha sungguh berbeda dengan Ega dia begitu dewasa dalam menyikapi setiap permasalahan yang kami hadapi. Dan yang paling aku suka darinya dia tidak banyak menuntutku untuk selalu mengikuti kehendaknya.<br /></span></div>
<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Namaku Yudi dan bukan maksudku untuk tidak mau mengikuti keinginan gadis yang telah aku anggap layaknya istriku. Karena bagaimanapun juga kami sudah sering melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh, dengan usia yang sama-sama dewasa menurutku. Karena saat ini usiaku sudah menginjak 28 tahun begitu juga dengan Ega mantan tunanganku itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dulu Ega sering menginap di rumahku dan mamaku memang tidak banyak komen tentang gadis yang aku ajak menginap di rumah. Apalagi Ega adalah gadis yang telah aku pinang walau akhirnya putus juga, dan kini dengan Mitha aku sama sekali tidak pernah membawanya ke rumah. Entah mengapa aku merasa malu pada mama mungkin karena aku tahu kalau mama sudah berharap untuk aku segera menikah dengan Ega waktu itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Untungnya juga Mitha tidak menuntutku untuk mengajaknya main ke rumah dan memperkenalkan dia pada mamaku. Walau begitu aku sering menceritakan tentang mamaku karena memang hanya dia yang kini menjadi orang tua tunggal bagiku setelah papa meninggal. Sejak dulu aku termasuk cowok yang bisa di bilang nakal, untuk urusan melakukan cerita hot selingkuh bukan lagi hal tabu bagiku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tapi dengan Mitha aku merasa tidak ada keinginan untuk melakukan hal itu, padahal aku sering merindukannya dan bahagia bila bersamanya mungkin karena aku takut kalau harus melakukan adegan seperti dalam cerita sex paling hot, hubunganku tidak akan berakhir di pelaminan lagi. Atau mungkin karena Mitha meruapakan gadis yang pendiam dan tidak menggodaku dengan penampilannya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setiap bertemu paling kami hanya membahas tentang persoalan kami atau tentang pekerjaan kami masing-masing. Seperti sore ini selepas dari kantor aku langsung mengantarnya pulang “Minggu besok kita jalan yuk..” Ajakku pada Mitha “Kemana mas..?” Katanya sambil menatapku “Kemana aja.. terserah kamu..enaknya kemana ” Seperti biasa dia hanya tersenyum dan menyerahkan semua keputusan padaku.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Begitu mengantar Mitha ke rumahnya aku langsung pulang dan aku di buat terkejut oleh kedatangan seseorang di rumahku, di ruang tamu duduk Ega dengan menunduk “Mas Yudi..” Katanya sambil berlari memelukku, diapun menangis di pelukanku “Ada apa Ega…?” kataku sambil menarik tubuhnya dan dia tetap menangis, akupun membawanya duduk kembali dan mencoba membujuknya untuk berhenti menangis.<br /><br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sampai mamaku juga ikut membujuknya dan Ega menceritakan masalahnya, karena hari telah larut tidak mungkin juga dia pulang karena kini dia tinggal di luar kota. Ega akhirnya menginap di rumahku, besoknya aku terbangun dan aku mendengar mama mengobrol sama Ega ketika aku lihat rupanya Ega masak seperti di saat dia masih sebagai tuanganku dulu dan dia masih terlihat begitu dekat dengan mama.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akupun berangkat kantor dan seperti biasa aku menjemput Mitha terlebih dulu, dan aku tidak bisa menceritakan padanya kalau di rumah ada Ega “Hei..kenapa kebanyakan diemnya..?” kata dia membuyarkan lamunanku “Ah.. nggak cuma ke bawa cuaca aja.. dingin males buat ngomong..”Jawabku mencari alasan untung cuaca hari ini mendung “kalau mendung begini besok jadi gak mas..”.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku terperanjat mendengarnya “Oh..iya..iya..sekarang hujan terus ya..” Aku gugup karena aku dengar Ega masih belum mau pulang, katanya dia masih mau tinggal di rumah dan mamaku mengizinkannya. Namun aku tidak berani membicarakan tentang Ega pada Mitha, karena dia juga tahu kalau aku dulu sudah pernah melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita hot dan aku tidak mau menyakiti hatinya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hingga pulang dari kerja aku langsung mengantar Mitha, sebenarnya aku masih berniat untuk mampir k rumahnya “Sudah mas nggak usah.. ini mau hujan lagi kelihatannya..” Kata Mitha ketika aku hendak turun dari mobil, akhirnya akupun pulang dan benar saja tiba di rumah hujan turun dengan lebatnya. Akupun langsung ke dalam kamarku dan segera menghangatkan diri dengan selimut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku tidak melihat mama masuk ke kamarku, biasanya setiap aku pulang dari kerja dia langsung membuntutiku. Tapi kali ini dia tidak melakukannya sampai akhirnya aku mendengar pintu terbuka aku pikir itu pasti mama “Mas Yudi ini Ega bawain minuman hangat..” Dengan malas aku membuka mataku, dan aku terkejut melihat Ega dengan mengenakan pakaian yang begitu tipis seolah sengaja ingin menggodaku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku bangun dan mengambil minuman dari tangan Ega, ketika selesai meminumnya Ega mengambil minuman tadi. Namun dia bukan hanya mengambil minuman itu tapi dengan cepat dia mencium bibirku, aku tersentak dan langsung mendorong tubuhnya. Saat itu juga aku lihat Ega menangis dan langsung berlari dari kamarku, lama juga aku terdiam dan akhirnya akupun menuju kamarnya untuk meminta maaf.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
karena aku tahu Ega juga bukan gadis yang mudah melakukan hal seperti itu, aku lihat dia menangis memeluk bantal “Ega maafkan aku.. bukan maksudku untuk…”Dia kembali memelukku saat itu juga aku teringat akan masa laluku dengannya, dengan mesra aku balas memeluknya juga dan kamipun bercumbu seperti dulu dengan lembut aku mencium bibirnya yang terasa begitu hangat.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ega memejamkan mata bahkan dia mendesah dengan lirih “Ooouuuggghh… maaas.. Yudiii… aaagggggghhhhh… aku sayaaang kamu maaaaas….” Akupun tidak lagi memikirkan yang lain, tapi dengan perlahan aku lepas pakaian Ega dan nampaklah tubuh mulus Ega di depan mataku “Ooouugggghh… sayaaang.. aku juga masih sayang sama kamu…” Kataku sambil mendekat pada tubuhnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
lalu akupun kembali mencumbunya sambil melepas pakaianku juga, hingga akhirnya ketika kontolku sudah menyentuh tubuh Ega. Dengan sigap Ega memegangnya lalu diapun menuntunnya untuk masuk dalam kemaluannya, dan dengan cepat kontolku masuk kedalamnya “Oouuughh… aaagggghh.. aaaagggghh… aaaagggghhh… aaagggghh…Yudiii… aaagghhh..” Desah Ega waktu itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dia menggelinjang bagai cacing kepanasan dan aku terus memompa tubuhnya hingga tubuhku penuh dengan keringat “OOOooouuuggggghh… aaaaggggghhh… aaaaaggggghhh… aaaggghhh… aaaaaggggghhh…” Aku terus bergerak dan dapat aku rasakan kenikmatan bagai dulu ketika kami masih bersama sering melakukan adegan seperti dalam cerita hot selingkuh ini, kembali aku kecup bibir Ega.<br /><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPXhaVMMIlRaavurA2OfHLwwmE5dwgCpohfffzaavtoMWjckmV96IajT5dosJX61RDgBttGbFg-VaEE1ShU4Vf4xhXoxJXVw-VRDjzkxIouXdGmoZNQt_dJisCncaJEHzTjaQ8Xj4B7vg/s640/snipoker.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hingga akhirnya kami berdua sama-sama mengerang panjang “Ooouuggggghh… aaagggghh… aaagggghh… sayaaaang… aaagggghh…. aaagggghhh…” Kamipun terkulai di tempat tidur, dan Ega memeluk tubuhku dengan mesranya hingga kamipun tertidur lelap, seperti biasa aku terbangun dan Ega sudah tidak ada di sampingku. Aku tahu dia pasti sedang masak dengan mama.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ketika aku bangun dan hendak pindah ke kamarku, mama memanggilku “Yudi.. kamu sudah bangun..itu ada yang temannya..” Dengan masih mata mengantuk akupun melihat ke ruang tamu, apalagi kamarku memang melewati ruang tengah tepat di samping ruang tamu “Oohhh..Mitha..” aku terkejut sedang duduk di sofa Mitha pacarku, dan yang lebih membuat aku terkejut dia di temani Ega disampingnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku langsung menghampirinya “Tunggu ya.. 10 menit lagi..” Kataku tapi aku lihat Mitha sudah bangun dari duduknya dan berkata dengan tertahan “Ooh.. tidak usah mas.. Mitha pergi saja..” diapun melesat dengan cepat meninggalkan ruang tamuku, aku berusaha mengejarnya tapi dia masuk kedalam mobilnya lalu meninggalkan aku sendiri dengan perasaan yang tidak dapat aku gambarkan.</div>
ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-29715113583822793412018-07-23T02:07:00.001-07:002018-07-25T10:37:07.770-07:00Cerita Dewasa Adik Kandungku Masih SMP<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="278" data-original-width="300" height="593" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAqzPrYC6lrYjabFt5WsOfIDEhsybEt5g6PvvdUfD_kpKJbQnAH5v3kH6GdOGZqsjQYxgzuMyzsWD2jlTS3mo3OxFcaLaIUYuibiVDnQyxay6hlZH6hNCNm7a_WIqDEcOslXPf9ootaas/s640/233.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<br />
<b>Kapten Birahi -</b> <span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "ubuntu" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">ini dimulai pada suatu sore ketika rumahku sedang sepi. Orang tua lagi pergi dan kebetulan pembantu dan adikku juga lagi nggak ada. Langsung saja gua nyewa VCD bokep xxx dan x2. Gua seneng bgt, karena gak ada gangguan pas lagi nonton. VCD bokep yang kutonton itu bercerita tentang hubungan sex antara adek dan kakak. Gila bgt deh adegannya. Gua pikir kok bisa ya. Eh, gua berani gak ya ngelakuin itu ama adek gua yang masih SMP? tapi khan adek gua masih polos bgt, kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gua dalam hati. Lagi nonton plus mikir gimana caranya ngelakuin ama adek gua, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gua, si Dina ama temennya dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gua simpen aja tuh VCD, trus gua bukain pintu. Dina ama temennya masuk. Eh, temennya manis juga lho.</span><br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Dari mana lo?” tanya gua. “Dari jalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah,” jawabnya sambil manyun. “Gua juga sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi males,” kata gua. “Oh iya, kak. Kenalin nih temen gua, namanya Anti. temen sekelas gua,” katanya. Akhirnya gua kenalan ama tuh anak. Tiba-tiba si Dina nanya.<br />
<span id="more-569" style="border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br />
cewek smp bugil1 1 Cerita Panas Ngentot Adik Kandungku Yang Masih SMP</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
HOT dan TERBARU !!! VIDEO CEWEK BISPAK SMP NGENTOT DENGAN BULE DI HOTEL BALI</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“liat VCD Boyzone gua gak?” “Tau’, cari aja di laci,” kata gua. Eh, dia ngebuka tempat gua naro VCD bokep. Gua langsung gelagapan.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuaM4deDRGmByEKX_ukvIcIMlZCDil-xgtABmxy6jBKHD-VCG0tiATAGVxnVdcxWDb7evNqP_ePPRkZNkS2aeKGcW2pBh7BhQTKCKlATurhW7F9YD5axB1OAsvp8YKfnkWv1IZO36dHdA/s1600/background-1532125_960_720.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="609" data-original-width="1000" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuaM4deDRGmByEKX_ukvIcIMlZCDil-xgtABmxy6jBKHD-VCG0tiATAGVxnVdcxWDb7evNqP_ePPRkZNkS2aeKGcW2pBh7BhQTKCKlATurhW7F9YD5axB1OAsvp8YKfnkWv1IZO36dHdA/s1600/background-1532125_960_720.jpg" /></a></div>
“Eh, bukan disitu…” kata gua panik. “Kali aja ada,” katanya. Telat. Belum sempet gua tahan dia udah ngeliat VCD xxx yang covernya lumayan hot itu, kalo yang x2 sih gak pake gambar. “Idih… kak. Kok nonton film kaya begini?” katanya sambil mandang jijik ke VCD itu. Temennya sih senyam-senyum aja. “Enggak kok, gua tadi dititipin ama temen gua,” jawab gua bohong. “Bohong bgt. Ngapain juga kalo dititipin nyasar ampe di laci ini,” katanya.<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kaya apa sih?” tanyanya lagi. Gua ketawa aja dalam hati. Radi jijik, kok sekarang malah penasaran.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Elo mo nonton juga?” tanya gua. “Mmmmm…. jijik sih… tapi… penasaran kak…,” katanya sambil malu-malu. “Anti, elo mo nonton juga gak?” tanyanya ke temannya. “Gua mah asyik aja. Lagian gua udah pernah kok nonton film kaya begitu” jawab temannya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Gimana… jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih,” desakku. “Ayo deh. Tapi kalo gua jijik, dimatiin ya?” katanya. “Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar,” jawab gua. Lalu VCD itu gua nyalain. Jreeeeng… dimulailah film tsb. Gua nontonnya sambil sesekali mandangin adek gua ama temennya. Si Anti sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gua keliatan bgt baru pertama kali nonton film kaya begitu. Dia keliatan takut-takut. Apalagi pas adegan rudalnya cowo diisep. Mana tuh rudal gedenya minta ampun. “Ih, jijik bgt…” kata Dina. Pas adegan ML kayanya si Dina udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrUitgyF9uzb-jXjO3wAhUwa34fYx4Jss6YaTMTbfitMBmh-j2CWsAl9Y-_CJrZZr61lS-sHJUFmPptq31Nx-Y6jgspxBvU8PnHSdQd5tSQ79BUX8a0O90jJl0QoO3gLKcJKUr0Q-0jQM/s640/snipoker.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Yeee, malah kabur,” kata Anti. “Elo masih mo nonton gak?” tanya gua ke si Anti. “Ya, terus aja,” jawabnya. Wah, boleh juga nih anak. Kayanya, bisa nih gua main ama dia. Tapi kalo dia marah gimana? pikir gua dalem hati. Ah, gak apa-apa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton, gua duduknya ngedeket ama dia. Dia masih terus serius nonton. Lalu gua coba pegang tangannya. Pertama dia kaget tapi dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gua. Kesempatan besar, pikir gua . Gua elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin bgt. Wow, tampangnya itu lho… manis!! Gua jadi pengan nekat. Waktu dia masih merem, gua deketin bibir gua ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena mungkin emang udah jago, si Anti malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gua dan bermain-main di dalem mulut. Sial, jagoan dia daripada gua. Masa gua dikalahin ama anak SMP sih. Sambil kita berfrench kiss, gua berusaha masukkin tangan gua ke balik bajunya. Nyari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tapi kayanya sih sexy. Soalnya badan si Anti itu gak gede tapi gak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya, langsung gua pegang dan gua raba-raba. Tapi masih terbungkus ama bra-nya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Baju elo gua buka ya?” tanya gua. Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas. Gua buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yang masi h dipake. Shit!! kata gua dalem hati. Mulus bgt! Gua buka aja bra-nya. toketnya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung gua jilatin toketnya… dia mendesah… Gua jadi makin terangsang. Gua jadi pengan ngent*tin dia. Tapi gua belom pernah ML jadi gua gak berani. Tapi kalo sekitar dada aja sih gua lumayan tau. Gimana ya? Tiba-tiba pas gua lagi ngejilatin toketnya si Anti, adik gua keluar dari kamar. Kita sama-sama kaget. Dia kaget ngeliat apa yang kakak dan temennya perbuat. Gua dan Anti kaget pas ngeliat Dina keluar dari kamar. Si Anti buru-buru pake bra dan bajunya lagi. Si Dina langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yang kita berdua lakuin. Si Anti langsung pamit mo pulang.<br />
“Bilang ama Dina ya…. sorry,” kata Anti. “Gak apa-apa kok,” jawab gua. Akhirnya dia pulang. gua ketok kamarnya Dina. Gua pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya, pikir gua. Gua tidur aja, dan ternyata gua ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gua gak bisa tidur lagi. Gua keluar kamar. Nonton tv ah, pikir gua. Pas sampe di depan TV ternyata adek gua lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gua dalam hati. Gara-gara ngeliat dia tidur dengan agak “terbuka” tiba-tiba gua jadi keinget ama film x2 yang belom selesai gua tonton, yang ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gua yang gak kesampaian pas sama Anti tadi. Ketika adek gua ngegerakin kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CD-nya. Begitu ngeliat cd nya gua jadi semakin nafsu. Tapi gua takut. Ini kan adek gua sendiri masa gua ent*tin sih. Tapi dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gua pelorotin aja cdnya. Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CD-nya turun semua, wow, bel ahan vaginanya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Gua coba sentuh… hmmm, halus sekali. Gua sentuh garis vagina-nya. Tiba-tiba dia menggumam. Gua jadi kaget. Gua ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gua rapiin lagi pakaian adek gua, truss gua gendong ke kamarnya dia. Sampe di kamar dia… it’s show time, pikir gua. Gua tidurin dia di kasurnya. Gua bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah juga nih adek gua. Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tapi lumayan ada. Gua coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut. Eh, tiba-tiba dia bangun!!</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Kak… ngapain lo!!” teriaknya sambil mendorong gua. Gua kaget bgt. “Ngg… ngg… nggak kok, gua cuman pengen nerusin tadi pas sama si Anti. Gak papa kan?” jawab gua ketakutan. Gua berharap bonyok gua gak ngedenger teriakan adek gua yang agak keras tadi. Dia nangis. “Sorry ya Din. Gua salah, abis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu. Gak pake bra lagi,” kata gua. “Jangan bilang sama mama dan papa ya, please…,” kata gua. Dia masih nangis. Akhirnya gua tinggalin dia. Aduh, gua takut ntar dia nga du. Sejak saat itu gua kalo ketemu dia suka canggung. Kalo ngomong paling seadanya aja. Tapi gua masih penasaran. Gua masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Dina. Sampai pada suatu hari, adek gua lagi sendiri di kamar. Gua coba masuk.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Din, lagi ngapain elo,” gua nyoba untuk beramah tamah. “Lagi dengerin kaset,” jawabnya. “Yang waktu itu, elo masih marah ya….” tanya gua. “….</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
” dia diem aja. “Sebenernya gua… gua… pengen nyoba lagi….” gila ya gua nekat bgt. Dia kaget dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gua deketin mukanya dan langsung gua cium bibirnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” dia kaya mo ngomong sesuatu. Tapi akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gua untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gua mencoba meraba-raba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gua. Tapi gua terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba toket, gua mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gua buka bra-nya. Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket yang satunya. Walaupun toket adek gua itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan toket yang gede. Ketika lagi di isep-isep, dia mendesah,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Sshh… ssshhhh…. ahhh, enak, kak….” Setelah gua isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Truss gua buka celana gua dan gua keluarin “adek” gua yang udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas<br />
“punya” gua masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gua tanya ama dia,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“berani untuk ngisep punya gua gak? ntar punya elo juga gua isepin deh, kita pake posisi 69? “69… apa’an tuh?” tanyanya. “Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan.” jelas gua.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oooo…” Langsung gua ngebuka celana dia dan CDnya dia. Kita langsung ngambil posisi 69. Gua buka belahan vaginanya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem vaginanya itu. Ketika gua sentuh pake lidah, dia mengerang, “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sih kok enak bgt….” tanyanya. “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gua donk. Masa elo doank yang enak,” kata gua. “Iya kak, abis takut dan geli sih…” jawabnya. “Jangan bayangin yang bukan-bukan dong. Bayangin aja keenakan elo,” kata gua lagi. Saat itu juga dia langsung menjilat punya gua. Dia ngejilatin kepala anu gua dengan perlahan. Uuhhh…. enak bener. Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gua. Lalu dia masukkin punya gua ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh…. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gua jadi hampir keluar. “Stop… eh, Din, stop dulu,” kata gua. “lho knapa?” tanya nya. “T ahan dulu ntar gua keluar,” jawab gua. “Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi. “Ntar game over,” kata gua. Ternyata adek gua emang belom ngerti masalah seks. Bener-bener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gua aja yang bekerja. Kemudian gua terusin ngisepin vaginanya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Kak Iwan… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Gua terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gua. Sambil matanya merem melek. Akhirnya gua udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar).<br />
Gua tanya sama adek gua, “Elo berani ML gak?” “…” dia diem. “Gua pengen ML, tapi terserah elo… gua gak maksa,” kata gua.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Sebenerya gua takut. Tapi udah kepalang tanggung nih…. gua lagi on air,” kata dia.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ok… jadi elo mau ya?” tanya gua lagi. “…” dia diem lagi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ya udah deh, kayanya elo mau,” kata gua. “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kata gua.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“…” dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. Gua buka kedua belah pahanya lebar-lebar. Keliatan bibir vaginanya yang masih sempit itu. Gua arahin ke lobang vagina nya. Begitu gua sentuhin pala anu gua ke vaginanya, Dina menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata. “Tahan ya din….” Langsung gua dorong anu gua masuk ke dalem vaginanya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit bgt. Gua terus nyoba mendorong anu gua… dan… bleesss… Masuk juga pala anu gua. Dina agak teriak,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“akhhh sakit kak….” “Tahan ya Din…” kata gua. Gua terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gua ke dalam selangkangan adek gua sendiri.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Setelah masuk, langsung gua goyang maju mundur, keluar masuk vaginanya. “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Dia jadi mengerang tidak keruan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kita ganti dengan posisi dog style. Dina gua suruh nungging dan gua masukkin ke vaginanya lewat belakang. Setelah masuk, terus gua genjot. Tapi dengan keadaan dog style itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam vaginanya itu seperti menarik anu gua untuk lebih masuk.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahhhhh… ahhha… gua lemess bgt… kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi gua belom orgasme. Jadi gua terusin aja. Gua balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gua buka lagi belahan pahanya. Gua masukkin anu gua ke dalam vaginanya. Padahal dia udah kecapaian. “Kak, udah dong. Gua udah lemes…” pintanya. “Sebentar lagi ya…” jawab gua. Tapi setelah beberapa menit gua genjot, eh, dianya seger lagi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya. Gua percepat dorongan dan genjotan gua.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ya… kaya… gitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya makin maut aja. Sambil ngegenjot, tangan gua meraba-raba dan meremas toketnya yang mungil itu. Tiba-tiba gua seakan mau meledak, ternyata gua mo orgasme.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahhh, Din gua mo keluar…. ahhh…” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Anu gua sperti dipijat- pijat di dalem. Karena masih enak, gua ngeluarinnya di dalem vaginanya. Ntar gua suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gua dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gua cium bibirnya sebentar. Setelah itu gua dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, gua denger dia lagi merintih sambil menangis.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Kak, gimana nih. Punya gua berdarah banyak,” tangisnya. Gua liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Dan vaginanya agak sedikit melebar. Gua kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Kak, gua udah gak perawan lagi ya?” tanyanya. “…” gua diem aja. Abis mo jawab apa. Gila… gua udah merenggut keperawanan adek gua sendiri. “Kak, punya gua gak apa-apakan?” tanyanya lagi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kata gua. Tiba-tiba, gara-gara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan vaginanya yang agak melebar itu ke gua, anu gua “On” lagi. Gua elus-elus aja vagina adek gua itu. Truss gua suruh dia tiduran lagi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Mo diapain lagi gua kak?” tanyanya. “Nggak, gua pengen liat apa punya elo baik-baik aja,” kata gua sambil bohong, padahal gua pengen menikmati lagi. Pas dia tiduran, gua buka belahan vaginanya. Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gua cari klitorisnya, gua jilatin lagi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Kak, jangan dong. Masih perih nih,” larangnya. Yaaa… kok dia udah gak mau lagi. “Ya udah deh, kalo masih perih,” kata gua. Gua bingung nih, gua masih pengen lagi, tapi adek gua udah keburu gak mau. Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gua ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi. “Kita mandi bareng aja yuk,” pinta gua.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ayo…” kata Dina. Kita mandi di kamar mandi adek gua. Gua idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gua pertama-tama ngambil posisi berada di belakangnya. Truss gua mulai nyabunin bela- kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gua di belakangnya, gua mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe bagian toketnya gua sabunin, dia mulai meng- gelinjang dan mendesah lagi. Gua ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gua itu. Puting adek gua, gua pilin- pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk. Eh, pada waktu gua nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai meraba-meraba tubuh gua dan berusaha mencari punya gua. Begitu tersentuh punya gua langsung digenggam dan dipijat-pijat. Tangan gua yang satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dengan bermodalkan sabun, gua mulai nyabunin bagian vagina adek gua itu. Pertama, gua usap dari luar bibir vaginanya, lalu jari gua mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gua tiba-tiba ngomong lagi tapi masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gua ciumin lehernya dan putingnya gua pilin-pilin.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Kak, sshhh… Jangan dulu donk. Sshttss… ahhh…” erangnya. Ya udah, gua gosok-gosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gua gosok-gosok itu ternyata adek gua orgasme.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Aahhh… ah…” dia merintih keenakan dan dia langsung lemas. Setelah dia orgasme itu, gua minta dia untuk memainkan anu gua pake tangannya. Dengan memakai sabun dia mengocok anu gua. Enak banget. Tangannya yang kecil itu menggenggam anu gua erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gua keluar juga. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gua keluar dari kamarnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVlZiyHcttzTFPqGUkUSpmoDqWHV3l0Xo0IdY4ShfeiDiohiQPBNV5mjLvn7lKnn9O0sGsuvyJ-wfVcQDy9ttfaUQy7n2hgADNNITUb24JaL1ztDjhy_ASBux94GbNBd2jT6vYHxTyiuI/s1600/background-1532125_960_720.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="609" data-original-width="1000" height="194" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVlZiyHcttzTFPqGUkUSpmoDqWHV3l0Xo0IdY4ShfeiDiohiQPBNV5mjLvn7lKnn9O0sGsuvyJ-wfVcQDy9ttfaUQy7n2hgADNNITUb24JaL1ztDjhy_ASBux94GbNBd2jT6vYHxTyiuI/s320/background-1532125_960_720.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Kini kami telah tumbuh dewasa dan telah memiliki pasangan masing-masing, dan beruntung bagi adekku mendapatkan seorang pria yang sangat mencintainya, dan gua juga sudah menikah dan dikaruniai seorang putra. Adek gua juga sudah memiliki seorang anak, hasil dari hubungan gelap kami, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu selain kami berdua, karena pada saat itu, suaminya pergi keluar negeri selama 1 bulan dan pada saat itu kami ML setiap hari sampai dia mengandung anak gua.<br />
<br /></div>
ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-61899537482311053492018-07-23T01:01:00.000-07:002018-07-23T01:01:14.821-07:00Cerita Dewasa Tari Perawan Yang Kugagahi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="225" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim30cXQ5VjcpSWHq8a2b_IfIhtBbUiuhzLuJMTv9wcFcbgzAtxrqbI4ws7oJi-fUq9ApPkiLU9nwByyNXKOxca-thWh1gxlkE3d8-izcM_uZAFze_NGZAmCJndtN66ee8b4kGxAPi6lzs/s640/232.jpg" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<br />
<b>Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Kring.. Kring.. HP-ku berbunyi. Saat itu aku berada di kantorku sedang membaca surat-surat dan dokumen yang barusan dibawa Lia, sekretarisku, untuk aku setujui. Kulihat di layar tampak sebuah nomor telepon yang sudah kukenal.</span><br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Hello.. Dita.. Apa kabar” sapaku.<br />“Hi.. Pak Robert.. Kok udah lama nih nggak kontak Dita”<br />“Iya habis sibuk sih” jawabku sambil terus menandatangani surat-surat di mejaku.<br />“Ini Pak Robert.. Ada barang bagus nih..” terdengar suara Dita di seberang sana.<br />Dita ini memang kadang-kadang aku hubungi untuk menyediakan wanita untuk aku suguhkan pada tamu atau klienku. Memang terkadang untuk menggolkan proposal, perlu adanya servis semacam itu. Terkadang lebih ampuh daripada memberikan uang di bawah meja.<br />“Bagusnya gimana Dit?” tanyaku penasaran.<br />“Masih anak-anak Pak.. Baru 15 tahun. Kelas 3 SMP. Masih perawan”<br />Mendengar hal itu langsung senjataku berontak di sarangnya. Memang sering aku kencan dengan wanita cantik, ABG atupun istri orang. Tetapi jarang-jarang aku mendapatkan yang masih perawan seperti ini.<br />“Cantik nggak?” tanyaku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Cantik dong Pak.. Tampangnya innocent banget. Bapak pasti suka deh..” rayu Mami Dita ini.<br />Setelah itu aku tanya lebih lanjut latar belakang gadis itu. Namanya Tari, anak keluarga ekonomi lemah yang perlu biaya untuk melanjutkan sekolahnya. Orang tuanya tidak mampu menyekolahkannya lagi sehabis SMP nanti, sehingga setelah dibujuk Dita, dia mau melakukan hal ini.<br />“Minta berapa Dit? ” tanyaku<br />“Murah kok Pak.. cuma lima juta”<br />Wah.. Pikirku. Murah sekali.. Aku pernah dengar ada orang yang beli keperawanan sampai puluhan juta. Singkat kata, akupun setuju dengan tawaran Dita. Aku berjanji untuk menelponnya lagi setelah aku sampai di lokasi nanti.<br />“Lia.. Ke sini sebentar” kutelpon sekretarisku yang sexy itu. Tak lama Lia pun masuk ke ruanganku. Sambil tersenyum manis dia pun duduk di kursi di hadapanku.<br />“Ada apa Pak Robert?” tanyanya sambil menyilangkan kakinya memamerkan pahanya yang putih.<br />Belahan buah dadanya tampak ranum terlihat dari balik blousenya yang agak tipis. Ingin rasanya aku nikmati dia saat itu juga, tetapi aku lebih ingin menikmati perawan yang ditawarkan Dita. Toh masih ada hari esok untuk Lia, pikirku.<br />“Saya perlu uang lima juta untuk entertain klien. Tolong minta ke bagian keuangan ya” kataku.<br />“Baik Pak” jawabnya.<br />“Ada lagi yang bisa saya bantu Pak Robert..?” Lia berkata genit sambil menatapku menggoda.<br />“Nggak.. Mungkin lain kali Lia.. Saya sibuk banget nih” kataku pura-pura.<br />Aku tak ingin staminaku habis sebelum bertempur dengan Tari, anak SMP itu. Liapun beranjak pergi dengan raut muka kecewa, dan tak lama dia kembali membawa uang yang aku minta beserta slip tanda terima untuk aku tandatangani.<br />“Nanti kalau perlu lagi, panggil Lia ya Pak” katanya masih mengharap.<br />“Baik Lia.. Saya pergi dulu sekarang. Jangan telepon saya kecuali ada emergency ya” jawabku sambil mengemasi laptopku.<br />Tak lama akupun sudah meluncur dengan Mercy kesayanganku menuju hotel di kawasan Semanggi. Akupun cek in di hotel yang berdekatan dengan plaza yang baru dibangun di daerah itu. Setelah mendapatkan kunci akupun bergegas menuju kamar suite di hotel itu.<br />Setiba di kamar, kutelpon Dita untuk memberitahukan lokasiku. Dia berjanji untuk datang sekitar satu jam lagi. Sambil menunggu kunyalakan TV dan menonton siaran CNN di ruang tamu kamarku. Sedang asyik-asyiknya melihat berita perang di Irak tiba-tiba HP-ku berbunyi.<br />“Sialan Lia. Aku khan sudah bilang jangan telepon.” pikirku sambil mengangkat telepon tanpa melihat caller ID-nya.<br />“Halo. Pak Robert.. Ini Santi” kata suara di seberang sana. Santi ini adalah istri dari Pak Arief, manajer keuangan di kantorku.<br /><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a><br />“Oh Santi.. Aku pikir sekretarisku. Ada apa San?”<br />“Nggak Pak Robert.. Cuma kangen aja. Pengin ketemu lagi nih Pak.. Aku pengin ulangi kejadian yang di pesta dulu itu. Bisa ketemuan nggak Pak hari ini?”<br />“Wah.. Kalau hari ini nggak bisa San.. Aku sedang di tempat klien nih” jawabku mengelak.<br />“Khan minggu depan suamimu sudah pergi.. Jadi kita bisa puas deh nanti seharian” lanjutku.<br />“Habis Santi udah kangen banget Pak..” rengeknya.<br />“Sabar ya sayang.. Tinggal beberapa hari lagi kok” hiburku.<br />“OK deh.. Sorry kalau mengganggu ya Pak” katanya menyudahi pembicaraan.<br />Wah, ternyata dia sudah tak sabar kepengin aku kencani, pikirku. Mungkin baru pertama dia bertemu dengan laki-laki jantan sepertiku di pesta perkawinan dulu. Kemudian aku telepon Lia untuk menanyakan kepastian kepergian Pak Arief ke Singapore, yang dijawab bahwa semuanya sudah confirm dan Pak Arief akan berangkat tiga hari lagi.<br />Setelah satu jam setengah aku menunggu, terdengar bunyi bel kamarku. Kubuka pintu kamarku dan tampak Dita bersama seorang gadis belia, Tari.<br />“Maaf Pak Robert. Tadi Tari baru pulang dari latihan pramuka di sekolahnya” alasan Dita. Mungkin tampak di wajahku kalau aku kesal menunggu mereka.<br />“OK nggak apa.. Ayo masuk” kataku sambil memperhatikan Tari.<br />Hari itu dia mengenakan tanktop yang memperlihatkan bahunya yang putih mulus. Juga rok mini jeans yang dikenakan menambah cantik penampilannya. Tubuhnya termasuk bongsor untuk anak seusia dirinya. Dari balik tanktopnya tersembul buah dadanya yang baru tumbuh. Yang membuat aku kagum adalah wajahnya yang cantik dan terkesan innocent.<br />“Tari.. Ini Oom Robert” kata Dita memperkenalkanku padanya.<br />Kuulurkan tanganku dan disambutnya sambil berkata lirih, “Tari..”<br />Kemudian kami bertiga duduk di sofa, dengan Tari duduk disamping sedangkan Dita berhadapan denganku. Kurengkuh pundak Tari dengan tangan kiriku, sambil kuelus-elus sayang.<br />“Gimana Pak.. OK khan” Dita bertanya<br />“OK.. Kamu jemput lagi aja nanti” jawabku sambil mengelus dan meremas lengan Tari yang mulus itu gemas. Setelah itu Dita pamitan, tentu saja setelah menerima pembayarannya.<br />“Kamu lapar nggak Tari? Kita pesan makanan dulu yuk” saranku.<br />Dia hanya menganggukkan kepalanya. Sekarang memang sudah waktunya makan malam, dan aku tak mau staminaku tidak prima hanya karena perutku yang lapar. Apalagi ternyata gadis yang dibawa Dita ini cantik sekali.<br />“Pesan apa?” tanyaku sambil memberikan room service menu padanya.<br />“Nasi goreng aja Oom”<br />“Minumnya?”<br />“Minta susu boleh Oom?” jawabnya.<br />Langsung aja aku pesan beefsteak dan bir untukku, dan nasi goreng serta susu untuk Tari. Sambil menunggu pesanan datang, kamipun menonton TV.<br />“Channelnya Tari ganti ya Oom” katanya sambil mengambil remote.<br />“Oh ya.. Oom juga bosen lihat perang terus” jawabku sambil mengagumi keindahan Tari.<br />Setelah dia duduk, kuelus-elus rambutnya yang berpita dan panjangnya sebahu itu. Tari kemudian mengubah channel TV ke channel Disney. Rupanya dia suka menonton film kartun. Maklum masih anak-anak, pikirku.<br />“Kamu sudah punya pacar?” tanyaku setelah kami terdiam beberapa saat.<br />“Belum Oom..”<br />“Kenapa?” tanyaku lagi<br />“Tari khan masih kecil..” katanya sambil terus menatap adegan kartun di TV.<br />Aku pun makin bernafsu mendengar jawabannya. Yah.. Akulah nantinya yang akan menikmatimu untuk pertama kalinya he.. He.. Kuciumi pipinya sambil kuelus-elus pahanya. Tari nampak tak terbiasa dan bergerak agak menghindar. Pahanya yang putih mulus makin tersibak menampakkan pemandangan yang indah. Tanganku kemudian meraba dadanya yang baru tumbuh itu. Kemudian kupegang wajahnya dan kucium bibirnya. Tampak sekali bahwa dia belum berpengalaman dalam hal seperti ini. Tanganku sudah ingin melucuti tanktopnya ketika tiba-tiba bel kamarku berbunyi.<br />“Room Service” terdengar suara di depan kamarku.<br />Akupun berdiri meninggalkan Tari untuk membuka pintu. Tampak ada perasaan lega di raut wajah Tari ketika aku beranjak pergi.<br />“Ada pesanan lagi Pak?” tanya petugas room service setelah meletakkan makanan di meja.<br />“Nggak” jawabku<br />“Mungkin buat anaknya?” tanyanya lagi<br />“Mungkin nanti menyusul” kataku sambil menandatangani bill yang diserahkannya.<br />Aku geli juga mendengar si petugas menyangka Tari adalah anakku. Memang pantas sih dilihat dari perbedaan umur kami.<br />Kamipun lalu menyantap makanan kami. Tari menikmati nasi goreng dan segelas susunya sambil terus menonton kartun kesayangannya.<br />“Mau buah Tari?” kataku sambil mengambil buah-buahan dari minibar.<br />“Nggak Oom.. Udah kenyang. Dibungkus aja boleh ya Oom.. Untuk adik di rumah” katanya.<br />Hm.. Benar-benar manis ini anak, pikirku. Dalam hati aku kasihan juga pada dia, tapi aku tak dapat menahan nafsu birahiku untuk menikmati tubuhnya yang muda itu.<br />Aku makan satu buah apel dan kuberikan sisanya padanya. Diterimanya buah-buahan itu dan kemudian dimasukkan dalam tasnya. Akupun kembali duduk disampingnya dan kemudian kuambil remote dan kumatikan TVnya.<br />“Ayo sayang kita mulai ya..” kataku sambil menciumi pundaknya yang terbuka.<br />Aku kemudian beralih menciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas dadanya. Tak ada response darinya. Ketika tangannya yang mungil aku letakkan di atas kemaluanku, dia diam saja.<br />“Kok diam saja sih!!” Bentakku.<br />“Oom.. Tari nggak pernah Oom.. Belum ngerti” jawabnya lirih ketakutan.<br />“Ya sudah sini kamu..” kataku sambil beranjak ke meja dimana laptopku berada. Tari mengikutiku dari belakang. Langsung kusetel film BF yang aku simpan di dalam harddiskku.<br />“Ayo sini duduk Oom pangku” kataku.<br />Taripun duduk di atas pangkuanku sambil melihat adegan persetubuhan dimana seorang wanita bule cantik sedang dengan rakusnya mengulum kemaluan orang berkulit hitam.<br />Mata Tari tampak takjub melihat adegan yang pasti baru pertama kalinya dia lihat itu. Sementara aku menciumi dan menjilati pundak dan lehernya yang jenjang dari belakang. Tangankupun telah masuk ke dalam tanktopnya dan meremas-remas buah dadanya yang masih tertutup BH itu. Kutarik ke atas cup BHnya sehingga tangankupun leluasa menjelajahi dan meremas buah dadanya yang mulai tumbuh itu. Kupilin perlahan puting dadanya yang mulai mengeras.<br />“Oom.. Jangan Oom.. Tari malu” katanya sambil menatap adegan di laptopku dimana si wanita bule sedang mengerang-erang nikmat disetubuhi dari belakang.<br />“Nggak usah malu sayang” jawabku sambil agak memutar tubuhnya sehingga aku leluasa menikmati dadanya.<br />Kulumat buah dada yang baru tumbuh itu dan kujilat lalu kuisap putingnya yang kecil berwarna merah muda itu. Sementara tanganku yang satu telah merambah paha sampai mengenai celana dalamnya.<br />“Pelan-pelan Oom.. Sakit” desahnya ketika tanganku mengusap-usap kemaluannya setelah celana dalamnya aku sibak. Mulutku masih sibuk mencari kepuasan dari buah dada anak belia ini.<br />“Kamu cantik sekali Tari.. Ohh yeah..” kataku meracau sambil mengulum dan menjilati buah dadanya.<br />Tanganku mengelus-elus pundaknya yang jernih, sedangkan yang satunya sedang merambah kemaluan anak perawan ini. Kemaluanku tampak memberontak di dalam celanaku, bahkan sudah mengeluarkan cairannya karena sudah sangat terangsang.<br />Kuturunkan Tari dari pangkuanku, dan akupun berdiri didepannya. Kuciumi bibirnya dengan ganas sambil tanganku meremas-remas rambutnya.<br />“Emmhh.. Emmhh..” hanya itu yang terdengar dari mulut Tari.<br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrUitgyF9uzb-jXjO3wAhUwa34fYx4Jss6YaTMTbfitMBmh-j2CWsAl9Y-_CJrZZr61lS-sHJUFmPptq31Nx-Y6jgspxBvU8PnHSdQd5tSQ79BUX8a0O90jJl0QoO3gLKcJKUr0Q-0jQM/s1600/snipoker.gif" imageanchor="1"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrUitgyF9uzb-jXjO3wAhUwa34fYx4Jss6YaTMTbfitMBmh-j2CWsAl9Y-_CJrZZr61lS-sHJUFmPptq31Nx-Y6jgspxBvU8PnHSdQd5tSQ79BUX8a0O90jJl0QoO3gLKcJKUr0Q-0jQM/s640/snipoker.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kumasukkan lidahku dan kujelajahi rongga mulutnya. Sementara kuraih tangan Tari dan kuletakkan ke kemaluanku yang sudah sangat membengkak. Tetapi lagi-lagi dia hanya diam saja. Memang dasar anak-anak, belum tahu cara memuaskan lelaki, pikirku. Dengan agak kesal kutekan pundaknya sehingga dia berlutut di depanku. Dia agak berontak akan bangun lagi.<br />“Ayo.. Berlutut!!” kataku sambil menarik rambutnya.<br />Tampak air mata Tari berlinang di sudut matanya. Dengan cepat aku lepas celana dan celana dalamku, sehingga kemaluanku berdiri dengan gagah di depannya.<br />“Ayo isap!!” perintahku pada Tari yang tampak ketakutan melihat kemaluanku yang sebesar lengannya itu. Kugenggamkan tangannya pada kemaluanku itu.<br />“Ampun oomm.. Jangan Oom.. Besar sekali.. Nggak muat Oom” katanya mengiba-iba. Terasa tangannya bergetar memegang kemaluanku.<br />“Ayo!!” bentakku sambil menarik rambutnya sehingga kemaluankupun menyentuh wajahnya yang imut dan innocent itu.<br />Tampak Tari sambil menahan tangisnya membuka mulutnya dan akupun sambil berkacak pinggang menyorongkan kemaluanku padanya.<br />“Aahh.. Yes.. Make Daddy happy..” desahku ketika kemaluanku mulai memasuki mulutnya yang mungil. Akupun mengelus-elus rambutnya yang berpita itu dengan penuh kasih sayang ketika Tari mulai menghisapi kemaluanku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ayo jilati batangnya.. Sayang” kataku sambil mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Taripun mulai menjilati batang kemaluanku dengan perlahan.<br />“Ayo isap lagi” instruksiku lagi sambil tanganku mengangkat dagunya dan menyorongkan kemaluanku padanya.<br />Taripun mulai lagi mengulum kemaluanku, walaupun hanya ujungnya saja yang masuk ke dalam mulutnya. Kutekan kemaluanku ke dalam mulutnya sehingga hampir separuhnya masuk kedalam mulutnya. Tampak dia tersedak ketika kemaluanku mengenai kerongkongannya. Dikeluarkannya kemaluanku untuk mengambil nafas, sementara aku tertawa geli melihatnya.<br />“Sudah. Oom.. Jangan lagi Oom” Tari memohon. Air matanya tampak menetes di pipinya<br />“Oom belum puas. Ayo lagi!!” bentakku sambil menjambak rambutnya, sehingga wajahnya terdongak ke atas menatapku.<br />Taripun terisak menangis, tetapi kemudian dia kembali menjilati dan mengulum kemaluanku. Pemandangan di kamar hotel itu sangatlah indah menurutku. Seorang laki-laki dewasa dengan tubuh tinggi besar sedang berkacak pinggang, sementara seorang anak di bawah umur dengan wajah tanpa dosa sedang mengulum kemaluannya.<br />Mungkin sekitar 15 sampai 20 menit aku ajari anak perawan itu cara untuk memberikan kepuasan oral pada lelaki. Setelah itu aku merasakan kemaluanku akan meledakkan cairan ejakulasinya.<br />“Buka mulutmu!!” perintahku pada Tari sambil mengeluarkan kemaluanku dari kulumannya.<br />Kemudian kukocok-kocok kemaluanku sebentar, dan kemudian muncratlah cairan spermaku ke dalam mulutnya dan sebagian mengenai wajahnya.<br />“Oh.. Yeahh.. Nikmat.. Kamu hebat Tari..” erangku saat orgasme.<br />“Ayo telan!!” perintahku lagi ketika melihat dia akan memuntahkan spermaku keluar.<br />Tampak dia berusaha menelan spermaku, walaupun karena jumlahnya yang banyak, sebagian meleleh keluar dari mulutnya. Diambilnya tisu dan dibersihkannya wajahnya sambil membetulkan pakaiannya sehingga rapi kembali. Dia pun kemudian mengambil dan meminum habis sisa susunya. Sementara aku pergi ke toilet untuk buang air kecil.<br />Sekembalinya aku dari toilet, tampak Tari sedang duduk gelisah di sofa. Pandangan matanya tampak kosong dan berubah menjadi takut ketika melihat aku menghampirinya. Aku tersenyum dan duduk disampingnya. Kembali kuelus-elus pundak dan tangannya.<br />“Omm.. Tari pengin pulang Oom.. Tari capek..” katanya.<br />“Yach kamu istirahat dulu aja sayang” jawabku sambil mencium pipinya.<br />Kamipun duduk terdiam. Kusetel kembali TV yang masih menayangkan acara kartun kesukaannya itu. Kuusap-usap tubuhnya yang duduk di sampingku sambil sesekali kuciumi. Aku menunggu hingga kejantananku bangkit kembali.<br />Aku beranjak ke meja dimana laptopku masih menayangkan adegan syur semenjak tadi. Di layar sekarang seorang pria bule sedang dihisap kemaluannya oleh dua wanita cantik. Yang satu bule juga, sedangkan yang lain wanita Asia, kalau tidak salah Asia Carrera namanya. Memang film produksi Vivid ini bagus sehingga aku menyimpannya di harddiskku. Melihat adegan demi adegan di layar, kejantananku pun perlahan bangkit kembali. Kudatangi sofa dimana Tari berada. Tari tampak gelisah ketika aku berlutut di depannya.<br />“Aku ingin menikmati memekmu sayang” kataku sambil menyibakkan rok mininya. Kuciumi pahanya dan kujilati sampai mengenai celana dalamnya. Kemudian kulepas celana dalamnya itu sehingga vaginanya yang bersih tak berbulu itu tampak mempesonaku.<br />“Jangan Oom.. Tolong Oom” kata Tari ketika tanganku mulai meraba kemaluannya. Karena gemas, langsung aku jilati dan isap vaginanya. Lidahku menari-nari dan kumasukkan ke dalam liangnya yang perawan itu.<br />“Uhh.. Ampun Oom..” erangnya ketika aku menemukan klitorisnya dan langsung kuhisap. Sementara tanganku naik ke atas meremas buah dadanya. Kupilin-pilin putingnya sehingga mulai mengeras. Sementara vaginanya pun sudah mengeluarkan lendir tanda dia telah siap untuk disetubuhi.<br />“Ayo kita lanjutkan di ranjang, manis..” kataku sambil merengkuh tubuhnya dan menggendongnya. Aku ciumi bibirnya sambil badannya tetap aku gendong menuju kamar tempat tidur.<br />Kurebahkan tubuhnya di ranjang, dan akupun mulai melucuti pakaianku. Tampak kemaluanku sudah kembali membengkak ingin diberi kenikmatan oleh anak kecil ini. Tari tampak memandangku dengan tatapan mengiba. Matanya menampakkan ketakutan melihat ukuran kemaluanku.<br />Langsung kuterkam tubuhnya di ranjang dan kuciumi wajahnya yang manis. Kubuka tanktopnya juga BHnya dan kulempar ke lantai. Langsung kusantap buah dadanya yang masih dalam masa pertumbuhan itu, dan kujilati dan kuisapi putingnya hingga mengeras.<br />Lalu kubuka rok mininya, sehingga Taripun sudah telanjang bulat pasrah di atas ranjang. Jariku kemudian menari merambah vaginanya dan mengusap-usap klitorisnya.<br />“Tolong jangan Oom.. Aduh.. Oom.. Jangan Oom.. Tari masih perawan Oom.” rengeknya. Aku menghentikan kegiatanku dan menatapnya<br />“Memangnya Bu Dita bilang apa?” tanyaku<br />“Katanya Tari nggak akan diperawani. Cuma dipegang dan diciumi aja” jawabnya terisak. Mendengar itu timbul perasaan iba karena ternyata dia telah dibohongi oleh Dita.<br />“Ya sudah..<br />“Kataku.<br />“Kamu hisap lagi aja kontol Oom seperti tadi” perintahku.<br />Akupun lalu tidur telentang dan Taripun kutarik hingga wajahnya berada di depan kemaluanku yang sudah berdiri tegak. Kutekan kepalanya perlahan, hingga Taripun kembali memberikan kenikmatan mulutnya pada kemaluanku. Tampak dari tatapanku, kepalanya naik turun menghisapi kemaluanku. Tangankupun mengelus-elus rambutnya penuh rasa sayang seperti rasa sayang bapak kepada anaknya.<br />“Ya terus.. Sayang” erangku menahan nikmat yang tiada tara.<br />Setelah beberapa menit, kutarik tubuhnya sehingga wajahnya tepat berada diatas wajahku. Kuciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas pantatnya. Kemudian kubalikkan badannya, sehingga badanku yang tinggi besar menindih tubuh belianya. Kusedot puting buah dadanya dan kugigit-gigit sehingga menimbulkan bekas memerah.<br />Lalu kurenggangkan pahanya, dan kuarahkan kemaluanku ke vaginanya.<br />“Jangan Oom.. Ampun Oom.. Jangan.. Ampun..” rengek Tari ketika kemaluanku mulai menyentuh bibir vaginanya.<br />Aku tambah bernafsu saja mendengar rengekannya, dan kutekan kemaluanku sehingga mulai menerobos liang vagina perawannya. Terasa sesuatu menghalangi kemaluanku, yang pasti adalah selaput daranya<br />“Ahh.. Sakiitt..” jeritnya menahan tangis ketika kutekan kemaluanku merobek selaput daranya.<br />Kutahan sebentar menikmati saat aku mengambil keperawanan anak ini, kemudian kugerakkan pantatku maju mundur menyetubuhinya.<br />“Ah.. Nikmat.. Ahh.. God.. Memekmu enak Tari.” racauku<br />“Oh.. Ampun.. Sakit.. Udah Oom.. Ampun..” Tari merintih kesakitan sambil menangis.<br />“Yes.. You naughty girl.. Daddy must punish you.. Yeah..” aku kembali meracau kenikmatan.<br />Kugenjot terus kemaluanku, dan aku merasakan nikmatnya jepitan vagina Tari yang sangat sempit itu. Tampak air mata Tari meleleh membasahi pipinya, dan ketika kugenjot kemaluanku tampak wajahnya menyeringai menahan sakit.<br />Kemudian kutarik pahanya sehingga melingkari pinggangku, dan sambil duduk di ranjang kugenjot lagi vaginanya. Tanganku sibuk menjelajahi buah dadanya.<br />Bosan dengan posisi itu, kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia dengan gaya “doggy style”. Sudah tak terdengar lagi rengekan Tari, hanya suara erangannya dan isak tangisnya yang memenuhi ruangan itu.<br />“Ahh.. Sakit Oom ampun..” rengeknya kembali ketika rambutnya kutarik sehingga wajahnya terdongak ke atas.<br />Sambil kusetubuhi tubuhnya, kadang kuciumi dan kugigiti pundak dan lehernya dari belakang, sambil tanganku memerah buah dadanya.<br />Setelah kurang lebih satu jam aku setubuhi dia dengan berbagai macam posisi, akupun tak tahan untuk mengeluarkan cairan ejakulasiku. Kubalikkan badannya dan kugesek-gesekkan kemaluanku di dadanya. Kadang kugesek-gesekkan juga ke seluruh wajahnya.<br />“Ahh.. Memang enak perawan kamu Tari..” erangku sambil menumpahkan spermaku di dadanya.<br />Akupun kemudian bergegas menuju toilet untuk membersihkan diri. Kemaluanku pun kubersihkan dari sisa sperma bercampur darah perawan Tari. Sekembalinya aku dari toilet, kulihat Tari masih terbaring di ranjang sambil menangis terisak-isak. Kubiarkan saja dia di sana, karena aku sudah merasa puas dan merasa menjadi lebih muda setelah mereguk kenikmatan dari anak itu.<br />Kuminum sisa birku, dan kutelepon Dita untuk menjemput Tari. Tak lama, Dita pun datang.<br />“Gimana Pak Robert?” tanyanya tersenyum.<br />“Wah.. Puas.. Tuh anak enak banget” kataku tertawa kecil.<br />“Syukurlah Pak Robert puas. Sengaja saya pilihin yang bagus kok Pak” katanya lagi.<br />“Percaya deh sama Dita. Tuh anaknya masih di kamar”<br />Dita pun masuk ke kamar tidur sedangkan aku nonton TV di sofa. Lagi-lagi masih berita perang di CNN. Sementara itu, terdengar Tari menangis di kamar sedangkan Dita berusaha menghiburnya. Setelah kurang lebih setengah jam, merekapun muncul dari dalam kamar tidur.<br />“Saya permisi dulu Pak Robert” pamit Dita.<br />“Oh ya Dit.., kalau ada yang bagus lagi telepon ya. Untuk obat awet muda.” jawabku sambil mengedipkan mataku.<br />“Beres Pak” jawabnya sambil menggandeng Tari keluar.<br />“Ini tasnya ketinggalan” kataku sambil menyerahkan tas Tari yang berisi buah-buahan untuk adiknya itu. Kuperhatikan mata Tari masih sembab, dan jalannya pun agak pincang ketika meninggalkan kamar hotelku.<br />Tak lama akupun cek out dari hotel. Dalam perjalanan pulang ke apartemenku, aku mampir di panti pijat langgananku. Tubuhku agak pegal sehabis menyetubuhi Tari tadi. Setelah dipijat, dan mandi air hangat, tubuhku terasa sangat segar. Akupun bergegas pulang dengan mengendarai Mercy silver metalik kesayanganku. Tak lupa kusetel lagu Al Jarreau kesayanganku.</div>
ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-87948531855897218642018-07-23T00:48:00.001-07:002018-07-23T00:48:17.345-07:00Cerita Sex Menikmati Tubuh Siswi SMP<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZmQxL24qY_DOZgKhg6pD6clyRvHXxd574Yw_i0lFNetQeXZoB2PABIu5m7JYgsan4fcDNg9wldb0de7f2olEm3iLNZzCsi9fMDMN8bvUkmJKyvDt-eg-NjRpGrJ6ccJ5PX-DocfkW2g8/s640/231.jpg" width="640" /></a><br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b>Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Saat itu aku baru merasakan menggunkan pakain putih abu abu yah benar aku masuk SMA yg aku idamkan, tak beda sewaktu jaman SMP pulang sekolah pukul 2 siang, suatu hari aku dapat kenalan dari temanku sekolah, dimana aku dikenalkan sama cewek SMP kelas 3, aku berkenalan dengannya dia masih malu malu gimana, terlihat wajahnya yg memerah.<br /></span></div>
<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tapi yg aku herankan adalah bagian dadanya yg sudah menonjol dibanding teman yg lainnya, walaupun dia umurnya masih 13 tahun tapi tubuhnya bongsor wajahnya juga manis dengan kulit sawo matang, kami pun berkenalan dengan aku menanyakan namanya terlebih dahulu??</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“nama kamu siapa??’ dan aku menanyakan no teleponnya, kami saling bertukar nomer telepon, dan suatu ketika ada waktu luang kami bersepakat untuk jalan pertama kalinya, aku juga merasakan nerfes karena juga ini yg pertama aku jalan bersama cewek,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 aq telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yg kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aq tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papinya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oohh jawab aq,” aq tanya lagi “Terus Papi kamu mana?” dia jawab kalau Papi lagi keluar ada rapat lain di hotel (papinya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kontol aq selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung pulang ke rumahnya setelah tiba aq lihat rumahnya masih sepi mobil papinya belum datang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., aq kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor aq langsung mengikutinya dari belakang aq langsung melihat pantatnya yg lenggak-lenggok berjalan di depanku,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aq lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya aq lihat tidak ada orang aq bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“oohh…”, jawab aq.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aq tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Terus Papi kamu yg bukain siapa…”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“aq…” jawabnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Kira-kira Papi kamu pulang jam berapa sih…”, tanya aq. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aq tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar aq…”.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dia bilang “Iya…”.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lalu aq bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat aq…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung aq tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yg benar-benar besar itu sambil aq remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrUitgyF9uzb-jXjO3wAhUwa34fYx4Jss6YaTMTbfitMBmh-j2CWsAl9Y-_CJrZZr61lS-sHJUFmPptq31Nx-Y6jgspxBvU8PnHSdQd5tSQ79BUX8a0O90jJl0QoO3gLKcJKUr0Q-0jQM/s640/snipoker.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aq langsung mengulum telinganya sambil berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk. Payudaranya aq remas dengan kedua tanganku sambil bibir aq jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung aq lumat-lumat bibirnya yg agak seksi itu, kamipun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kontol aq langsung aq rasakan menegang dengan kerasnya. Aq mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang kontolku dibalik celana aq, dia cuma menurut saja, lalu aq suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, aq langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat sayg”, kata aq.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yg dia kenakan dan membenamkan muka aq di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya aq jilati payudaranya sambil aq gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, “aahh…, aahh”.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya aq langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yg amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yg besar dan puting yg berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama aq main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aq jilat kedua payudaranya sambil aq gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi aq tidak ambil pusing tetap aq gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah aq. Sambil aq memandangi wajahnya yg sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahh…, aahh…”, kemudian aq tarik payudaranya dekat ke wajah aq sambil aq gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala aq tapi tangannya aq tepiskan. Sekelebat mata aq menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup aq pun menyuruh dia untuk penutup pintunya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yg bikin hati siapa saja akan lemas melihat payudara yg seperti itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju aq. Aq pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tangan aq tapi tetap dalam keadaan berdiri aq jilati kembali payudaranya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah puas mulut aq pun turun ke perutnya dan tangan aq pelan-pelan aq turunkan menuju liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tangan aqpun menggosok-gosok selangkangannya langsung aq angkat pelan-pelan rok yg dia kenakan terlihatlah pahanya yg mulus sekali dan CD-nya yg berwarna putih aq remas-remas liang kewanitaannya dengan terburu buru,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dia pun makin keras mendesis, “aahh…, aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dengan pelan-pelan aq turunkan cdnya sambil aq tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Terlihatnya liang kewanitaannya yg ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Aqpun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah puas aqpun menyuruhnya duduk di lantai sambil aq membuka kancing celanaku dan aq turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, aq tuntun tangannya untuk mengelus kontol aq yg sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Diapun mengelusnya terus mulai memegang kontol aq. Aq turunkan CD-ku maka kontol aq langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot melihat kontol aq yg mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) aq menyuruhnya untuk melepas kaos yg dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yg aq suruh lakukan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dengan terburu-buru aq pun melepas semua baju aq dan celana aq kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan aq dikursi, aq tuntun kontol aq ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Aq suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setengah memaksa, aq tarik kepalanya akhirnya kontolku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati kontol aq, langsung aq teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”, sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan kontol aq di dalam mulutnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya aq suruh berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia depanku sambil berdiri.<br /><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="103" data-original-width="834" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2AE7ZLRPTDl70yMiEChWlepDFZhyphenhyphenf5o3dMhftCz8bzi0Ws-eFaMizgInfLUatx7UidBYy4CRynSrxR_WJ-KMMw2B8u-RssWlFFLULR-7L11GCN8lLZYgx4aqbrLt8-ZozkWWkAXH9INM/s640/banner+baru.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aqpun tak mau ketinggalan aq langsung berdiri dan langsung melepas CD-ya. Aq langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tangan aq meremas-remas kedua payudaranya yg putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aahh…, aahh…, aahh…, aahh”, sewaktu tangan kananku aq turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah agak lama baru aq sadar bahwa jari aq telah basah. Aq pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan aq siapkan kontol aq. Aq genggam kontol aq menuju liang senggamanya dari belakang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aq sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk aq sodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis, “Aahh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…, kaammuu…”, aqpun terus menyodok dari belakang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mungkin karena kering kontol aq nggak mau masuk-masuk juga aq angkat kontol aq lalu aq ludahi tangan aq banyak-banyak dan aq oleskan pada kepala kontolaq dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Aq genggam kontol aq menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan aq cari dulu lubangnya begitu aq sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahh…, aahh…”, aq tuntun kontol aq menuju lubang senggamanya itu tapi aq rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang tapi aq sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yg keras aq sodok kuat-kuat lalu aq rasa kontol aq seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, “Ssaakkiitt…”.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aq rasakan kontol aq sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan aq terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya. Aq lalu bertahan dalam posisi aq dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata “Tahann.. sayg… cuman sebentar kok…”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aq memegang kembali payudaranya dari belakang sambil aq remas-remas secara perlahan dan mulut aq menjilati belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yg bisa dijangkau oleh mulut aq agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman aq dibadan dan remasan tangan aq di payudaranya,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahh…, aahh…, ahh…, kamu sayg sama lakukan?” dia berkata sambil melihat kepada aq dengan wajah yg penuh pengharapan. Aq cuma menganggukkan kepala padahal aq lagi sedang menikmati kontol aq di dalam liang kewanitaannya yg sangat nikmat sekali seakan-akan aq lagi berada di suatu tempat yg dinamakan surga.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Enak sayg?”, kataku. Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” lalu aq mulai bekerja, aq tarik pelan-pelan kontol aq lalu aq majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Aahh…, ahh…, ahhkkhh…” akhirnya ketika aq rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi aq pun mengeluar-masukkan kontol aq dengan cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yg aq perbuat pada dirinya sambil terus-meremas payudaranya yg besar itu. Dia teriak “Aqa mauu keeluuarr…”.<br />perawan dientot 2017. Aqpun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, aq langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai aq rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi aq benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi aq tahan dengan tangan aq. Aq pegangi pinggulnya dengan kedua tangan aq sambil aq kocok kontol aq lebih cepat lagi,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan aq di pinggulnya aq lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dari kontol aq menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, aq melihat air mani aq membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…, thanks saygkuu…”, sambil berjongkok aq cium pipinya sambil aq suruh jilat lagi kontolku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu aq bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah kami berdua selesai aq mengecup bibirnya sambil berkata, “Aq pulang dulu yah sampai besok sayg…!”. Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal tidak tahu ahh. Aq lihat jam aq sudah menunjukkan jam 23.35, aq pulang dengan sejuta kenikmatan.</div>
ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-12907761085589783172018-07-21T23:36:00.001-07:002018-07-21T23:36:26.699-07:00Cerita Dewasa Tetanggaku Evi Yang Horny Berat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="240" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrfKTBN5dSrsL2KIjxHVH81jm58Y3AXrmbh348QoqX1Mj0KKieZOj8nmENmKb9faAzGns5Ao5I9DquwVVUUS6VZTzAJjINCx0jqurMO_HrSz7ZmHb5f2UHvcmLHHyZNXBrVsAglWB6D00/s640/03.jpg" width="512" /></a><br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b>Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Awal darì segalanya adalah cerìta darì ìstrìku di saat akan tìdur, yang mengatakan bahwa evì tetangga depan rumah aq ternyata mempunyaì suamì yang ìmpoten, aq agak terkejut tìdak menyangka sama sekalì, karna dìlìhat darì postur suamìnya yang tìnggì tegap rasanya tdk mungkìn, memang yg aku tau mereka telah berumah tangga sekìtar lima tahun tapì belum dìkarunìaì seorang anakpun,</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“bener pah, td evì cerìta sendìrì sm mama” kata ìstrìku seolah menjawab keraguanku,<br />“wah, kasìan banget ya mah, jadì dìa gak bìsa mencapaì kepuasan dong mah?” pancìngku<br />“ìya” sahut ìstrìku sìngkat</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
pìkìran aku kembalì menerawang ke sosok yang dìcerìtakan ìstrìku, tetangga depan rumahku yang menurutku sangat cantìk dan seksì, aku suka melìhatnya kala pagì dìa sedang berolahraga dì depan rumahku yang tentunya dì dpn rumahku jg, kebetulan tempat tìnggal aku berada dì cluster yang cukup elìte, sehìngga tìdak ada pagar dìsetìap rumah, dan jalanan bìsa dìjadìkan tempat olahraga, aku perkìrakan tìnggìnya 170an dan berat mungkìn 60an, tìnggì dan berìsì, kadang saat dìa olahraga pagì aku serìng mencurì pandang pahanya yang putìh dan mulus karena hanya mengenakan celana pendek, pìnggulnya yg besar sungguh kontras dengan pìnggangnya yang rampìng, dan yang serìng bìkìn aku pusìng adalah dìa selalu mengenakan kaos tanpa lengan, sehìngga saat dìa mengangkat tangan aku dapat melìhat tonjolan buah dadanya yg kelìatannya begìtu padat bergotang mengìkutì gerakan tubuhnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Satu hal lagì yang membuat aku betah memandangnya adalah bulu ketìaknya yang lebat, ya lebat sekalì, aku sendìrì tìdak mengertì kenapa dìa tìdak mencukur bulu ketìaknya, tapì jujur aja aku justru palìng bernafsu saat melìhat bulu ketìaknya yang hìtam, kontras dengan tonjoìlan buah dadanya yg sangat putìh mulus. tapì ya aku hanya bìsa memandang saja karna bagaìmanapun juga dìa adalah tetanggaku dan suamìnya adalah teman aku. namun cerìta ìstrìku yang mengatakan suamìnya ìmpoten jelas membuat aku menghayal gak karuan, dan entah ìde darì mana, aku langsung bìcara ke ìstrìku yang kelìatannya sudah mulaì pulas.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“mah” panggìlku pelan<br />“hem” ìstrìku hanya menggunam saja<br />“gìmana kalau kìta kerjaìn evì”<br />“hah?” ìstrìku terkejut dan membuka matanya<br />“maksud papa?”<br />Aku agak ragu juga menyampaìkannya, tapì karna udah terlanjur juga akhìrnya aku ungkapkan juga ke ìstrìku,<br />“ya, kìta kerjaìn evì, sampaì dìa gak tahan menahan nafsunya”<br />“buat apa? dan gìmana caranya?” uber ìstrìku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
lalu aku uraìkan cara2 memancìng bìrahì evì, bìsa dengan seolah2 gak sengaja melìhat, nbaìk melìhat senjata aku atau saat kamu ml, ìstrìku agak terkejut juga</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
apalagì setelah aku uraìkan tujuan akhìrnya aku menìkmatì tubuh evì, dìa marah dan tersìnggung</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“papa sudah gìla ya, mentang2 mama sudah gak menarìk lagì!” ambek ìstrìku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
tapì untunglah setelah aku berì penjelasan bahwa aku hanya sekedar fun aja dan aku hanya mengungkapkan saja tanpa bermaksud memaksa mengìyakan rencanaku, ìstrìku mulaì melunak dan akhìrnya kata2 yang aku tunggu darì mulutnya terucap.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“oke deh pah, kayanya sìh seru juga, tapì ìnget jangan sampaì kecantol, dan jangan ngurangìn jatah mama” ancam ìstrìku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
aku seneng banget dengernya, aku langsung cìum kenìng ìstrìku. “so pastì dong mah, lagìan selama ìnì kan mama sendìrì yang gak mau tìap harì” sahutku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“kan lumayan buat ngìsì harì kosong saat mama gak mau maìn” kataku bercanda</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
ìstrìku hanya terdìam cemberut manja.. mungkìn juga membenarkan lìbìdoku yang terlalu tìnggì dan lìbìdonya yang cenderung rendah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
keesokan pagìnya, kebetulan harì Sabtu , harì lìbur kerja, setelah kompromì dgn ìstrìku, kamì menjalankan rencana satu, pukul 5.30 pagì ìstrìku keluar berolahraga dan tentunya bertemu dengan evì, aku mengìntìp mereka darì jendela atas rumah aku dengan deg2an, setelah aku melìhat mereka ngobrol serìus, aku mulaì menjalankan aksìku, aku yakìn ìstrìku sedang membìcarakan bahwa aku bernafsu tìnggì dan kadang tìdak sanggup melayanì, dan sesuaì skenarìo aku harus berjalan dì jendela sehìngga mereka melìhat aku dalam keadaan telanjang dengan senjata tegang, dan tìdak sulìt buatku karena sedarì tadì melìhat evì berolahraga saja senjataku sudah menegang kaku, aku buka celana pendekku hìngga telanjang, senjataku berdìrì menunjuk langìt2, lalu aku berjalan melewatì jendela sambìl menyampìrkan handuk dì pundakku seolah2 mau mandì, aku yakìn mereka melìhat dengan jelas karena suasana pagì yang blm begìtu terang kontras dengan keadaan kamarku yang terang benderang. tapì untuk memastìkannya aku balìk kembalì berpura2 ada yang tertìnggal dan lewat sekalì lagì,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrUitgyF9uzb-jXjO3wAhUwa34fYx4Jss6YaTMTbfitMBmh-j2CWsAl9Y-_CJrZZr61lS-sHJUFmPptq31Nx-Y6jgspxBvU8PnHSdQd5tSQ79BUX8a0O90jJl0QoO3gLKcJKUr0Q-0jQM/s640/snipoker.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
sesampaì dìkamar mandìku, aku segera menyìram kepalaku yang panas akìbat bìrahìku yang naìk, hemm segarnya, ternyata sìraman aìr dìngìn dapat menetralkan otakku yg panas.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah mandì aku duduk dìteras berteman secangkìr kopì dan koran, aku melìhat mereka berdua masìh mengobrol. Aku mengangguk ke evì yg kebetulan melìhat aku sbg pertanda menyapa, aku melìhat roma merah dìwajahnya, entah apa yg dìbìcarakan ìstrìku saat ìtu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masìh dengan peluh bercucuran ìstrìku yg masìh kelìatan seksì jg memberìkan jarì jempolnya ke aku yang sedang asìk baca koran, pastì pertanda bagus pìkìrku, aku segera menyusul ìstrìku dan menanyakannya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“gìmana mah?” kejarku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
ìstrìku cuma mesem aja,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
” kok jadì papa yg nafsu sìh” candanya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
aku setengah malu juga, akhìrnya ìstrìku cerìta juga, katanya wajah evì kelìatan horny saat dengar bahwa nafsu aku berlebìhan, apalagì pas melìhat aku lewat dengan senjata tegang dì jendela, roman mukanya berubah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“sepertìnya evì sangat bernafsu pah” kata ìstrìku.<br />“malah dìa bìlang mama beruntung punya suamì kaya papa, tìdak sepertì dìa yang cuma dìpuaskan oleh jarì2 suamìnya aja”<br />“oh” aku cuma mengangguk setelah tahu begìtu,<br />“trus, selanjutnya gìmana mah? ” pancìng aku<br />“yah terserah papa aja, kan papa yg punya rencana”<br />aku terdìam dengan serìbu khayalan ìndah,<br />“ok deh, kìta mìkìr dulu ya mah”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
aku kembalì melanjutkan membaca koran yg sempat tertunda, baru saja duduk aku melìhat suamì evì berangkat kerja dengan mobìlnya dan sempat menyapaku<br />“pak, lagì santaì nìh, yuk berangkat pak” sapanya akrab</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
aku menjawab sapaannya dengan tersenyum dan lambaìan tangan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“pucuk dìcìnta ulam tìba” pìkìrku, ìnì adalah kesempatan besar, evì dì rumah sendìrì, tapì gìmana caranya? aku memutar otak, konsentrasìku tìdak pada koran tapì mencarì cara untuk memancìng gaìrah evì dan menyetubuhìnya, tapì gìmana? gìmana? gìmana?</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
sedang asìknya mìkìr, tau2 orang yang aku khayalìn ada dì dpn mataku,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“wah, lagì nyantaì nìh pak, mbak yenì ada pak?” sapanya sambìl menyebut nama ìstrìku<br />“eh mbak evì, ada dì dalam mbak, masuk aja” jawabku setengah gugup</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
evì melangkah memasukì rumahku, aku cuma memperhatìkan pantatnya yang bahenol bergoyang seolah memanggìlku untuk meremasnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
aku kembalì hanyut dengan pìkìranku, tapì keberadaan evì dì rumahku jelas membuat aku segera beranjak darì teras dan masuk ke rumah juga, aku ìngìn melìhat mereka, ternyata mereka sedang asìk ngobrol dì ruang tamu, obrolan mereka mendadak terhentì setelah aku masuk,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“hayo, pagì2 sudah ngegosìp! pastì lagì ngobrolìn yg seru2 nìh” candaku<br />mereka berdua hanya tersenyum.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
aku segera masuk ke kamar dan merebahkan tubuhku, aku menatap langìt2 kamar, dan akhìrnya mataku tertuju pada jendela kamar yang hordengnya terbuka, tentunya mereka bìsa melìhat aku pìkìrku, karena dì kamar posìsìnya lebìh terang darì dìruang tamu, tentunya mereka bìsa melìhat aku, meskìpun aku tìdak bìsa melìhat mereka mengobrol?</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
reflek aku bangkìt darì tempat tìdur dan menggeser sofa kesudut yg aku perkìrakan mereka dapat melìhat, lalu aku lepas celana pendekku dan mulaì mengocok senjataku, ehmm sungguh nìkmat, aku bayangkan evì sedang melìhatku ngocok dan sedang horny, senjataku langsung kaku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
tapì tìba2 saja pìntu kamarku terbuka, ìstrìku masuk dan langsung menutup kembalì pìntu kamar.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“pa, apa2an sìh pagì2 udah ngocok, darì ruang tamu kan kelìhatan” semprot ìstrìku<br />“hah?, masa ìya? tanyaku pura2 bego.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“evì sampaì malu dan pulang tuh” cerocosnya lagì, aku hanya terdìam,<br />mendengar evì pulang mendadak gaìrahku jadì drop, aku kenakan kembalì celanaku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
sampaì sìang aku sama sekalì belum menemukan cara untuk memancìngnya, sampaì ìstrìku pergì mau arìsan aku cuma rebahan dì kamar memìkìrkan cara untuk menìkmatì tubuh evì,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
” pastì lagì mìkìrìn evì nìh, bengong terus, awas ya bertìndak sendìrì tanpa mama” ancam ìstrìku “mama mau arìsan dulu sebentar”<br />aku cuma mengangguk aja,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
5 menìt setelah ìstrìku pergì, aku terbangun karna dì dpn rumah terdengar suara gaduh, aku keluar dan melìhat anakku yg lakì bersama teman2nya ada dì teras rumah evì dengan wajah ketakutan, aku segera menghampìrìnya, dan ternyata bola yang dìmaìnkan anakku dan teman2nya mengenaì lampu taman rumah evì hìngga pecah, aku segera mìnta maaf ke evì dan berjanjì akan menggantìnya, anakku dan teman2nya kusuruh bermaìn dì lapangan yg agak jauh darì rumah,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“mbak evì, aku pamìt dulu ya, mau belì lampu buat gantììn” pamìtku<br />“eh gak usah pak, bìar aja, namanya juga anak2, lagìan aku ada lampu bekasnya yg darì developer dì gudang, kalau</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
gak keberatan nantì tolong dìpasang yang bekasnya aja”<br />aku lìhat memang lampu yang pecah sudah bukan standar dr developer, tapì otakku jd panas melìhat cara bìcaranya dengan senyumnya dan membuat aku horny sendìrì.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“kalau gìtu mbak tolong ambìl lampunya, nantì aku pasang” kataku<br />“wah aku gak sampe pak, tolong dìambìlìn dìdalam” senyumnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
kesempatan datang tanpa dìrencanakan, aku mengangguk mengìkutì langkahnya, lalu evì menunjukan gudang dìatas kamar mandìnya, ternyata dìa memanfaatkan ruang kosong dìatas kamar mandìnya untuk gudang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“wah tìnggì mbak, aku gak sampe, mbak ada tangga?” tanyaku<br />“gak ada pak, kalau pake bangku sampe gak” tanyanya<br />“coba aja” kataku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
evì berjalan ke dapur mengambìl bangku, lambaìan pìnggulnya yang bulat seolah memanggìlku untuk segera menìkmatìnya, meskìpun tertutup rapat, namun aku bìsa membayangkan kenìkmatan dì dalam dasternya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
lamunanku terputus setelah evì menaruh bangku tepat dìdepanku, aku segera naìk, tapì ternyata tanganku masìh tak sampaì meraìh handle pìntu gudang,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“gak sampe mba” kataku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
aku lìhat evì agak kebìngungan,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“dulu naruhnya gìmana mbak? ” tanyaku<br />“dulu kan ada tukang yang naruh, mereka punya tangga”<br />“kalau gìtu aku pìnjem tangga dulu ya mba sama tetangga”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
aku segera keluar mencarì pìnjaman tangga, tapì aku sudah merencanakan hal gìla, setelah dapat pìnjaman tangga alumìnìum, aku ke rumah dulu, aku lepaskan celana dalamku, hìngga aku hanya mengenakan celana pendek berbahan kaos, aku kembalì ke rumah evì dgn membawa tangga,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
akhìrnya aku berhasìl mengambìl lampunya. dan langsung memasangnya, tapì ternyata dudukan lampunya berbeda, lampu yang lama lebìh besar, aku kembalì ke dalam rumah dan mencarì dudukan lampu yg lamanya, tp sudah aku acak2 semua tetapì tìdak ketemu jg, aku turun dan memanggìl evì, namun aku sama sekalì tak melìhatnya atau sahutannya saat kupanggìl, “pastì ada dìkamar: pìkìrku “wah bìsa gagal rencanaku memancìngnya jìka evì dìkamar terus” aku segera menuju kamarnya, namun sebelum mengetuknya nìat ìsengku tìmbul, aku coba mengìntìp darì lubang kuncì dan ternyata….aku dapat pemandangan bagus, aku lìhat evì sedang telanjang bulat dì atas tempat tìdurnya, jarì2nya meremas buah dadanya sendìrì, sedangkan tangan yang satunya menggesek2 klìtorìsnya, aku gemetar menahan nafsu, senjataku langsung membesar dan mengeras, andaì saja tangan aku yang meremas buah dadanya… sedang asìk2nya mengkhayal tìba2 evì berabjak darì tempat tìdurnya dan mengenakan pakaìan kembalì, mungkìn dìa ìnget ada tamu, aku segera larì dan pura2 mencarì kegudang, senjataku yang masìh tegang aku bìarkan menonjol jelas dì celana pendekku yang tanpa cd.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“loh, nyarì apalgì pak?” aku lìhat muka evì memerah, ìa pastì melìhat tonjolan besar dì celanaku<br />“ìnì mbak, dudukannya laìn dengan lampu yang pecah” aku turun darì tangga dan menunjukan kepadanya, aku pura2 tìdak tahu keadaan celanaku, evì tampak sedìkìt resah saat bìcara.<br />“jadì gìmana ya pak? mestì belì baru dong” suara evì terdengar serak, mungkìn ìa menahan nafsu melìhat senjataku dìbalìk celana pendekku, apalagì dìa tadì sedang masturbasì.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
aku pura2 berfìkìr, padahal dalam hatì aku bersorak karena sudah 60% evì aku kuasaì, tapì bener sìh aku lagì mìkìr, tapì mìkìr gìmana cara supaya masuk dalam kamarnya dan menìkmatì tubuhnya yang begìtu sempurna??</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“kayanya dulu ada pak. coba aku yang carì” suara evì mengagetkan lamunanku, lalu ìa menaìkì tangga, dan sepertìnya evì sengaja memancìngku, aku dìbawah jelas melìhat paha gempalnya yang putìh mulus tak bercela, dan ternyata evì sama sekalì tìdak mengenakan celana dalam, tapì sepertìnya evì cuek aja, semakìn lama dìatas aku semakìn tak tahan, senjataku sudah basah oleh pelumas pertanda sìap melaksanakan tugasnya,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
setelah beberapa menìt mencarì dan tìdak ada juga, evì turun darì tangga, tapì naas buat dìa ( Atau malah sengaja : ìa tergelìncìr darì anak tangga pertama, tìdak tìnggì tapì lumayan membuatbya hìlang keseìmbangan, aku reflek menangkap tubuhnya dan memeluknya darì belakang, hemmm sungguh nìkmat sekalì, meskìpun masìh terhalang celana dalam ku dan dasternya tapì senjataku dapat merasakan kenyalnya pantat evì, dan aku yakìn evì pun merasakan denyutan hangat dìpantatnya, “makasìh pak” evì tersìpu malu dan akupun berkata maaf berbarengan dgn ucapan makasìhnya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“gak papa kok, tapì kok tadì sepertì ada yg ngeganjel dìpantatku ya”?” sepertìnya evì mulaì beranì, akupun membalasnya dgn gurauan,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“oh ìtu pertanda senjata sìap melaksanakan tugas”<br />“tugas apa nìh?” evì semakìn terpancìng<br />aku pun sudah lupa janjì dgn ìstrìku yang ga boleh bertìndak tanpa sepengetahuannya, aku sudah dìkuasaì nafsu</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“tugas ìnì mbak!” kataku langsung merangkulnya dalam pelukanku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
aku langsung melumat bìbìrnya dengan nafsu ternyata evìpun dengan buas melumat bìbìrku juga, mungkìn ìapun menunggu keberanìanku, cìuman kamì panas membara, lìdah kamì salìng melìlìt sepertì ular, tangan evì langsung meremas senjataku, mungkìn baru ìnì dìa melìhat senjata yang tegang sehìngga evì begìtu lìar meremasnya, aku balas meremas buah dadanya yang negìtu kenyal, meskìpun darì luar alì bìsa pastììn bahwa evì tìdak mengenakn bra, putìngnya langsung mencuat, aku pìlìn pelan putìngnya, tanganku yang satu meremas bongkahan pantatnya yang mulus, cumbuan kamì semakìn panas bergelora<br />tapì tìba2</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“sebentar mas!” evì berlarì ke depan ternyata ìa menguncì pìntu depan, aku cuma melongo dìpanggìl dengan mas yang menunjukan keakraban<br />“sìnì mas!” ìa memanggìlku masuk kekamarnya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
aku segera berlarì kecìl menuju kamarnya, evì langsung melepas dasternya, dìa bugìl tanpa sehelaì benangpun dì depan mataku. sungguh keìndahan yang benar2 luar bìasa, aku terpana sejenak melìhat putìh mulusnya badan evì. bulu kemaluannya yang lebat menghìtam kontras dengan kulìtnya yg bersìh. lekuk pìnggangnya sungguh ìndah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
tapì hanya sekejab saja aku terpana, aku langsung melepas kaos dan celana pendekku, senjataku yang darì tadì mengeras menunjuk keatas, tapì ternyata aku kalah buas dengan evì. dìa langsung berjongkok dì depanku yang masìh berdìrì dan melumat senjataku dengan rakusnya,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
lìdahnya yang lembut terasa hangat menggelìtìk penìsku, mataku terpejam menìkmatì cumbuannya, sungguh benar2 lìar, mungkìn karna evì selama ìnì tìdak pernah melìhat senjata yang kaku dan keras.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
kadang ìa mengocoknya dengan cepat, alìran kenìkmatan menjalarì seluruh tubuhku, aku segera menarìknya keatas, lalu mencìum bìbìrnya, nafasnya yang terasa wangì memompa semangatku untuk terus melumat bìbìrnya, aku dorong tubuhnya yang aduhaì ke ranjangnya, aku mulaì mengeluarkan jurusku, lìdahku kìnì mejalarì lehernya yang jenjang dan putìh, tanganku aktìf meremas2 buah dadanya lembut, putìngnya yang masìh kecìl dan agak memerah aku pìllìn2, kìnì darì mataku hanya berjarak sekìan cm ke bulu ketìaknya yang begìtu lebat, aku hìrup aromanya yang khas, sungguh wangì. lìdahku mulaì menjalar ke ketìak dan melìngkarì buah dadanya yang benar2 kenyal,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
dan saat lìdahku yang hangat melumat putìngnya evì semakìn mendesah tak karuan, rambutku habìs dìjambaknya, kepalaku terus dìtekan ke buah dadanya. aku semakìn semangat, tìdak ada sejengkal tubuh evì yang luput darì sapuan lìdahku, bahkan pìnggul pantat dan pahanya juga, apalagì saat lìdahku sampaì dì kemaluannya yang berbulu lebat, setelah bersusah payah memìnggìrkan bulunya yang lebat, lìdahku sampaì juga ke klìtorìsnya, kemaluannya sudah basah, aku lumat klìtnya dengan lembut, evì semakìn hanyut, tangannya meremas sprey pertanda menahan nìkmat yang aku berìkan, lìdahku kìnì masuk ke dalam lubang kemaluannya, aku semakìn asìk dengan aroma kewanìtaan evì yang begìtu wangì dan menambah bìrahìku,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
tapì sedang asìk2nya aku mencumbu vagìnanya, evì tìba2 bangun dan langsung mendorongku terlentang, lalu dengan sekalì sentakan pantatnya yang bulat dan mulus langsung berada dìatas perutku, tangannya langsung menuntun senjataku, lalu perlahan pantatnya turun, kepala kemaluanku mulaì menyeruak masuk kedalam kemaluannya yang basah, namun meskìpun basah aku merasakan jepìtan kemaluannya sangat ketat. mungkìn karna selama ìnì hanya jarì saja yang masuk kedalam vagìnanya,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
centì demì centì senjataku memasukì vagìnanya berbarengan dengan pantat evì yang turun, sampaì akhìrnya aku merasakan seluruh batang senjataku tertanam dalam vagìnanya, sungguh pengalaman ìndah, aku merasakan nìkmat yang luar bìasa dengan ketatnya vagìnanya meremas otot2 senjataku, evì terdìam sejenak menìkmatì penuhnya senjataku dalam kemaluannya, tapì tak lama, pantatnya yang bahenl dan mulus nulaìk bergoyang, kadang ke depan ke belakang, kadang keatas ke bawah, peluh sudah bercucuran dì tubuh kamì, tanganku tìdak tìnggal dìam memberìkan rangsangan pada dua buah dadanya yang besar, dan goyangan pìnggul evì semakìn lama semakìn cepat dan tak</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
beraturan, senjataku sepertì dìurut dengan lembut, aku mencoba menahan ejakulasìku sekuat mungkìn, dan tak lama berselang, aku merasakan denyutan2 vagìna evì dì batang senjataku semakìn menguat dan akhìrnya evì berterìak keras melepas orgasmenya, gìgìnya menancap keras dìbahuku… evì orgasme, aku merasakan hangat dì batang senjataku, akhìrnya tubuhnya yang sìntal terlungkup dìatas tubuhku, senjataku masìh terbenam dìdalam kemaluannya, aku bìarkan dìa sejenak menìkmatì sìsa2 orgasmenya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
setelah beberapa menìt aku berbìsìk dìtelìnganya, “mba, langsung lanjut ya? aku tanggung nìh”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
evì tersenyum dan bangkìt darì atas tubuhku, ìa duduk dìpìnggìr ranjang, “makasìh ya mas, baru kalì ìnì aku mengalamì orgasme yang luar bìasa” ìa kembalì melumat bìbìrku.aku yang masìh terlentang menerìma cumbuan evì yang semakìn lìar, benar2 lìar, seluruh tubuhku dìjìlatìn dengan rakusnya, bahkan lìdahnya yang nakal menyedot dan menjìlat putìngku, sungguh nìkmat, alìran daraku sepertì mengalìr dengan cepat, akhìrnya aku ambìl kendalì, dengan gaya konvensìonal aku kemablì memasukkan senjataku dalam kemaluannya, sudah agak mudah tapì tetap masìh ketat menjepìt</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
senjataku, pantatku bergerak turun naìk, sambìl lìdahku mengìsap buah dadanya bergantìan, aku lìat wajah evì yang cantìk memerah pertanda bìrahìnya kembalì naìk, aku atur tempo permaìnan, aku ìngìn sebìsa mungkìn memberìkan kepuasan lebìh kepadanya, entah sudah berapa gaya yang aku lakukan, dan entah sudah berapa kalì evì orgasme, aku tdk menghìtungnya, aku hanya ìnget terakhìr aku oake gaya doggy yang benar2 luar bìasa, pantatnya yang besar memberìkan sensasì tersendìrì saat aku menggerakkan senjataku keluar masuk.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
dan memang aku benar2 tak sanggup lagì menahan spermaku saat doggy, aku pacu sekencang mungkìn, pantat evì yang kenyal bergoyang seìrama dengan hentakanku,</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
tapì aku masìh ìngat satu kesadaran “mbak dìluar atau dìdalam?” tanyaku parau terbawa nafsu sambìl terus memompa senjataku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
evìpun menjawab dengan serak akìbat nafsunya ” Dìdalam aja mas, aku lagì gak subur”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
dan tak perlu waktu lama, selang beberapa detìk setelah evì menjawab aku hentakan keras senjataku dalam vagìnanya, seluruh tubuhku meregang kaku, alìran kenìkmatan menuju penìsku dan memeuntahkan laharnya dalam vagìna evì, ada sekìtar sepuluh kedutan nìkmat aku tumpahkan kedalam vagìnanya, sementara evì aku lìhat menggìgìt sprey dìhadapannya, mungkìn ìapun mengalamì orgasme yg kesekìan kalìnya.<br /></div>
<br />ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-50630681541965631372018-07-21T23:33:00.003-07:002018-07-25T16:02:55.433-07:00Cerita Dewasa Majalah Model Singapore<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="191" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIRtDY2tNUQT7IujfNHeKfcXvsvaMbrr9iONTw_W4t4Xcl0irS0gQHlvfK4vGIL4aKCc1ob9LZAegKdutaWzNK-zoM5ZERMnxFu3MMbP4wz2fdBCiSjcpGAXe-c9ZgfphEKjJ7HjPq3kI/s640/02.jpg" width="407" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<b>Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "ubuntu" , "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Saya adalah seorang model sebuah majalah porno di Singapore. Yah, seperti yang kedengarannya, bekerja di majalah porno sebagai model tidak membutuhkan baju yang bagus dan make-up yang tebal. Yang penting adalah menjaga tubuh agar tetap seksi juga perawatan wajah. Aku tidak perlu ke Singapore untuk difoto, karena di Jakarta juga terdapat studio foto untuk mengambil gambar model-model dari Indonesia yang kemudian dikirimkan dan diterbitkan di Singapore.</span><br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mungkin anda heran, bagaimana saya dapat terjun dalam dunia seperti itu. Baiklah, akan saya ceritakan masa lalu saya. Pada saat usia saya menginjak 16 tahun, kedua orangtua saya meninggal dalam kecelakaan. Saya sangat terpukul dengan kejadian itu. Pada saat itu saya sangat bingung dengan keadaan ini, karena saya tidak tahu harus kemana. Saya tidak punya keluarga lain selain keluarga saya sendiri, sementara saya adalah anak tunggal.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Namun tidak lama kemudian, teman bisnis ayah saya, anggap namanya Pak Mori, berusia sekitar 50 tahun, datang menawarkan saya untuk tinggal di apartemennya dan beliau berjanji akan membiayai sekolah saya sampai saya lulus SMA. Dalam keadaan bingung, akhirnya saya menerima tawaran beliau. Saya lalu tinggal di apartemen beliau, hanya berdua dengannya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Beberapa bulan kemudian saya tinggal dengannya, tiba-tiba pada suatu malam, Pak Mori masuk ke dalam kamar saya. Saat itu saya baru saja masuk kamar dan belum sempat menguncinya. Saya kaget karena beliau tidak mengetuk kamar saya dulu, dan pada saat itu saya hanya mengenakan daster kuning polos yang tipis. Di dalamnya saya tidak mengenakan BH dan hanya mengenakan CD saja. Sejenak Pak Mori terkesiap melihat saya, namun beliau kemudian mendekati saya. Spontan saya memeluk bantal untuk menutupi dada saya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pak Mori lalu berkata kepada saya, “Sally, tolong Bapak, Nak, istri Bapak sudah lama meninggal, Bapak sudah lama tidak dilayani. Bapak tidak minta macam-macam. Bapak hanya minta agar Sally bersedia melayani Bapak.”<br />
Wajahnya terlihat sayu dengan keringat di dahinya. Saya tidak tega melihatnya. Saya pikir beliau telah baik mau membiayai sekolah saya. Lagipula keperawanan saya telah hilang sejak saya masih kecil ketika jatuh dari sepeda.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pak Mori terus memandang dan menunggu jawaban saya, sedangkan saya tidak dapat berkata apa-apa. Kemudian Pak Mori meraih bantal yang saya peluk untuk menutupi dada saya dan meletakkannya di tempat tidur. Kemudian beliau diam dan memandang saya.<br />
Melihat saya diam, beliau lalu berkata, “Kalau Nak Sally diam, Bapak rasa jawaban Sally ‘iya’.”<br />
Beliau masih memandangi saya. Tiba-tiba beliau meraih dan memeluk tubuh saya dan mengusap-usap punggung saya.<br />
“Terima kasih, Nak.” beliau berkata sambil menatap hangat pada saya.<br />
<br />
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah itu beliau mulai menciumi kening saya dan kedua pipi. Lalu menjulurkan lidah sambil mencium telinga dan bibir saya. Kubalas ciumannya, lidahnya bermain liar di dalam mulut saya, begitupun saya. Tangannya yang dari tadi memeluk punggung saya mulai turun mengelus-elus pantat dan meremasnya. Kemudian kepalanya turun ke leher saya, menciumi dada saya yang masih tertutup daster kuning. Saya mulai terangsang. Apalagi ketika mulutnya berhenti di puting saya yang hanya ditutupi daster kuning polos yang tipis itu. Beliau mengulum dan menggigit puting saya itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Uuh.. aahh.. Pak.. Uh..!” saya sudah tidak kuat lagi.<br />
Geli rasanya dada ini dipermainkan seperti itu oleh Pak Mori. Spontan saya membuka 4 kancing daster yang terletak di depan itu, dan terlihatlah kedua bukit kembar saya yang montok itu, berukuran 36B dengan puting berwarna pink gelap dan mencuat menantang ke wajah Pak Mori. Beliau langsung melumatnya, menggigit kecil, kemudian memasukkan semua ke dalam mulutnya. Ternyata mulut Pak Mori lebar juga, buktinya bukit dada saya yang 36B masuk semua ke dalam mulutnya.<br />
“Aduuh.. Pak, geli ah.. enaa..gh..!” saya meraung-raung keenakan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pak Mori menurunkan daster terus ke bawah dan sambil menciumi perut saya yang rata karena sering sit-up itu. Tangan kirinya bergerak menurunkan daster, dan tangan kanannya mengelus-elus pantat dan paha saya yang mulus. Setelah daster turun semua, tangan kirinya mengangkat kaki kanan saya dan melipatnya ke atas tempat tidur. Lalu beliau berjongkok dan tangan kirinya membuka sebagian kain CD yang menutupi bukit kemaluan saya. Seketika itu langsung terlihatlah bukit kemaluan saya yang bulu-bulunya sedikit itu, sehingga beliau tidak perlu susah-susah menjilati kelentit saya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oohh.. Pak.. enaakk..!” kata saya sambil memegangi kepalanya.<br />
Saya tidak perduli lagi siapa dia. Pak Mori terus menjilati kelentit saya dan memasuki satu jari tangan kanannya ke dalam vagina, dan menggerakkannya keluar masuk. Saya betul-betul keenakkan. Saya menggerakkan pantat turun naik mengikuti gerakan jarinya itu. Tiba-tiba sesuatu meledak dalam diri saya.<br />
“Aaa..gh.. aku mau kelua.. ar..!” air kenikmatan saya membasahi jari dan mulutnya. Beliau menghisapnya habis.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kemudian yang tidak disangka, beliau merobek sebagian kain celana dalam saya yang menutupi bukit kemaluan saya dan kemudian membuka CD-nya. Terlihatlah senjatanya yang besar ditumbuhi bulu-bulu yang sangat tebal. Saya sudah tidak tahan lagi melihatnya.<br />
“Ooh.. masukkan, Pak, cepat Pak..!” kata saya sambil mengelus-elus bukit kemaluan saya yang telah basah itu.<br />
Ternyata Pak Mori pun sudah tidak kuat. Beliau langsung menghujamkan penisnya masuk ke dalam vagina saya.<br />
“Aaah.. sakiit..! Enaaggh..!” kata saya yang mulai merasa nyeri tapi sangat enak di bagian bawah itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pak Mori menaik-turunkan penisnya dengan cepat. Ternyata melakukan sambil berdiri enak juga. Kedua tangannya meremas-remas kedua payudara saya. Tangan saya pun tidak mau kalah dan meremas-remas kedua pantatnya. Tidak lama saya mendapat orgasme yang kedua, dan tidak lama kemudian beliau pun juga. Akhirnya kami tertidur berpelukan di tempat tidur. Keesokkan harinya, kami melakukannya lagi di kamar mandi. Kami masing-masing orgasme dua kali. Setelah itu saya pergi ke sekolah dan beliau pun pergi ke kantor.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sejak itu hidup saya berubah. Kami seperti selayaknya suami istri di dalam apartemen kami. Ternyata untuk orang seusianya, beliau masih sangat kuat melakukannya berjam-jam. Bahkan saya dilarangnya mengenakan baju bila di dalam apartemennya itu. Tapi saya selalu menggodanya dengan hanya mengenakan sehelai kain di tubuh. Misalnya, hari ini saya hanya memakai BH saja, sedangkan bagian tubuh yang lain polos mengoda. Lalu kemudian saya duduk di depannya dengan membuka lebar-lebar selangkangan, sehingga kemaluan saya menantang dirinya. Beliau selalu tidak tahan dan mengajak bermain lagi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Besok harinya saya hanya mengenakan CD saja yang berwarna hitam dan bahannya bolong-bolong, sehingga bulu kemaluan yang sedikit itu keluar dan klitoris yang berwarna pink itu juga terlihat bila saya mengangkang, sedangkan payudara saya bergelantungan dengan indahnya di dada. Bila seperti itu, beliau lalu memeluk dan menggendong saya ke tempat tidur sambil mulutnya mengulum payudara dan menarik-narik putingnya. Ini kami lakukan hampir tiap hari seperti selayaknya pengantin baru sampai saya lulus SMA. Namun Pak Mori ini seperti tidak pernah mati kekuatannya untuk melakukan hubungan seks dengan seorang gadis belia seperti saya, dan saya selalu dibuat puas olehnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Suatu hari ketika saya baru selesai mandi, seperti biasa saya keluar dari kamar tanpa menggunakan busana, dan sambil mengeringkan rambut yang masih basah, saya pergi ke dapur untuk mengambil minum. Tanpa saya sadari, ternyata ada dua orang teman Pak Mori yang bertamu. Mereka berdua terlihat kaget melihat saya yang telanjang bulat itu. Begitu pun saya. Tapi rasa kaget saya tidak saya perlihatkan dan langsung saya pergi ke dapur cepat-cepat.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Malam harinya ketika hendak tidur, Pak Mori berkata pada saya, “Sally, mau gak jadi model..?” tangannya mengelus-elus puting saya.<br />
“Model..? Model seperti di majalah-majalah itu..?” tanya saya.<br />
“Yah, tapi ini berbeda. Begini, teman-teman Bapak yang tadi itu berasal dari Singapore. Yang satu namanya Pak Ramen, yang satu lagi Pak Davis. Pak Ramen sebenarnya orang Indonesia, tapi tinggal di Singapore. Beliau adalah editor majalahnya, sedangkan Pak Davis adalah direkturnya.”<br />
<br />
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1zN3xemUoWOTtCMDsbKLb2y6s7L8vMwRYgprUFhytyG7UtO6gPfD_BwmMujrz1OX2T9-7a8UOt6UxZCJuPSqGUIHkaZub4AndElsBPz00RMr3D_xYEevRAbfzGvtyItCiOOsUpnItoBE/s640/snipoker.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Jadi maksudnya majalah Singapore..?”<br />
“Yah begitu. Mereka berdua setelah melihatmu menjadi tertarik dan menawarimu menjadi model. Tapi kamu tidak perlu ke Singapore. Kamu cukup tinggal di Indonesia, karena studio fotonya ada di Indonesia.”<br />
“Tapi Sally malu, tadi Sally telanjang di depan mereka.”<br />
“Em.., begini Sally tidak perlu malu, karena.. eh.. majalah mereka adalah majalah porno.. eh tapi itu terserah Sally, mereka hanya menawari karena tertarik dengan Sally. Kalau Sally tidak mau, itu juga tidak apa-apa.”<br />
Saya mengerti. Mereka telah melihat tubuh saya dan mereka tertarik. Saya bingung sekali.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Honornya lumayan gede lho, Sal. Bapak tidak akan minta kok. Kalau Sally nanti mau, honornya tetap buat Sally, karena kan Sally yang bekerja. Makanya Bapak terserah Sally saja. Kalau mau dicoba saja.” lanjutnya.<br />
Saya mulai tertarik.<br />
“Sally harus datang kemana, Pak..?” beliau tersenyum dan memberitahu alamatnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Keesokkan harinya saya datang ke studio foto itu. Tempatnya seperti rumah biasa, cukup besar dengan pagar tinggi yang menutupi rumah tersebut. Seperti bukan kantor atau studio foto. Lalu saya masuk dan bertanya pada resepsionist hendak bertemu dengan Pak Davis. Seseorang mengantar saya ke kantor Pak Davis. Pak Davis terseyum menyambut saya. Ternyata beliau seorang pemuda berusia 30 tahunan. Tidak begitu ganteng tapi di tubuhnya yang putih ditumbuhi bulu-bulu yang lebat. Terlihat dari tangan dan dadanya yang bidang. Namun senyumnya terlihat menarik.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Selamat siang, Sally, silakan duduk..!”<br />
Saya duduk di depan mejanya. Ia pun duduk.<br />
“Singkat saja, jadi kamu tertarik..?”<br />
“Iya, Pak.”<br />
“Jangan memanggilku Pak. Panggil aku Abang saja. Aku sebenarnya berasal dari Indonesia juga. Semua orang memanggilku Bang Davis.” saya tersenyum.<br />
“Oke, kita kembali ke pokok semula. Begini Sally, untuk menjadi model ada beberapa syarat. Yang pertama, kami harus mengedit tubuhmu dulu.”<br />
“Mengedit tubuhku..?”<br />
“Yah, kami harus tahu bagaimana tubuhmu, apa kekurangannya dan kelebihannya. Kekurangannya akan ditutupi, kelebihannya akan ditonjolkan. Jadi nanti bila difoto akan baik jadinya. Mengerti..?”<br />
Saya mengangguk.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Sekarang buka seluruh pakaianmu, aku akan memanggil editor kami, Bang Ramen.” Ia keluar dari ruangannya.<br />
Saya merasa kikuk. Tapi akhirnya saya buka baju satu persatu sampai tinggal BH dan CD. Tiba-tiba mesuklah Bang Ramen dan Bang Davis.<br />
“Lho, kok, CD dan BH-nya tidak dibuka..? Tidak perlu malu. Pekerjaanmu nanti tidak memerlukan baju. Kurasa, Pak Mori sudah menjelaskannya bukan..?”<br />
Saya mengangguk seperti orang bodoh. Lalu membuka CD dan BH saya. Saya memang tidak perlu malu, toh mereka pun sudah melihat saya telanjang bulat di apartemen Pak Mori.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah telanjang bulat, saya berdiri menantang. Mereka melihat saya tanpa berkedip. Saya tahu ‘adek-adek’ mereka sudah berdiri melihat saya. Tiba-tiba saya merasa percaya diri. Ini merupakan permainan yang menyenangkan. Lagipula saya senang menggoda Pak Mori. Mengapa saya tidak bisa menggoda mereka juga? Saya lalu melepas jepitan rambut dan terurailah rambut saya yang sangat lebat dan indah. Saya berdiri menggoda di depan mereka sambil memainkan sedikit rambut saya di dalam mulut. Bang Ramen mulai mendekat. Ia mengelus tangan saya, lalu pipi. Lalu ia memutari tubuh saya dan mengelus punggung dan pantat saya. Lalu tangannya mulai memegang payudara saya yang 36B itu beserta puting yang mencuat ke depan itu. Lalu ia berjongkok dan mengelus paha dan membuka selangkangan saya. Lalu ia berdiri lagi, tiba-tiba ia mencium leher saya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tangannya meremas-remas kedua payudara saya. Saya mulai terangsang. Lalu tangan kirinya beralih ke selangkangan saya yang sudah mulai basah itu dan berhenti pada klitoris. Ia mengelus-elus klitoris saya. Tangan kanannya mengelus anus saya.<br />
“Uuhh.. eehh.. ahh..!” tidak sengaja saya meraung-raung, tanpa saya sadari ternyata Bang Davis telah ikutan menghisap puting saya dan tangan kanannya memegang puting yang satu lagi.<br />
Tangan kiri Bang Ramen dimasukkan ke dalam vagina saya dan bergerak keluar masuk. Kami melakukannya sambil berdiri seperti ketika pertama kali saya melakukannya dengan Pak Mori. Saya benar-benar terangsang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bang Ramen mencium bibir saya dan memainkan lidahnya di mulut saya. Erangan saya tertahan di dalam mulutnya. Lalu Bang Ramen berjongkok dan mencium klitoris dan memainkan lidahnya di sana, namun jarinya masih bermain di vagina. Posisi Bang Ramen digantikan oleh Bang Davis yang mencium dan melumat-lumat bibir saya. Tiba-tiba saya merasa ada yang keluar. Walaupun erangan saya tertahan oleh bibir Bang Davis, tapi mereka tahu bahwa saya orgasme pertama kali dari getaran tubuh saya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lalu Bang Ramen membuka celananya, juga Bang Davis. Penis Bang Ramen sangat besar dan hitam. Bang Davis pun juga besar tapi putih. Masih dalam posisi berdiri, Bang Ramen memasukkan penisnya ke dalam anus saya. Rasanya sakit sekali. Saya mengerang kesakitan, namun tiba-tiba Bang Davis memasukkan penisnya ke vagina. Rintih saya berubah menjadi keenakan. Mereka berdua memainkan penis mereka keluar masuk anus dan vagina saya. Rasanya enak sekali disetubuhi dua pria sekaligus. Permainan kami cukup lama.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Saya sudah orgasme tiga kali ketika mereka berdua orgasme untuk pertama kalinya. Akhirnya mereka mencabut penis mereka dan merebahkan tubuh mereka di bangku sofa. Sedangkan saya bersenderan pada tembok dan memejamkan mata. Saya merasa lemas sekali melayani dua pria sekaligus. Tiba-tiba Bang Davis memegang bahu saya.<br />
“Kamu diterima, Sally..!”<br />
Saya tadinya hampir marah karena untuk diterima saya harus melayani mereka berdua terlebih dahulu. Tapi ketika mengingat kenikmatan yang baru saja saya terima, saya dapat menahan amarah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lalu hanya dengan mengenakan BH saja, saya dibawa Bang Ramen ke sebuah ruangan yang berisi semacam bar di situ. Di dalamnya terlihat banyak wanita yang tidak menggunakan baju sama sekali. Ruangan itu ternyata jadi satu dengan studio fotonya, sehingga model-model yang merasa haus dapat langsung memesan minum di situ. Saya disuruh duduk di bangku bar yang tinggi dan disuruh mengisi lembaran formulir dan lembaran kerjasama. Lalu Bang Ramen meninggalkan saya sendiri di situ.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ketika saya sedang mengisinya, seseorang mencolek saya dari belakang. Ketika saya menoleh, terlihat seorang pemuda memandang saya sambil tersenyum. Tanpa basa basi lagi, pemuda tadi mendekatkan wajahnya ke vagina saya dan menjilat klitoris saya. Saya kaget dan ingin menghindar. Tapi bangku bar yang tinggi yang membuat saya kesulitan menapakkan kaki saya ke lantai, sehingga membuat selangkangan saya yang tanpa CD itu terbuka lebar membuat saya kesusahan untuk turun. Pemuda itu tetap menjilati selangkangan saya. Vagina saya yang masih merasa geli akibat serangan Bang Ramen tadi akhirnya basah lagi dan saya mulai merasa keenakan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tidak lama saya orgasme lagi di tempat duduk bar itu, sehingga tempat duduk yang terbuat dari kulit itu menjadi basah oleh cairan kenikmatan saya itu.<br />
“Salam kenal, Mbak. Saya Roy, model pria di sini. Mbak namanya siapa?” tanyanya kemudian.<br />
“Sally” kata saya lemas.<br />
“Nanti kita akan selalu ketemu, dan kita pasti akan melakukannya lagi.”<br />
Saya tidak sanggup berkata apa-apa lagi dan mulai mengisi formulir itu lagi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tidak lama Bang Ramen datang dan mengambil formulir yang telah saya isi itu. Ia menunjukkan honor saya dan pekerjaan saya. Untuk pertama kali pada hari pertama itu saya difoto bugil di depan banyak orang. Ternyata inilah pekerjaan baru saya. Menyenangkan sih, asal tidak hamil saja. Karena ketika difoto berpasangan, tidak jarang kami menyatukan alat kelamin kami, sehingga fotonya lebih bagus dan tidak terlihat kaku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kadang-kadang saya juga main dengan Bang Ramen atau Bang Davis atau kedua-duanya. Namun di rumah saya tetap menjadi ‘istri’ Pak Mori. Itulah pengalaman saya. Foto-foto saya banyak dipampang di majalah porno di Singapore, dan tentu saja tidak dijual bebas. Hanya golongan tertentu yang menerimanya.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUmkpr5Db3qY5i0RlhdyPEyL7X05zX27oK-VSyD2hQeDB1KYcRNIYAstCZmkU7g3CPy5JDDIBGjLi838RKwIcqtvaS4aEcjfJPKAhX3EQgf0rz-mlGZ6TarZG4sbnZicZfUjTt7V3tzZA/s1600/ps+slide+2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="488" data-original-width="950" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUmkpr5Db3qY5i0RlhdyPEyL7X05zX27oK-VSyD2hQeDB1KYcRNIYAstCZmkU7g3CPy5JDDIBGjLi838RKwIcqtvaS4aEcjfJPKAhX3EQgf0rz-mlGZ6TarZG4sbnZicZfUjTt7V3tzZA/s1600/ps+slide+2.png" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimaRXn2sAMBaywtWDLq-1ilBbEgxef_d5JY5UctzHYakftypIfUxsdwSYBbQzp8YG6e-EoTJNsNmv2zwqTWfQrgFRcJbtoGQbq5Zg4qkDMW_hCZ7GucP8VOMs2E_ye-rFVt1zY66_xrHw/s1600/Untitled-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="488" data-original-width="950" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimaRXn2sAMBaywtWDLq-1ilBbEgxef_d5JY5UctzHYakftypIfUxsdwSYBbQzp8YG6e-EoTJNsNmv2zwqTWfQrgFRcJbtoGQbq5Zg4qkDMW_hCZ7GucP8VOMs2E_ye-rFVt1zY66_xrHw/s1600/Untitled-2.jpg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKkYC4gMENDqjuISPMW39pfzoPauk6grVgyVKzmnkoHzAhz4SS5xADuMBnQ-zNXMHzt5xk0ba0nIhEad61qYyybpqvkHY54Qni1ZwkeCBVugrsSO91VB3jgNlR1EczjGBYrBv7-FXRFYE/s1600/Untitled-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="488" data-original-width="950" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKkYC4gMENDqjuISPMW39pfzoPauk6grVgyVKzmnkoHzAhz4SS5xADuMBnQ-zNXMHzt5xk0ba0nIhEad61qYyybpqvkHY54Qni1ZwkeCBVugrsSO91VB3jgNlR1EczjGBYrBv7-FXRFYE/s1600/Untitled-3.jpg" /></a></div>
<br /></div>
ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-273264458934543082018-07-21T23:30:00.000-07:002018-07-21T23:30:03.172-07:00Cerita Dewasa Anak Kawan Ku Bernama Rina<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="225" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioPRhmDX0ojBJYUu9FymfiZ3ae6OL-_IHIU_44aA5YfAyRzzXiIoRba6dsUgDqU8i_a3ybOruRagZZCZCd_CAz2wga_I2gZMYVBZz9SVlx77P7GiE_qGcbDOr6-ihfyKTqsVMoKy_gM88/s640/01.jpg" width="640" /></a></div>
<b>Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi di Bandung, dan sekarang sudah tingkat akhir. Untuk saat ini aku tidak mendapatkan mata kuliah lagi dan hanya mengerjakan skripsi saja. Oleh karena itu aku sering main ke tempat abangku di Jakarta.<br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Suatu hari aku ke Jakarta. Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Firman. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Dian, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Rina, duduk di kelas 2 SMP.<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Firman untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Firman. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Hallo, Oom Ryan..!” Rina yang baru masuk tersenyum.<br />“Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Rina sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”<br />Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Rina duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Mia memandang kepadaku dan tertawa geli.<br />“Ih! Oom Ryan! Begitu, tho, caranya..? Rina sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.”<br />Gugup aku menjawab, “Rina.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”<br />“Aahh, Oom Ryan. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Rina di sekolah lebih serem.”<br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Rina justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Rina terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Rina sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah makanan siap, aku memanggil Rina. Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”<br />“Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”<br />Mia mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.<br />“Yang bener.. Rina pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”<br />“Aahh.. Oom Ryan ngeledek..!”<br />Mia meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Nafas Rina makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.<br />“Uuuhh.. mmhh..” Rina menggelinjang.<br />Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.<br />Aahh..! Rina menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Rina yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Rina. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ehh.. mmaahh..,” tangan Rina meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.<br />Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.<br />“Ooohh.. aduuhh..,” Rina mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.<br />Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Rina akan terlonjak dan nafas Rina seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Rina tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Rina.<br />“Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Rina membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.<br />Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Rina dan aroma kemaluan Rina di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Rina, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.<br />“Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”<br />Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Rina masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.<br /><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPXhaVMMIlRaavurA2OfHLwwmE5dwgCpohfffzaavtoMWjckmV96IajT5dosJX61RDgBttGbFg-VaEE1ShU4Vf4xhXoxJXVw-VRDjzkxIouXdGmoZNQt_dJisCncaJEHzTjaQ8Xj4B7vg/s640/snipoker.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Rina terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Rina mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.<br />“Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”<br />Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Rina, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Rina sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Rina segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Rina makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah tubuh Rina melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Rina tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.<br />“Aduh, Oom.. Rina lemes. Tapi enak banget.”<br />Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Rina yang masih amat kencang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Rina.. entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Rina kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kembali ke rumah Firman, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Rina pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD.</div>
ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-22656465975619178602018-07-21T00:45:00.005-07:002018-07-21T00:45:47.140-07:00Cerita Dewasa Nikmatnya Burung Adik Iparku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="243" data-original-width="208" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO8CBQ1a5NHjPRUJcMS3o86tOw2yAS_0NmKwif9n5esnzkBB6fwUZNuWEcRW_76lg-l253WsJiowG8dU7-_2_htESz4gqGr3CYoB0QcKrvPOFS1ap7eDnmnADdhUiHVPGPjSWXVbiDaHY/s640/download.jpg" width="547" /></a></div>
<b>Kapten Birahi- </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Ini merupakan kejadian yang memalukan sekaligus menyenangkan tentang perselingkuhanku dengan adik iparku Sindi.</span><br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Halo’, kataku menyambut telepon.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Oh, kakak!!, Mbak Sari mana kak’, suara diseberang menyahut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Sindi??, kapan balik ke Jakarta, mbakmu lagi piket, telepon aja ke HP-nya deh, sahutku sambil bertanya. ‘Gak usah deh kak, sampaiin aja kalo aku pertengahan juni mo balik, aku kangen banget deh’ jawabnya lagi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Oke, deh ntar aku sampaikan, take care ya’ jawabku datar dan menutup telepon.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kemudian ingatanku melayang beberapa tahun lalu, dimana saat itu dia banyak problem,.. cowok, drug, bahkan sempat pula berurusan dengan pihak berwajib karena tertangkap tangan atas kepemilikan Narkoba. Atas saranku Sindi, adik kandung Sari ke Jakarta dan sekarang telah bekerja di Singapura untuk memulai sesuatu yang baru.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sindi 30 th, seperti juga saudaranya berwajah cantik, kulitnya bersih, mata lebar, hidung mancung, rambut berombak di ujung dengan postur tubuh proporsional. Karena obsesi untuk mandiri dan sifatnya yang keras kepala itulah dia terperosok dalam problem berkepanjangan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sindi sebelumnya tinggal di Surabaya, disana dia bekerja sebagai penyanyi. Dari pekerjaannya itulah (yang sebenernya tidak kami sukai) Sindi sempat ditahan polisi 1 malam karena narkoba, sebelum kami datang-dipanggil untuk memberi keterangan.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYqaHebgI-0imEpjDRp05z6BPOMT7lJ5lOn0OiRX3EnHTlbYMMm9EvvsDpLeSja9r32jxE17N9B2LFCmvtw3gUa8tuRx43YgczhkL96yaS22f2lhmGnN__n7F6H9F5gcbpiUgGZEZ1HLk/s640/snipoker.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sejak peristiwa ditahannya Sindi 3 tahun lalu, Sindi sering telepon aku dan bercerita tentang keadaannya, teman lelakinya dan biasanya cukup lama, minimal 30 menit. Sindi lebih dekat denganku dan sering ‘curhat’ daripada kakaknya. Dalam setiap pembicaraan, Sari selalu memberi tanda agar aku ‘merayu’ Sindi untuk pindah ke Jakarta dan mencari pekerjaan di sini.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sari tau kedekatan kami itu, bahkan mendorong untuk dapat mengontrolnya melalui aku, karena sejak kecil Sindi memang susah nurut dan bandel. Awalnya aku hanya menganggapnya sebagai tanggung jawab seorang kakak terhadap adik, sebelum terjadi ‘sesuatu’ yang tidak semestinya kami lakukan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Awal maret 2017, Sindi telepon memintaku untuk menjemputnya di stasiun Gambir, Sari sangat gembira dengan berita itu dan segera mempersiapkan kamar untuknya. 13 maret 2017 aku jemput Sindi sendiri, karena anak bungsuku sakit, dan kami duga demam berdarah. Sindi datang sendirian, padahal rencananya bersama Hendry ‘cowoknya’ yang keturunan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Kok, sendirian kak??’ mana ponakan2ku, tanya Sindi saat aku sambut barang2 bawaannya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Andi lagi sakit, kayanya demam berdarah deh, terpaksa diisolasi dari sodaranya’ jawabku ngeloyor menuju mobil. Sambil merokok dan berlari kecil Sindi mengikuti aku, ‘Kesian yah, aku kangen ama mereka’ katanya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Kak, tau nggak knapa aku kesini?? tanyanya di mobil.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Yah, loe mau refreshing, loe udah sadar dan mau kerja yang sesuai ama ijazahmu, khan?’ jawabku sekenanya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Yang lain donk’ komentarnya manja.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Apa yaa, paling putus atau mo lari dari cowokmu, hahahaha’ aku tertawa geli karena pinggangku digelitiknya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Sekarang bulan apa kak?’</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Maret’ jawabku sambil terus nyetir</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Bulan maret ada apa ya??’ Sindi mengerling, tangannya meremas tanganku saat di persneling..</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Sindi,.. Apaan sih’, kataku berusaha menepis tangannya yang kemudian bergerak mau gelitiki aku lagi. Tanganku ditangkapnya, digenggam kemudian dicium sambil bertanya manja</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Kakak sayang Sindi nggak sih?’</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Sindi.. aku kakakmu, aku sayang kamu seperti Sari menyayangimu’ kataku jengah dan menarik tangan .</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Kak,.. aku sayang dan mengagumi Kak rizky, lebih dari itu.., aku sayang ama kakak, karena bisa ngertiin aku, pahami aku, bisa ngemanjain aku dan..tau nggak, aku bisa orgasme kalo lagi teleponan ama kakak’..katanya sambil meraih tanganku lagi.<br /><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Sindi.. aku gak mau ngerusak semuanya dengan perbuatan bodohmu’, jawabku marah namun sebenernya menahan gejolak. Sindi terdiam dan melepas tanganku. Itulah 30 menit pembicaraan kami di perjalanan menuju ke rumah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sampai di rumah Sari menyambutku dengan ciuman sambil bilang mo ke RS karna andi anak ke tiga ku panas udah lebih dari 2 hari. Aku segera ke kamar melihat keadaannya, sementara Sindi dan Sari menuju ke kamar di lantai 2 yang telah disiapkan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Maa, cepetan yah’ aku beri isyarat agar Sari segera bersiap.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Sindi, mandi terus istirahat dulu yaa, ntar ngobrolnya deh’ kata Sari ama Sindi..OK boss sahut Sindi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Singkatnya Andi harus segera dirawat di RS saat itu juga.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Andi maunya ditemenin ama mama aja yaa? pinta anakku lirih..</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Iya sayang, mama akan temenin anak tersayang mama deh’ Sari menghibur.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Janji ya maa..’</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah Andi tidur aku rundingan ama Sari, keputusannya adalah aku akan nungguin Andi malem dan langsung berangkat kerja dari RS.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Paa, sekarang jemput Sindi ya.. ajak dia kesini, sekalian bawain aku beberapa pakaian, aku pengen ngobrol disini’.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Oke sayang’, jawabku setelah merasa semua beres.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sesampainya di rumah, aku siapkan beberapa pakaian yang pantas, termasuk pakaian dalemSari. Aku naik ke lantai 2 (kamar Sindi) mo ambil tas, kuketuk pintu dan memanggilnya.. Tapi gak ada sahutan, aku berasa gak enak dan telepon istriku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Kalo gak dikunci masuk aja deh paa, soalnya semua tas ada disana’</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Tungguin si Bengal itu bangun, biarin dulu dia istirahat ntar kalo bangunin sekitar jam 12-an.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku manusia biasa, seorang lelaki mana yang tidak tergoda dengan keadaan ini ; gadis cantik tertidur pulas, tanpa selimut. Sangat menggairahkan dengan rambut setengah basah tidur terlentang hanya dengan CD kecil terikat di pinggul dan sepasang bukit indah bebas tanpa penutup, ada kesempatan lagi. Aku terpaku untuk sesaat.. bathinku sedang berperang.. dan.. akhirnya aku menyerah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kuhampiri Sindi (yang sedang tertidur??), aku ambil selimut yang terjatuh di lantai dan menutupi tubuh indah itu, tapi Sindi sepertinya gak mau di selimuti. Gerakan tangannya menolak diselimuti. Aku kembali terdiam.., kuberanikan diri menyentuh tangannya,.. gemetar aku rasakan saat itu,..</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sindi masih terlelap bahkan mengeluarkan suara mendengkur. Nafsu sudah menguasai bathinku juga ragaku, penisku sangat2 tegang.. Sindi lebih cantik, lebih putih lebih tinggi dari Sari.. dengan jari tengahku, kutelusuri tangannya hingga ketiak..Sindi menggeliat dan menyamping seakan memberiku ruang untuk duduk di sebelahnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Benar-benar kesempatan telah berpihak padaku,.. kuulangi sentuhan jariku, aku belai rambutnya yang lembab dan berombak, aku cium keningnya, aku belai wajahnya sambil memanggilnya pelahan,.. “Sindi.., bangun sayang..mbakmu suruh kamu ke RS..”, (dengar atau gak aku gak peduli) kuulangi kata-kata itu sambil terus membelai.., Sindi malah melingkarkan tangannya kepinggangku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tanpa kusadari tanganku telah membelai kedua bukitnya, mempermainkan putingnya, sambil mengecup perlahan bibirnya. Sindi membuka matanya dan mendesah perlahan .. kakk, aku sayang kakak, aku ingin kakak sayang aku lebih dari seorang adik .. sebulan lebih aku meninggalkannya .. aku benci dia..</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
ternyata dia telah berkeluarga, dan sampai saat ini belum kutemukan figur yang aku cari, kak.. sayangi Sindi.. tangannya menuntun tanganku kedaerah yang paling intimnya yang telah lembab, ketika jariku sedikit menekannya.. Ditariknya tubuhku sehingga menindih tubuhnya..</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sepertinya Sindi in the mood. Dalam keadaan masih berpakaian, aku peluk Sindi dan menindihnya, kami bergerak seirama seakan sedang bersenggama.. Tiba-tiba telepon berteriak nyaring, seakan menyadarkan agar tidak berbuat lebih lanjut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Pahh, udah bangun si Bengal tuh,.. Siram air aja kalo gak bisa, cepetan nih udah jam berapa sekarang? gerah nih, jangan lupa dasterku’.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
OK, jawabku dengan nafas masih memburu menahan nafsu. Permainan kami terhenti dengan un happy ending..</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
14 maret, Di tempat kerja setelah mendapat ucapan selamat dan ciuman pipi dari rekan2 atas ulang tahunku, aku masih nggak abis pikir.. why it happen?? jahat amat aku,.. disaat usia bertambah tua, anak sedang sakit.. aku malah mengumbar nafsu.. IPARKU lagi.. Udahlah I wont do that again, biar Sindi yang nunggu Andi .. pikirku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jam 14.30 sepulang kerja, aku mampir ke Pizza Hut beliin makanan kesukaan Andi sebelum ke RS. Saat dikamar Sindi menyambutku dengan ciuman mesra di bibir.. met ulang tahun sayang.., Gila nih anak pikirku.. ‘Sari’, aku memanggil istriku..</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sari keluar kamar mandi, langsung memelukku, ‘Met ulang tahun pah.. hadiahnya ntar aja nunggu Andi sembuh, katanya main mata nakal. Sekitar jam 19.30 aku mo balik, pulang ganti baju. ‘Pah, ntar aja pulangnya, jam 21 an aja soalnya Andi gak mau kalo gak ditungguin mama, papa dirumah aja deh..’ biar mama yang tungguin Andi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Yah..gimana nih, ntar kamu ditemenin Sindi ya, papa mo pulang urusin si rio ama intan’. ‘Tadi Sindi bilang tadi mo ktemuan ama temennya, mungkin dia mo keluar malem ini, pulang bareng ama papah aja ya, ntar kasi kunci cadangan rumah di laci lemari ya’ jawab Sari.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Gawat..tapi ada rasa senang juga terbersit di pikiranku. Malaikat bathinku menyayangkan kenapa Sari begitu percaya pada hubungan kami, sedang syaitan di jiwa-ragaku bersorak kegirangan sampai penisku berkedut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Singkatnya kami tinggalkan Sari yang menjaga Andi. di perjalanan Sindi bilang ingin memberiku sesuatu untuk melampiaskan apa yang terpendam di sanubarinya dan membohongi kakaknya sendiri. Seperti biasa Rio dan intan udah berada di kamarnya jam 21.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
(Sari sangat disiplin dalam mendidik anak). Aku periksa tas mereka nge-cek PR. Setelah mencium pipi mereka, aku turun dan mandi, (Sindi udah ke kamarnya). Jam 23 after I call Sari 2 say good night, terdengar ketukan pintu, saat kubuka Sindi menerobos masuk dengan pakaian tidur cream.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
‘Kak, .. Sindi mau tidur ama kakak, pengen dipelukin dan dimanjain..</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Saat itu yang pertama bereaksi adalah si Ucok di dalam sarung dan berteriak mengacung.. MERDEKA.. Dapat dibayangkan 2 orang berlainan jenis dalam 1 kamar yang dingin.. Sindi memelukku.. aku balas memeluknya erat. Sangat lama kami berpelukan.. Dalam posisi berdiri, kami berpelukan seakan berdansa.. setelah puas, aku gendong Sindi ke pembaringan.., kurebahkan dia, kutanggalkan pakaian tidurnya, Sindi hanya menggunakan G string.,..</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sindi pasrah, menikmati, badannya yang polos.. Sindi memandangku saat aku buka sarung, satu2nya penutup bagian tubuhku.. Kurebahkan diriku disamping tubuhnya, aku cium dan rasakan tiap jengkal tubuhnya, bukitnya yang putih begitu indah mencuat, kontras dengan tanganku yang hitam.. Kak.. Aku sering mimpikan ini.. kak.. puaskan aku.., sayangi aku..</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kuremas bukit indahnya sambil menciumi putingnya,.. Sindi menggelinjang hebat.. tangannya meraih penisku.. Dikocoknya perlahan.., kumasukkan tanganku, ke dalam CD G string hitam Sindi, Sindi mengangkat pinggulnya membantuku melepas satu2nya penutup tubuhnya. Lembab dan basah vagina Sindi oleh lendir hasrat, kutekan ujung jariku sedikit masuk, otomatis pinggulnya mengangkat dan berusaha agar jariku masuk lebih dalam.. beberapa lama aktifitas itu aku lakukan. Sindi pengen hisap punya kakak.. pintanya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku segera berdiri dengan penis masih teracung tegak, Sindi bangkit mengulumnya.. woww hisapannya ruarr biasa, penisku seakan berada dalam genjotan vaginanya.., segera aku atur posisi 69 untuk menikmati lendir gairah yang udah disediakan, setelah beberapa menit Sindi menggelinjang sambil berteriak, ‘kak.. Sindi pengen keluar, Kak .. genjotan-nya tambah liar. Kuhentikan jilatanku dan kuposisikan penisku penetrasi ke vaginanya yang benar-benar basah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Clepp, mudah sekali penisku menerobos masuk, aku berusaha mempertahankan very slow..kurasakan benar dinding-dinding vagina Sindi, saat kutemukan g spotnya, (sedikit dibawah permukaan dalam di bawah clitnya) kuarahkan agar tetap menyentuh area itu..</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sindi benar2 tak dapat menguasai diri akibat genjotan yang kulakukan, dijepitnya pinggangku dengan kaki dan ditahannya pada posisi yang dikekehendaki.. Kakk.. kurasakan denyutan dahsyat otot vagina Sindi, sangat kencang, lebih kencang dari denyutan Sari.., God.. i’m cumming.. teriaknya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Saat kedutannya mengendor, kupercepat gerakanku, aku ingin menuntaskan genjotan ini.. beberapa genjotan sampai terasa telah hamper sampai, aku tarik penisku dan tumpahkan semua di luar.. Sindi agak kecewa.. namun aku tak segila itu untuk mempunyai seorang anak lagi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Begitulah pengalamanku dengan adik iparku, Setelah Andi pulang, aku selalu berusaha mencari kesempatan untuk bersenggama dengannya dan menikmati genjotan-nya, Sindi sempat tinggal selama 6 bulan sebelum ada panggilan kerja di Singapura. END</div>
ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-24470005943138234582018-07-21T00:41:00.002-07:002018-07-21T00:41:56.723-07:00Cerita Dewasa – Memuaskan Ibu Kost ku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="453" data-original-width="604" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSN54StO-TJqAjTrW5QjdhkKVzYZjeY8-XlVydz8NoPA1JIUCxriKTWBwocdaQP1CZzboMIKNrPiqJgL4pFIV0LiO8ZnVMlFnmAlqtEN-Jt88wF_FDw74vcUce6wlCgPq1I_a4Vhz8VNE/s640/123.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<b>Kapten Birahi- </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Pagi itu aku tengah sibuk membenahi kamarku. Sebuah kamar kontrakan yang baru kutempati sejak sebulan lalu. Maklum, kamar berukuran 3×4 meter itu berdinding papan dan terletak di bagian belakang rumah bersebelahan dengan kamar mandi.</span><br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Apalagi papannya sudah banyak yang renggang dan berlubang hingga bila malam tiba, angin menerobos masuk dan menebarkan hawa dingin menusuk tulang. Hanya bagiku, mendapatkan kamar kost dengan kondisi seperti itu pun merupakan anugerah tersendiri. Sebelumnya aku nyaris patah semangat ketika mendapati harga sewaan kamar yang rata-rata sangat mahal dan tak terjangkau di kota tempatku kuliah di sebuah PTN.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hingga ketika Bu Halimah pemilik warung makan sederhana menawariku untuk tinggal di tempatnya dengan harga sewa yang murah aku langsung menyetujuinya. Oh ya, Bu Halimah, ibu kostku itu adalah seorang janda berusia sekitar 45 tahun. Sejak kematian suaminya tujuh tahun lalu, ia tinggal bersama putri tunggalnya Nastiti. Ia masih sekolah, kelas dua di sebuah SMTA di kota itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mereka hidup dari usaha warung makan sederhana yang dikelola Bu Halimah dibantu Yu Narsih, seorang wanita tetangganya. Yu Narsih hanya membantu di rumah itu sejak pagi hingga petang setelah warung makan ditutup. Pembawaan keseharian Bu Halimah tampak sangat santun. Ia selalu mengenakan busana terusan panjang terutama bila tampil di luar rumah atau sedang melayani pembeli di warungnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hingga kendati berstatus janda dengan wajah lumayan cantik, tak ada laki-laki yang berani iseng atau menggoda. “Ada memang laki-laki yang meminta ibu untuk menjadi istrinya. Tetapi ibu hanya ingin membesarkan Nastiti sampai ia berumah tangga. Apalagi sangat sulit mencari pengganti laki-laki seperti ayah Nastiti almarhum,” katanya suatu ketika aku berkesempatan berbincang dengannya di suatu kesempatan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di tengah kesibukanku memperbaiki dinding kamar, tiba-tiba kudengar suara pintu kamar mandi dibuka. Lalu tak lama berselang kudengar suara pancaran air yang menyemprot kencang dari kamar mandi. Padahal di sana tidak ada kran air yang memungkinkan menimbulkan bunyi serupa. Maka seiring dengan rasa ingin tahu yang muncul tiba-tiba, aku segera mencari celah lubang di dinding yang bersebelahan dengan kamar mandi untuk bisa mengintipnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ah, ternyata yang ada di kamar mandi adalah Bu Halimah. Wanita itu tengah kencing sambil berjongkok. Mungkin ia sangat kebelet kencing hingga begitu berjongkok semprotan air yang keluar dari kemaluannya menimbulkan suara berdesir yang cukup kencang sampai ke telingaku. Aku jadi tersenyum simpul melihat kenyataan itu. Tadinya aku tidak berniat melanjutkan untuk mengintip. Namun ketika sempat kulihat pantat besar Bu Halimah yang membulat, naluriku sebagai laki-laki dewasa jadi terpikat.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Posisi jongkok Bu Halimah memang membelakangiku. Namun karena ia menarik tinggi-tinggi daster yang dikenakannya, aku dapat melihat pantat dan pinggulnya. Ah, wanita berkulit kuning itu ternyata belum banyak kehilangan daya pikatnya sebagai wanita. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk terus mengintip, melihat adegan lanjutan yang dilakukan ibu kostku di kamar mandi yang ternyata membuat tubuhku panas dingin dibuatnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Betapa tidak, setelah selesai kencing, Bu Halimah langsung mencopot dasternya untuk digantungkannya pada sebuah tempat gantungan yang tersedia. Tampak ia telanjang bulat karena dibalik dasternya ia tidak mengenakan celana dalam maupun kutangnya. Jadilah aku bisa menikmati seluruh keindahan lekuk-liku tubuhnya. Bongkahan pantatnya tampak sangat besar kendati bentuknya telah agak menggantung.<br /><br /><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sepasang buah dadanya yang juga sudah agak menggantung, ukurannya juga tergolong besar dengan dihiasi sepasang pentilnya yang mencuat dan berwarna kecoklatan. Namun yang membuatku kian panas dingin adalah adegan lanjutan yang dilakukannya setelah ia mulai mengguyur air dan menyabuni tubuhnya. Sebab setelah hampir sekujur tubuhnya dibaluri busa sabun mandi, ia cukup lama memainkan kedua tangannya di kedua susu-susunya. Meremas-remas dan sesekali memilin puting-putingnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sepertinya ia tengah berusaha membangkitkan dan memuasi birahinya oleh dirinya sendiri. Lalu, dengan satu tangan yang masih menggerayang dan meremas di buah dadanya, satu tangannya yang lain menelusur ke selangkangannya dan berhenti di kemaluannya yang membukit. Kemaluan yang hanya sedikit ditumbuhi bulu rambut itu, berkali-kali diusap-usapnya dan akhirnya salah satu jarinya menerobos ke celahnya. Ah, ia juga mengeluar-masukkan jarinya ke liang kenikmatannya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bahkan seperti tidak puas dengan satu jari tengah tangannya, jari telunjuknya pun ikut dimasukannya. Hingga akhirnya kedua jarinya yang digunakan untuk mencolok-colok vaginanya. Aku yakin Bu Halimah melakukan semua itu sambil membayangkan bahwa yang mencolok-colok liang kenikmatannya adalah penis seorang laki-laki. Terbukti ia melakukan sambil merem-melek dan mendesah. Membuktikan bahwa ia mendapatkan kenikmatan atas yang tengah dilakukannya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Disodori pertunjukkan panas yang diperagakan ibu kostku, aku kian tak tahan. Kukeluarkan kemaluanku yang telah ikut mengeras dari celana setelah membuka risleting. Kuremas-remas sendiri penisku sambil membayangkan menyetubuhinya yang tengah bermasturbrasi. Akhirnya, ketika tubuhnya terlihat mengejang, karena menahan birahi yang tak terbendung dan seiring dengan datangnya puncak kenikmatan yang didambakan, aku pun kian kencang meremas dan mengocok kemaluanku sambil terus memelototi tingkah polahnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dan tubuhku ikut mengejang dan melemas ketika dari ujung penisku memuntahkan mani yang menyembur cukup banyak. Dia tampak kaget dan mencoba mencari sesuatu di dinding kamar mandi yang berbatasan dengan kamarku. Mungkin ia sempat mendengar erangan lirih suaraku yang tak sadar sempat kukeluarkan saat mendapatkan orgasme. Namun karena aku segera menjauh dari dinding, ia tak sempat memergokiku. Tetapi,… ah.. entahlah. Hanya sejak saat itu aku sering mencari kesempatan untuk mengintipnya saat ia mandi.<br /><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYqaHebgI-0imEpjDRp05z6BPOMT7lJ5lOn0OiRX3EnHTlbYMMm9EvvsDpLeSja9r32jxE17N9B2LFCmvtw3gUa8tuRx43YgczhkL96yaS22f2lhmGnN__n7F6H9F5gcbpiUgGZEZ1HLk/s640/snipoker.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bahkan juga mengintip ke kamarnya saat ia tidur. Kamar Dia memang bersebelahan dengan kamarku. Rupanya, untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, selama ini wanita itu mendapatkannya dari bermasturbrasi. Hingga aku sering memergoki ia melakukannya di kamarnya. Dan seperti Dia, setiap aku mendapatkan kesempatan untuk melihat ketelanjangannya, selalu aku melanjutkan dengan mengocok sendiri kemaluanku. Tentu saja sambil membayangkan menyetubuhi ibu kostku itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sampai akhirnya, mengintip ibu kostku merupakan acara rutin di setiap kesempatan seiring dengan gairah birahiku yang kian menggelegak. Sampai suatu malam, setelah sekitar enam bulan tinggal di rumahnya, aku bermaksud keluar kamar untuk menonton televisi di ruang tamu. Maklum sejak sore aku terus berkutat dengan diktat dan buku-buku untuk tugas pembuatan paper salah satu mata kuliah. Namun yang kutemukan di ruang tamu membuatku sangat terpana.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Televisi 17 inchi yang ada memang masih menyala dan tengah menyiarkan satu acara infotainment dan disetel dengan volume cukup keras. Namun satu-satunya penonton yang ada, yakni Dia, tampak tertidur pulas. Ia tidur dengan menyelonjorkan kaki di sofa, sementara daster yang dikenakannya tersingkap cukup lebar hingga kedua kaki sampai ke pahanya nampak menyembul terbuka. Biasanya aku akan membangunkan dan megingatkannya untuk tidur di kamarnya bila memergoki ibu kostku tertidur di ruang tamu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tetapi itu tidak kulakukan, sayang kalau pemandangan yang menggairahkan sampai terlewatkan. Ketika aku mendekat, tubuh wanita itu menggeliat dan posisi kakinya kian terbuka hingga mengundangku untuk melihatnya lebih mendekat. Berjongkok di antara kedua kakinya. Kini bukan hanya paha mulusnya yang dapat kunikmati. Aku juga dapat melihat organ miliknya yang paling rahasia karena ia tidak mengenakan celana dalam. Bibir luar kemaluannya terlihat coklat kehitaman dan nampak berkerut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pertanda kemaluannya sering diterobos alat kejantanan pria. Sementara di celahnya, di bagian atas, tampak kelentitnya yang sebesar biji jagung terlihat mencuat. Melihat ketelanjangan tubuh ibu kostku sebenarnya telah cukup sering kulakukan saat mengintip. Namun melihatnya dari jarak yang cukup dekat baru kali itu kulakukan. Degup jantungku jadi terpacu, sementara penisku langsung menegang. Aku nyaris mengulurkan tanganku untuk mengusap vaginanya untuk merasakan lembutnya bulu-bulu halus yang tumbuh di sana atau merasakan hangatnya celah lubang kenikmatan itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tetapi takut resiko yang harus kutanggung bila ia terbangun dan tidak menyukai ulahku, aku urungkan niatku tersebut. Dan tak tahan terpanggang oleh gairah yang memuncak, kuputuskan untuk kembali ke kamar. Untuk beronani, meredakan ketegangan yang meninggi. Di dalam kamar, kulepaskan seluruh pakaian yang kukenakan. Lalu tiduran telanjang diatas ranjang setelah sebelumnya menarik kain selimut untuk menutupi tubuh. Seperti itulah biasanya aku beronani sambil membayangkan keindahan tubuh dan menyetubuhi ibu kostku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hanya, baru saja aku mulai mengelus burungku yang tegak berdiri tiba-tiba kudengar pintu kamarku yang tak sempat terkunci dibuka dan seseorang terlihat menerobos masuk ke dalam. “Hayo, lagi ngocok yah,” suara Dia mengagetkanku. Ternyata yang membuka pintu dan masuk kekamarku adalah ibu kostku. “Ti,… tidak,” jawabku dan secara reflek segera kutarik selimut untuk menutupi tubuhku. “Jangan bohong Tris. Ibu tahu kok kamu sering mengintip ibu saat mandi atau dikamar.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Juga tadi kamu melihati milik ibu saat tidur di sofa kan?” katanya lirih seperti berbisik. Ditelanjangi sedemikian rupa aku jadi malu dan menjadi tegang. Takut kepada kemarahan Dia atas semua ulah yang tidak pantas kulakukan. Penisku yang tadi tegak menantang kini mengkerut, seiring dengan kehadiran wanita itu di kamarku dan oleh pernyataanya yang telah menelanjangiku. Aku membungkam tak dapat bisa bicara. “Sebenarnya ibu nggak apa-apa kok, Tris.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Malah, eee.. ibu bangga ada anak muda yang mengagumi bentuk tubuh ibu yang sudah tua begini. Kalau mau, sekarang kamu boleh melihat semuanya milik ibu dari dekat dan kamu boleh melakukan apa saja. Asal kamu bisa menjaga rahasia serapat-rapatnya,” ujarnya. Aku masih belum tahu arah pembicaraan ibu kostku hingga hanya diam membisu. Tetapi, Dia telah melepas daster yang dikenakannya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dan dengan telanjang bulat, setelah sebelumnya mengunci pintu kamar, ia menghampiriku yang masih terbaring di ranjang. Duduk di tepi ranjang di sebelahku. Tak urung gairahku kembali terpacu kendati hanya menatapi ketelanjangan tubuh wanita yang lebih pantas menjadi ibuku itu. “Ayo Tris, jangan cuma melihati begitu. Tadi kamu sebenarnya ingin memegang punya aku kan? Ayo lakukan semua yang ingin dilakukan padaku,” suaranya terdengar berat ketika mengucapkan itu. Mungkin ia telah bernafsu dan ingin disentuh.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Melihat aku tidak bereaksi, aku kostku akhirnya mengambil insiatif. Tangannya menjulur, menarik selimut yang menutupi tubuh telanjangku. Batang penisku yang tegak mengacung diraihnya dan diremasnya dengan gemas. Selanjutnya mengelus-elusnya perlahan hingga aku menjadi kelabakan oleh sentuhan-sentuhan lembut tangannya di selangkanganku. Dan sambil melakukan itu Dia mulai membaringkan tubuhnya di sisiku dalam posisi berhadapan denganku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Maka buah dadanya yang berukuran besar dan seperti buah pepaya menggantung berada tepat di dekat wajahku. Aku tetap tidak bereaksi kendati payudaranya seperti sengaja disorongkan ke wajahku. Namun ketika ia mulai mengocok penisku dan menimbulkan kenikmatan tak terkira, keberanianku mulai terbangkitkan. Payudaranya mulai kujadikan sasaran sentuhan dan remasan tanganku. Buah dadanya sudah tidak kencang memang, tetapi karena ukurannya yang tergolong besar masih membuatku bernafsu untuk meremas-remasnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Puas meremas-remas, aku mulai menjilati pentilnya secara bergantian dan dilanjutkan dengan mengulumnya dengan mulutku. Rupanya tindakanku itu membuat gairah Dia menjadi naik. Ia mulai mengerang dan kian mengaktifkan sentuhan-sentuhannya di di alat kelaminku. “Ya Tris, begitu. Ah,.. ah enak. Uh,.. uh..terus terus sedot saja. Ya,.. ya. sshh…ssh.. akhhh”. Dengan mulut masih mengenyoti susu Dia secara bergantian kiri dan kanan, tanganku mulai menyelusur ke bawah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ke perutnya, lalu turun ke pusarnya dan akhirnya kutemukan busungan membukit di selangkangannya. Kemaluan yang hanya sedikit di tumbuhi rambut itu terasa hangat ketika aku mulai mengusapnya. Rupanya itu merupakan wilayah yang sangat peka bagi seorang wanita. Maka ketika aku mulai mengusap dan meremas-remas gemas, Dia mulai menggelinjang. Kakinya dibukanya lebar-lebar memberi keleluasaan padaku untuk melakukan segala yang yang kuiinginkan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Terlebih ketika jari telunjukku mulai menerobos ke celahnya. Lubang vaginanya ternyata tak cuma hangat. Tetapi telah basah oleh cairan yang aku yakin bukan oleh air kencingnya. Aku jadi makin bernafsu untuk mencolok-coloknya. Tidak hanya satu jari yang masuk tetapi jari tengahkupun ikut bicara. Ikut menerobos masuk ke lubang kenikmatan aku kostku. Mengocok dan terus mengocoknya hingga lubang vaginanya kian becek akibat banyaknya cairan yang keluar.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ia juga menggelinjang-gelinjang sambil terus mendesah. “Ah,.. ah.. ah aku tidak kuat lagi Tris. Ayo sekarang kamu naik ke tubuh aku,” bisiknya akhirnya. Rupanya ia sudah tidak tahan akibat kemaluannya terus diterobos oleh dua jariku. Maka tubuhku ditarik dan menindihnya. Dasar belum punya pengalaman sedikitpun dengan wanita. Kendati telah menindihnya, penisku tak kunjung dapat menerobos lubang kenikmatan aku kostku. Untung Dia cukup telaten.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dibimbingnya penisku dan diarahkannya tepat di lubang vaginanya. “Sudah, dorong masuk tetapi pelan-pelan. Soalnya aku sudah lama melakukan seperti ini,” bisiknya di telingaku. Bleessss! Sekali sentak amblas penisku masuk ke lubang kenikmatan aku kostku. Aku memang tidak mengindahkan permintaannya yang memintaku untuk memasukannya perlahan. Mungkin karena tidak berpengalaman dan sudah terlanjur naik ke ubun-ubun gairah yang kurasakan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hingga ia sempat vaginaik saat penisku menancap di lubang vaginanya. “Auuu, ..ah.ah.. pe..pelan-pelan Tris, shhh….ssh ..ah..ah,” “Ma,… ma.. maaf bu,” “Iya,.iya. Be,.. besar sekali punya kamu ya Tris,” “Punyamu juga besar dan enak,” kataku sambil terus meremasi kedua payudaranya. Namun baru beberapa saat aku mulai memaju mundurkan penisku ke lubang vaginanya, desah nafasnya kian keras kudengar. Tubuhnya terus menggelinjang dan mulai menggoyang-goyangkan pantatnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akibatnya baru beberapa menit permainan berlangsung aku sudah tak tahan. Betapa tidak, penisku yang berada di liang vaginanya terasa dijepit oleh dinding-dinding kemaluannya. Bahkan terasa seperti disedot dan diremas-remas. “Aduh,.. ah.. aku tidak tahan. Ah,..ah…ah..aaaaaahhh,” Aku terkapar di atas tubuhnya setelah menyemprotkan cukup banyak air mani di liang sanggamanya. Indah dan melayang tinggi perasaanku saat segalanya terjadi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dan cukup lama aku menindihnya yang memelukku erat setelah pengalaman persetubuhan pertamaku itu. “Maaf bu cepat sekali punya saya keluar. Jadinya cuma ngotorin” “Tidak apa-apa Tris. Kamu baru kali ini ya melakukannya? Nanti juga bisa tahan lebih lama” katanya setelah aku terbaring di sisinya sambil menenangkan gemuruh di dadaku yang mulai mereda. Dan dengan lembut dia membersihkan air mani yang berleleran di penisku dan vaginanya dengan daster yang tadi dikenakannya. “Sebentar aku bikin kopi dulu ya, biar kamu semangat lagi,” Dia keluar dari kamarku sambil membawa dasternya yang telah kotor.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Rupanya ia menyempatkan ke kamar mandi, karena kudengar ia menyiram dan membasuh tubuhnya. Cukup lama ia melakukan itu di kamar mandi. Baru ia kembali ke kamarku dengan membawa segelas besar kopi panas kesukaanku yang dibuatnya. Ia mengenakan kain panjang yang dililitkan sebatas dadanya. Namun satu-satunya pembungkus tubuhnya itu langsung dilepaskannya setelah menaruh gelas kopi dan mengunci kembali pintu kamarku. “Kopinya saya minum dulu ya bu,” “Oh ya, ya. Silahkan diminum nanti keburu dingin,” Menyeruput beberapa tegukan kopi panas buatannya membuatku kembali bergairah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku menyempatkan diri mencuci rudalku di kamar mandi. Kendati tadi sudah dibersihkan olehnya, tetapi rasanya kurang bersih dan agak kaku. Mungkin karena sperma yang mengering. Ketika aku kembali ke kamar, Dia langsung menggenggam penisku yang masih layu. Mungkin ia sudah ingin gairahnya tertuntaskan dan bermaksud membangkitkan kejantananku dengan mengelus dan meremas-remasnya. Tetapi dengan halus kutepis tangannya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Aku telentang saja,..,” kataku. Dia naik atas ranjang dan aku segera menyusulnya. Ia yang telah tiduran dengan posisi mengangkang, kudekati bagian bawah tubuhnya tepat di antara kedua pahanya. Ah, liang sanggamanya sudah banyak kerutan terutama di bagian bibir kemaluannya. Warnanya coklat kehitaman. Bahkan ada bagian dagingnya yang menggelambir keluar. Ia mencoba menutupi kemaluannya dengan tangannya. Mungkin ia malu bagian paling rahasia miliknya dipelototi begitu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tetapi segera kusingkirkan tangannya. Dan ketika tanganku mulai melakukan sentuhan di sana, ia mandah saja. Bahkan saat telunjuk jari tanganku mulai mencoloknya, ia mendesah. Tak puas hanya memasukkan satu jari, jari tengahku menyusul masuk mencoloknya. Dan aku mulai mengkorek-koreknya dengan mengeluar-masukkan kedua jariku itu. Akibatnya ia menggelinjang dan mendesah. Kedua jariku semakin basah oleh cairan vaginanya. Baunya sangat khas, entah mirip bau apa, sulit kucarikan padanannya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hanya yang pasti, bau vaginanya tidak membuatku jijik. Hidungku semakin kudekatkan untuk lebih membauinya. Tetapi ketika lidahku mulai kugunakan untuk menyapu bagian luar bibir vaginanya ia memberontak. “Hiiii, jangan Tris, ah,.. ah.. jorok ah. Kamu nggak jijik? Shhh,… akhhh… shhh,….shhhh,” Ia mencoba menolakkan kepalaku menjauhkan mulutku dari lubang nikmatnya. Aku tetap nekad, mulut dan lidahku tambah liar menggeremusi dengan gemas liang sanggamanya itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hingga ia kian menggelepar dan menggelinjang. Mulutnya mendesis seperti orang kepedasan. Mulut dan lidahku yang meliar ke bagian dalam vaginanya menimbulkan sensasi tersendiri. Berkali-kali ia mengangkat pantatnya dan membuat lidah dan mulutku semakin menekan dan menekan ke kedalamannya. Ludahku yang bercampur dengan cairan vaginanya menjadikan lubang nikmatnya terasa sangat basah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tetapi, ketika lidahku mulai melakukan sapuan ke lubang duburnya dengan cara mengangkat sedikit pantatnya, ia kembali berontak. “Apa-apaan ini, hiii,.. jangan ah kotor. Uhhh… ahhh… shhh.. shh,” Aku sering melihat film BF, saat wanita dijilati lubang anusnya, ia tambah menggelinjang dan merintih. Berarti lubang dubur sangat peka oleh sentuhan. Dan memang terbukti, Dia tambah merintih dan mengerang. Hanya baru beberapa saat sapuan kulakukan, tubuhnya telah mengejang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kedua pahanya menjepit kencang kepalaku disusul dengan mengejutnya dubur dan lubang vaginanya. “Ohhh, aku sudah enak Tris. Kamu sih menjilat-jilat di situ. Kamu sudah sering ya melakukan dengan wanita,” “Tidak bu,” “Kok kamu tahu yang seperti itu,” “Saya hanya ikut-ikutan adegan film BF” Ujarku. ” Bapaknya Titi (panggilan Nastiti, anaknya) sih jangankan menjilat dubur. Menjilati vagina aku saja tidak pernah,” katanya. Kubiarkan ia sesaat meredakan nafasnya yang memburu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lalu aku mulai menindih tubuhnya ketika ia menyatakan siap untuk melakukan permainan berikutnya. penisku mulai naik-turun keluar-masuk dari liang sanggamanya. Bunyinya sangat khas dan membuatku tambah bergairah. Sementara tanganku tak henti-hentinya meremasi susu-susunya. Pentil susunya yang besar dan mengeras kusedot-sedot dengan mulutku. Itu membuatnya keenakan dan kembali mendesah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ia tak mau kalah. Pinggulnya mulai digoyang. Pantat besarnya dijadikan landasan untuk menggoyang. Jadilah benda bulat panjang milikku yang berada di dalamnya mulai merasakan nikmat oleh gesekan dinding vaginanya. Goyangan pinggul dan naik-turunnya tubuhku di bagian bawah sepertinya seirama. Terasa syuur, dan ah, nikmat. Tak lupa, sesekali bibirnya kucium. Ia membalasnya lebih hangat.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lidahku disedotnya nikmat. Jadilah kami bak sepasang kekasih yang tengah meluahkan gairah. Saling berpacu dan saling memberi kenikmatan. Aku tak peduli lagi bahwa yang tengah kusetubuhi adalah ibu kostku. Wanita yang jauh lebih tua usianya dan selama ini kuhormati karena penampilannya yang selalu nampak santun. Tak kusangka ia menyimpan bara yang siap melelehkan. Liang nikmat Dia mulai berdenyut-denyut kembali. Mungkin ia akan kembali orgasme seperti yang juga tengah kurasakan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Goyangan pinggulnya semakin kencang tetapi tidak teratur. Maka sodokan penisku ke lubang nikmatnya semakin garang. Menghujam dan kian menghujam seolah hendak membelah bagian bawah tubuhnya. Puncaknya, ketika Dia mulai merintih dan kian mendesah, tanganku mulai menyelinap ke pinggulnya dan menyelusup ke pantatnya. Di sana aku meremas dan mencari celah agar dapat menyentuh duburnya. Dan setelah terpegang, jari telunjukku mencolek-colek lubang anusnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akibatnya matanya seperti membelalak dan hanya menampakkan warna putihnya. Dirangsang di dua lubangnya sekaligus membuatnya seperti cacing kepanasan. Maka ketika tubuhnya semakin mengejang, dan tubuhku dipeluknya erat. Jari telunjukku kupaksa masuk ke lubang duburnya. Sedang penisku kubenamkan sekuatnya di vaginanya. Jadilah pertahanan wanita itu ambrol, vaginanya kian berdenyut dan menjepit sementara erangannya semakin kencang dan bahkan vaginaik.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sedang dari rudalku, menyembur sebanyak-sebanyaknya sperma ke lubang nikmatnya. Karena banyaknya sperma yang mengguyur, kurasakan ada yang meleleh keluar dari mulut kemaluannya yang masih terterobos oleh penisku. “Ah, aku puas sekali Tris. Baru kali ini aku merasakan yang seperti ini,” katanya. Kami masih terkapar di ranjang. Ada rasa ngilu dan tulang-tulangku seperti dilolosi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tetapi sangat nikmat. Ada tiga ronde permainan yang kulakukan malam itu. Dia mengaku sangat kecapaian ketika aku memintanya kembali. Menjelang subuh, ia pamit untuk kembali ke kamarnya. “Kalau kamu suka, aku siap melakukannya setiap waktu. Tetapi tolong jaga erat-erat rahasia kita ini,” ujarnya berpesan. Aku mengangguk setuju. Bahkan sebelum keluar dari kamarku ia kuhadiahi ciuman panjang. Pantat besarnya kuremas-remas gemas dan nyaris punyaku bangkit kembali. “Sudah ah, besok malam bisa kita sambung lagi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kamu Tris, besok harus kuliah kan,” katanya. Bergegas ia menyelinap keluar dari kamarku. Takut dengan gairahnya yang kembali terpancing. Perselingkuhanku dengannya terus berlangsung. Di setiap kesempatan, kalau tidak aku yang mengajaknya, ia yang mengambil insiatif. Bahkan di siang hari, kalau aku lagi ngebet, sengaja bolos dari kampus. Mampir ke warungnya dan memberi kode, lalu ia akan pulang menyempatkan melayaniku di kamarku atau di kamarnya. Ia memang tergolong wanita panas yang terpicu hasrat seksualnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Seperti siang itu, karena hanya ada satu mata kuliah, aku pulang agak siang dari kampus. Aku langsung ke warung untuk makan siang dan bermaksud memberi kode pada ibu kostku. Tetapi ia tidak di sana. ” Ibu baru saja pulang, mungkin untuk istirahat,” kata Yu Narsih, pembantunya yang ada menunggu warung melayani pembeli. Jarak antara warung dengan rumah memang dekat tak lebih dari 50 meter. Maka setelah menyantap makan siangku, aku langsung ngabur ke rumah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dia tidak sedang tidur seperti yang kusangka. Ia sedang melipati pakaian yang telah diambilnya dari jemuran duduk di ruang tengah. Maka dasar sudah horny, kudekati ia dan kupeluk dari belakang. “Kuliahnya bebas Tris,” katanya. “Cuma satu mata kuliah kok,” jawabku. Ia berkeringat, mungkin karena kesibukannya melayani pembeli sejak pagi. Baunya khas, bau wanita dewasa. Tetapi tidak mengurangi gairahku untuk memesrainya. Ia mulai menggelinjang ketika tanganku menyelusup ke balik dasternya dan mencari gundukan buah dadanya. Kuremas-remas susunya dan kupilin putingnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku jadi gemas karena ia tak bereaksi. Tetapi melanjutkan pekerjaanya memberesi pakaian-pakaian yang telah dicucinya. Maka sambil menciumi lehernya, tanganku terus merayap dan merayap sampai kutemukan vaginanya yang masih tertutup CD. Baru ketika hendak kutarik CD nya ia berontak. “Kamu pengin Tris?,” “Iya. Habis vaginanya enak sih,” kataku. Celana dalamnya berhasil kulepaskan tanpa membuka dasternya. Sebenarnya ia mengajakku untuk main di kamarnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tetapi kutolak, aku ingin ia melayaniku di sofa. Apalagi Nastiti tengah camping di sekolahnya sejak dua hari lalu. Jadi aku tidak perlu takut ketahuan anak gadisnya itu. Dan lagi aku cuma butuh pelepasan hajat secara singkat karena harus menyelesaikan makalah yang harus jadi besok pagi. Kalau main di kamar, pasti akan memakan waktu lama karena Dia pasti tak mau cuma kusetubuhi sebentar. Jadilah setelah sebentar menjilati vaginanya dan meremasi susunya, hanya dengan menyingkap dasternya aku mulai menyetubuhinya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dengan posisi duduk di sofa ia kangkangkan kakinya hingga memudahkanku memasukkan penis ke liang nikmatnya. Kugenjot pelan lalu mulai cepat, karena nafsuku memang sudah naik ke ubun-ubun. Namun pada saat aku memuncratkan sperma ke lubang vaginanya, samar-samar kulihat seseorang melihati perbuatan kami. Ia adalah Yu Narsih, pembantu aku. Kulihat ia mengintip dari balik gorden di pintu dekat kamar mandi. Rupanya ia masuk dari pintu belakang rumah yang memang tidak terkunci. Aku langsung berdiri dan melangkah ke arah dapur. “Dasar anak muda, kalau lagi ada mau nggak sabaran,” katanya tersenyum melihat tingkahku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dibersihkannya sperma yang berleleran di sekitar kemaluannya dengan daster yang dikenakannya. Ia tidak tahu bahwa sebenarnya aku tengah mencoba mengejar Yu Narsih yang langsung menyelinap keluar setelah perbuatanku dengan ibu kostku. Aku jadi panik, takut Yu Narsih akan menceritakan peristiwa yang dilihatnya kepada para tetangga. Kuputuskan untuk tidak menceritakan padanya ihwal Yu Narsih. Biarlah akan kucoba meredamnya, pikirku. Selepas sore kutemui Yu Narsih di rumahnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jarak rumah Yu Narsih hanya sekitar 500 meter. Terpencil di tepi sawah. Aku memang sering main ke rumahnya dan kenal baik dengan suaminya, Kang Sarjo yang berprofesi sebagai tukang becak. Wanita berusia sekitar 35 tahun dan berkulit agak gelap itu, cukup kaget ketika aku datang. “Kang Sarjo mana Yu?” “Oh, baru saja berangkat narik. Ada perlu dengan dia?” Plong, lega rasa hatiku. Aku memang ragu, takut permasalahan yang ingin kusampaikan ke Yu Narsih di dengar suaminya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku dipersilahkannya duduk di balai, satu-satunya perabotan yang ada di ruang tamu rumah berdinding pagar itu. Yu Narsih pun duduk menyebelahiku. “Tidak. Aku malah perlu sama Yu Narsih kok,” kataku. Dengan pelan kusampaikan maksud kedatanganku. Aku meminta Yu Narsih tidak menceritakan apa yang dilihatnya siang tadi kepada orang-orang. Kasihan ibu kostku akan jadi bahan gunjingan orang. Dan sejauh ini Dia tidak tahu kalau Yu Narsih sebenarnya telah memergoki perbuatan itu hingga aku memintanya pula untuk tidak menegur ibu kostku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ia cuma terdiam membisu sampai aku menyelesaikan semua yang ingin kusampaikan. “Ah, saya ndak apa-apa kok Mas Tris. Saya malah yang minta maaf, tadi nyelonong masuk,” ujarnya. “Tetapi saya tidak enak sama Yu Narsih. Yu Narsih jangan cerita sama siapa-siapa ya,” kataku lebih menegaskan. Seperti menghiba saat aku menyampaikan itu. “Iya mas. Masak saya menjelek-jelekkan Mas Tris dan ibu sih,” Mendengar kesungguhan dan ketulusannya itu aku merasakan beban berat yang tadi menindihku berkurang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akupun langsung pamit pulang. Sejak itu aku dengan tenang dapat memuasi ibu kostku. Aku tinggal di rumah ibu kostku sampai lulus kuliah dan telah memperoleh pekerjaan. Bahkan, saat ini saya tengah dalam persiapan perkawinan dengan Nastiti, putri tunggal ibu kostku, entah apa jadinya nanti,…. Apakah Dia akan tetap meminta layananku bila aku telah menjadi menantunya ?</div>
ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-80633334056207973082018-07-21T00:33:00.003-07:002018-07-21T00:33:49.431-07:00Cerita Dewasa Bersetubuh Dengan Tukang Ledeng<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="240" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVmwkUSV6jMwm6FzEQBFFE2w1GNSytSmlvg7psMg1dDd8J4oNZLQrFdktwTnJAgyHFETFITRnlmvRb9ofVZm5Gd_FkrhwVu0bcTe4y95E8uKaNjfYZITdzXAur9Zv1DoqrDfihh3DDvKA/s640/DbZXKZ6UwAASEBK-240x300.jpg" width="512" /></a></div>
<b><br /><br />Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">Cewek yang bernama Nita ini memang satu satunya yang paling menarik yang aku lihat dari salah satu perumahan dengan paras cantik dan kulit yang putih sekilas juga mirip salah satu artis FTV, dengan tubuh langsing dan ukuran payudaranya 34B. kadang bayanganku sering bersama dia jika beronani, dan dikenyataan aku sangat ingin bersetubuh dengannya.<br /></span><br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Suami Nita mendapatkan tugas kerja ke Australia untuk beberapa minggu. Oleh akrena itu, ia pun tinggal sendirian di rumah tersebut. Suatu hari, ia hendak berangkat untuk kerja ke kantornya. Sebelum meninggalkan kompleks perumahan, ia sempat mampir sebentar ke pos jagaku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Assalamualaikum, pak Parjo. Maaf mengganggu” ujarnya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oh, nggak apap bu. Ada apa yah, Bu?” balasku sambil menanyainya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Begini Pak, bapak tahu tukang ledeng yang murah nggak pak, di sekitar eprumahan ini? Soalnya, tadi pipa air di rumah saya bocor.” tanyanya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Tukang ledeng? Wah, kalo tukang ledeng mah nggak ada, Bu. Cuman saya, bisa kok betulin pipa air bocor.” jawabku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oh, kebetulan kalo gitu. Bapak bisa dateng jam 8 malam nanti nggak? Saya pengen Bapak betulin pipanya itu, pak. Nanti kalo nggak bisa dibetulin, saya nggak bisa mandi lagi.” tanyanya kembali</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oh, boleh Bu, boleh. Kebetulan jam segitu, saya juga sudah selesai jaga.” balasku kembali</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oh, terima kasih banyak yah, Pak. saya berangkat dulu deh kalo gitu. Wassalamualaikum” ujarnya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Walaikumsalam”. balasku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah itu, akupun langsung menyiapakn segala hal. Untuk memancing prhatiannya, aku hanya memakai singlet dan celana jeans saja. Aku hendak emembasahi singletku itu nantinya. Aku tahu ia pasti ingin sekali bisa memandangi tubuh seorang lelaki.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Terutama karena ia sudah ditinggali suaminya selama 5 hari. Akhirnya jam 8 pun datang juga. Akupun langsung berangkat ke rumahnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ternyata ia sudah berada di rumahnya. On-time juga orang ini, pikirku. Akupun langsung mengetok pintu rumahnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Assalamualaikum” ujarku dari luar</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Walaikumsalam, eh Pak Parjo toh, silahkan masuk pak.” balasnya sambil membuka pintu</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Dimana Bu, letak pipanya?” tanyaku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Di belakang dapur, pak. Terimakasih banyak yah pak”. balasnya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ah, tidak apa-apa Bu.” balasku kembali</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrUitgyF9uzb-jXjO3wAhUwa34fYx4Jss6YaTMTbfitMBmh-j2CWsAl9Y-_CJrZZr61lS-sHJUFmPptq31Nx-Y6jgspxBvU8PnHSdQd5tSQ79BUX8a0O90jJl0QoO3gLKcJKUr0Q-0jQM/s640/snipoker.gif" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oh iya, saya mau angkat cucian dulu yah, Pak. Kalo mau ambil minum, nggak usah sungkan-sungkan. Langsung ambil saja.” ujarnya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Baik,Bu. Terima aksih. ya sudah, saya ke dapur dulu yah, Bu.”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sesampainya di dapur, akupun mulai bekerja. Ternyata, pipanya tidak mengalami kerusakan. Hanya terlepas saja. Setelah itu, aku ambil minum di dispenser. Sebagian aku minum, sebgaian lagi aku tumpahkan ke dadaku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Nah, sekarang singletku sudah basah. Lalu akupun menghampiri Nita di tempat cuci. Aku hendak memberitahukannya bahwa pipanya sudah selesai aku perbaiki, sekalian aku ingin tunjuki tumpahan air tersebut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Maaf Bu, pipanya sudah selesai saya perbaiki.”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oh etrimakasih pak. Loh, kok baju bapak basah semua begitu.”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oh ini, tadi kena semprotan air pipa.”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ayo ganti aja pak. Entar masuk angin loh”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oh nggak suah Bu, nggak Papa. Saya ganti di rumah aja deh. Tapi, saya buka disini yah Bu.”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akupun membuka singletku. Aku bisa merasakan sedikit raut muka kaget sekaligus mau di wajahnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oh ya sudah Pak. Tapi kalo Bapak pengen….</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Belum selesai dia bicara aku langsung memeluknya, dan mencumbumnya dengan liar.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Mmmh…Pak, tolong, Pak, mmmhhh…jangan, Pak!”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Sudahlah, Bu. Saya tahu, Ibu kesepian.”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Tapi Pak,s aya, saya sudah berkeluarga…mmmhhh.mmmhhh.mmmhhh…ahh”tiba-tiba ia menamparku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Kontan aku kaget dengan perbuatannya itu, dan akupun melepaskan pelukanku. Setelah itu, dia pun lari menuju kamar atas. Aku pun buru-buru mengejarnya, dan mendekapnya kembali.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Pak, tolong Pak. Bapak boleh ambil apa saja, tapi tolong jangan perkosa saya.”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Jangan munafik kamu! Saya tahu kuma juga sudah nggak sabar buat ngerasain ****** lagi kan? Ayolah, akui saja, Bu!”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Pak, ini dosa Pak!”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Sudahlah, nikmati saja!” akupun menggendongnya ke kamarnya sambil mencumbunya dengan liar. Tampak perlahan-lahan pertahanannya sudah mulai merenggang. Erangan tolkannya sudah mulai sedikit hilang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sesampainya di kamarnya, aku mulai membuka bajunya dan ******nya. Waooow, tubuhnya benar-benar terlihat fantastis dan sangat menggoda sekali saat itu. Ia memakai bra berwarna merah dan berenda.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akupun langsung menindih tubuhnyda mencumbunya sambil tangan kiriku membuka celana dalamnya. Ia mulai terlihat menikmatyi permainanku tersebut. Oleh karena itu, aku pun perlahan-lahan mulai merenggangkan tindihan tubuhku di atas tubuhnya. Tangan kanaku pun langsung membuka celanaku, sambil tangan kiriku masih memgang ekdua tangannya. Tiba-tiba ia berkata:</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Pak, saya mau melakukannya. Tapi Bapak jangan bilang ke siapa-siapa yah”</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Okey, nona manis. Nah, sekarang. Tolong dong, hisap kontolku itu. Ayo dong, kontolku sudah nggak tahan pengen dihisap sama mulut mungilmu itu</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ia pun mulai mengisap kontplku. sapannya bener2 nikmat banget. Pertama-tama ia jilati dulu kepala kontolku. Sekalian dengan lubang kencingnya, lalu sambil meremas-remas buah zakarku, ia mulai menurnkan mulutnya ke batangku senti per senti.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Aah…yeahh…ohhh…teruskan, Nit!” ujarku sambil merem-melek dan menjambak-jambak rambutnya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ia terus menghisap-hisap kontolku selama 15 menit. Sampai akhirnya aku pun berkata kepadanya bahwa aku ingin menjilatyi memeknya. Ia pun menyarankan posisi 69. Karena, ia ilang ia masih belum puas mengisap kontolku yang pannjangnya 17 cm itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akhirnya kami pun pindah ke posisi 69. Tanpa basa-basi lagi, aku langsung melahap memeknya yang tidak berbulu itu. Kujilat-jilat memeknya selama 10 menit-an, sambil sesekali kutususk-tusuk dengan jari tengahku. Tak lupa kujilat=jilat juga klitorisnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sayang sekali aku tidak bisa melihat ekspresinya ketika aku menjilati memeknya tersebut. Tapi tampaknya dia menjadi tidak konesn dengan sepongannya di kontolku. Sudah pasti karena dia kenikmatan dengan jilatanku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahh…mmmh…pak, enak…ahhh….banget!!!Terusin pak….mmmhhh!”sambil kembali menyepong kontolku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Slenag beberapa menit kemudian, kusuruh dia untuk berhenti menyepongku, dan menungging membelakangiku. Aku hendak melakukan gaya doggy-style. Tanpa basa-basi, langsung aku tusuk memeknya. Tapi ternyata, susah sekali untuk kontolku amsuk ke memeknya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Wah, jangan-jangan lo belum eprnah dientot yah sama suami lo sendiri?” tanyaku sambil melumuri memeknya dengan air liurku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Saya sudah lama tidak melakukan ini Pak.” jawabnya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akhirnya memeknya pun mulai terbuka sedikit. Akupun langsung memasukkan kontolku. Tetapi, Nita langsung ebrteriak kesakitan</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahh! Pak, sakit! Pelan-pelan dong!” serunya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Karena ternyata masih belum muat untuk aku masuki, akupun kembali menjilati memeknya. Sambil kontolku aku lumuri dengan air liurku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahh..Pak, ohh..Pak, saya sudah siap Pak..ahh…ayo, silahkan masukin Pak!” pintanya tanpa malu-malu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ha,ha,ha! Tadi bilangnya lo kagak pengen ngelakuin? Lo bilang ini dosa! Huh, mang dasar munafik lo! Kalo pengen bilang aja! Jangan pura-pura!” balasku sambil kembali memasuki kontolku. Pelan-pelan tapi pasti</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahh! Pak, sakk..it!” teriaknya kembali</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tapi aku sudah tidak peduli sama sekali dengan teriakannya tersebut. Aku kembali memasuki kontolku. Setiap senti masukan, teriakan Nita semakin kencang. Setelah akhirnya masuk semua, aku mulai menggenjotnya perlahan-lahan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahh..ahh…sakit..ahh…ahh……ohh!” perlahan-lahan teriakan-teriakan kesakitannya berubah menjadi erangan kenikmatan. Oleh akrena itu, akupun mulai memeprcepat genjotanku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ohh…ahh…gila…memek lo enak banget! Gila, dah lama gue kagak nikmatin memek seenak ini!” racau gue. Sambil mengentotinya, gue pun juga meremas-remas teteknya yang putih mulus itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Pak, ooh, pak, saya mau keluar!Ohhhhhhh……..!” teriaknya. Tapi aku sama sekali tidak memperdulikan hal itu, aku tetap menggenjotnya. Sambil menggenjotnya, aku tarik rambutnya dan kuarahkan wajahnya yang tampak kelelahan itu untuk aku cumbu.<br />Aku terus mengewenya dengan gaya itu selama 5 menit-an. Setelah itu, aku melepas kontolku dulu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Nita langsung menelantangkan badannya setelah itu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Gimana, Nit? kecapekan yah? Padahal , gue belum keluar nih” ujarku sambil ikut terlentang di sebelahnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Pak, kita istirahat dulu deh. Saya mau minum dulu.” ujarnya dengan napas terngah-engah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Oh yaudah kalo gitu. Biar gue yang ambilin yah.” tawarku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ya sudah Pak, termiakasih pak. saya biar ke kamar mandi dulu. Mau buang air kecil.: ujarnya sambil melangkahkan kakinya ke lantai bawah</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku pun juga langsung bergegas mengikutinya ke bawah untuk mengambilkan minum untuknya dan juga diriku. Tiba-tiba, aku melihat handycam di ruang tamu. Aku langsung timbul ide setan untuk merekam ronde kedua ML-ku dengannya nanti.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pas aku cek, kebetulan di dalam handy-cam itu masih ada kaset kosongnya. Langsung saja aku ambil handycam tersebut dan membawanya keatas. Kebetulan Nita masih berada di dalam kamar mandi, jadi aku ada waktu untuk menaruh handycam itu ketempat yang pas</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sesampainya di atas, kusembunyikan handycam itu di antara tumpukan buku-buku yang berada di atas lemari bajunya. Tempat itu sangat pas sekali untuk menyembunyikan handy-cam tersebut. Setelah itu, aku langsung duduk kembali di tempat tidur. Sambil menyalakan TV. Tepat ketika aku sedang menyalakan TV, Nita kembali dari kamar mandi.<br /><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Nit, lo punya film bokep gak?” tanyaku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ada sih Pak, koleksi suami. Ada di kardus di sebelah TV tuh.” jawabnya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akupun langsung membuka kardus tersebut. Kutemukan banyak sekali film-film bokep di dalamnya. Tapi ada satu judul film yang pas sekali dengan pengalamanku saat itu. Judul film itu adalah: “Cheating Housewives”. Benar-ebnar sebuah judul yang ironis sekali. Tak terbayang bagaimana reaksi suami Nita, ketika Istrinya sendiri juga melakukan hal yang sama dengan wanita di film tersebut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Kita nonton dulu yuk. Buat, perangsang aja. Apalagi, lo kayaknya masih kecapekan tuh.” ujarku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ya sudah deh, Pak. Boleh-boleh aja.” balasnya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Sstt..mulai sekarang, panggil aja gue Parjo. Atau kalu lo mau yang lebih emsra, panggil abang, atau akang juga boleh. He3,he,he…”ujarku sambil mengelus-elus wajahnya kemudian mencium keningnya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Nita hanya tersenyum-senyum saja mendengar ucapanku tadi. Lalu akupun langsung menyalakan DVD player untuk menonton film itu. Aku menonton film itu sambil bersender di tembok. Nita berada di sampingku sambil bersandar di dadaku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku elus-elus rambutnya yang halus dan panjang itu. Film itu benar-benar hot sekali. Adegan pertama menceritakan Istri yang berselingkuh dengan supir pribadinya saat Suaminya telah berangkat kerja. Istri itu pertama-tama meminta sang supir untuk mengantarnya berbelanja.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pada saat perjalanan pulang, sang istri menggoda sang supir dan meremas ****** sang supir. Akhirnya, mereka pun menepi di suatu jalan sepi, dan melakukan persetubuhan di dalam mobil.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah itu, film bokep itu pun berganti ke adegan-adegan lainnya yang jalan ceritanya berbeda, serta emmakai tokoh yang berbeda pula. Ada yang melakukan perselingkuhan di kebun belakang rumah, gudang rumah, bahkan sampai di garasi rumah. Nita sempat terlihat risih melihat film itu, meskipun aku tahu bahwa dia pun juga terangsang waktu melihatnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kulihat puting payudaranya sudah mulai menegang kembali. Aku pun langsung memilin-milin putingnya dengan lembut. Ternyata pilinanku itu berhasil membuatnya tambah terangsang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Jo, kayaknya….saya…mmmhhh…” ujarnya tanpa sempat mengakhiri kalimatnya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku sendiri pun juga sudah mulai merasa terangsang kembali. Kulihat kontolku sudah mulai tegang. Langsung kuambil tagangan kanan Nita dan kususruh dia untuk mengocok kontolku. Nita mulai mengocok kontolku secara perlahan-lahan sambil aku terus meilin-milin putingnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sambil melakukan itu, aku juga mencumbui bibirnya kembali. Kami melakukan foreplay tersebut selama 9 menit. Seetlah itu, aku mulai melepas cumbuanku di bibir Nita, dan aku mulai mengehntikan kegiatan memilin-milin puting payudaranya tersebut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aku menyuruh Nita untuk melakukan gaya entot “Woman on Top”. Nita pun langsung mengikuti perintahku tersebut. Perlahan-lahan, dia mulai mengarahkan kontolku ke memeknya yang sudah mulai menyempit kembali. Tapi kali ini, tidak ada kesulitan dalam memasukkan kontolku ke memeknya. Seetlah batangku masuk, Nita pun mulai menggenjot tubuhnya perlahan-lahan</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ooohhh…mmmhhh….yeahh…” gumam Nita keenakan</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Yeeeahh…bagus, Nit. Terusin….ohhh…”balasku sambil merem-melek.<br />Nita mulai menggenjot dengan kencang. Sambil menikmati genjotan Nita, akupun mulai mengerjai kedua payudaranya. Tanganku yang kiri sibuk meremas-rema payudaranya yang kiri, sedangkan tanganku yang kanan mengisap-isap payudaranya yang kanan sambil bergantian.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahhh….ohhh.enak….enakkk…Jo…!” teriaknya keenakan</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kami terus melakukan posisi itu selama 15 menit. Setelah itu, aku hendak melakukan posisi cowgirl. Aku langsung mnyuruh Nita untuk duduk di atas pangkuanku. Kulihat posisi itu perfect sekali karena berhadapan langsung dengan lemari tempat aku menaruh handy-cam tadi Kami berdua melakukannya di kursi meja rias Nita. Dengan posisi Nita menghadapi cermin.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Nit, kamu genjot lagi yah.” pintaku.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Okey deh” balas Nita</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Nita pun mulai menggenjot tubuhnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ahh…ohhh…eah…ahhh…” teriak Nita tanpa hentinya</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“ohh..Nit..ohh…enaknya, Nit!” balasku juga</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kami terus melakukan posisi itu selama 20 menit.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Ohhh…Gue mau keluar Nit!” ujarku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Sebentar-sebntar, biar gue lepas dulu.” balas Nita. Setelahh itu, aku pun langsung mengocok-ngocok kontolku di depan mukanya, sambil Nita membantu meremas-remas buah zakarku</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“OHHHH! Nit,…ahh!” teriakku. Akhirnya keluarlah cairan spermaku itu. Aku menumpahkannya di payudara Nita.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Nita pun langsung memebrsihkan badannya ke kamar mandi setelah itu. Aku langsung mengeluarkan kaset yang ada di dalam handycam dan membawanya pulang. Petualanganku bersetubuh dengan Nita belum berakhir sampai disitu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Perkenalkan aku Parjo. Aku adalah seorang satpam di sebuah perumahan di daerah ciputat. Ini adalah pengelamanku melakukan hubungan seks dengan salah satu Ibu-ibu penghuni perumahan tersebut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Ubuntu, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.71429; margin-bottom: 20px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Perempuan itu bernama Nita. Nita dan suaminya yang baru saja menikah, hendak menempati perumahan tersebut. Sejak awal aku melihatnya, aku sudah menyukai perempuan itu. Perumahan yang saya jaga itu memang termasuk perumahan baru.</div>
ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-78509901127605616082018-07-18T23:26:00.003-07:002018-07-18T23:26:28.818-07:00Cerita Seks Ngentot Terbaru Dengan Pembantu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="400" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_lhchoABh3QBYpDmBr9rZsxmagw1dXDGQkmNirLOomeHqZlUTSh8dxuLHEI25Un9oQVXb50A4nfbgumRQnZN3vHlTd5OYzMQD9GH2pfqql8qiujppkn4FgKpg1mMlA3P-ZClfYuVidsg/s640/93.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<b>Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">angsung saja om dan mbak simak cerita tersebut dibawah ini. Perkenalkan aku Toni aku anak tunggal dari kedua orang tuaku, papaku bekerja di perusahaan yg sering megharuskan dia pergi ke luar kota bahkan ke luar negeri seda</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
ngkan mamaku hanya ibu rumah tangga namun dia jg memiliki bisnis yg terkadang menuntutnya utk menetap di luar negeri. Dan jadilah aku seorang siswa yg baru duduk di bangku kelas 3 SMA namun sering di tinggal pergi.<br /><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Saat ini aku sdh menjalin hubungan dgn seorang gadis yg sekolah di tempat yg sama dgnku. Dia bernama Echa dan hampir satu tahun aku bersamanya, aku merasakan senang dalam mengisi hari-hariku tp dia tak pernah mau melakukan hubungan badan, dia bilang kalau aku sayang dia aku tdk akan melakukan hal itu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Akupun akhirnya menyggupi permintaan Echa aku tdk pernah melakukan hal mesum padanya, walaupun sebenarnya aku ingin sekali melakukan hal itu sebagai cowok yg masih dalam masa labil, apalagi aku jg sering mendengar teman-temanku menceritakan tentang ngesex mereka dgn pacarnya. Dan aku hanya bisa jadi juru pendengar bagi mereka.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Cerita sex pembantu terbaru, Tanpa mengetahui apa yg dinamakan klimaks dan lainnya, tp akhirnya akupun dapat menikmati adegan seperti itu begitu mamaku menerima seorang pembantu baru utk membantu pekerjaan bi Narsih yg sdh agak lanjut usianya.-cerita sex pembantu- Tp karena bi Narsih sdh dari dulu menjadi pembantu mama bahkan dia sdh di anggap salah satu anggota keluarga.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Cerita dewasa hot terbaru, Karena itu mama tdk memperhentikanya bahkan mama mencarikannya seorang teman, dan kali ini pilihan mama seorang gadis yg masih berumur 22 tahun. Wulan namnya, orangnya manis dan dia jg memiliki tubuh sintal dgn kulit kuning langsat yg bersih. kalau saja Wulan menjadi seorang model menurutku dia cocok sekali.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Cerita mesum hot terbaru, Karena wajah dan tubuhnya begitu mendukung malah mamaku pernah bercanda padanya</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kenapa nggak jadi model saja kamu Nis…” Dia hanya tersenyum sambil berkata</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Model apa bu.. orang Wulan cuma tamatan SD..” Aku lihat semakin hari Wulan terlihat centil bahkan sama papa saja dia langsung akrab dan mama hanya tersenyum melihat tingkah polah Wulan yg centil tanpa ada cemburu sekalipun.</span><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Singkat cerita, Hari ini aku baru pulang dari sekolah dan cuaca begitu menyeramkan dgn hujan deras yg mengguyur mulai pagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sedangkan ortu ku sdh 2 hari berada di luar kota, begitu sampai di rumah aku langsung masuk kedalam kamarku dan hanya main hp androidku. Makan siangku di anter oleh Wulan ke dalam kamar begitu jg piring setelah selesai makan Wulan yg mengambilnya ke kamarku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Cerita sex hot terbaru, Ketika jam makan malam aku mendengar pintu kamarku terbuka sempat aku melihat dgn sedikit membuka kelopak mataku bi Narsih membangunkan aku</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Den.. bangun makan malam dulu…” kata bi Narsih dgn malas aku jawab</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Iya bi.. nanti aja.. ” Diapun bangun lalu pergi sambil berkata -cerita hot-</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ya sdh nanti minta sama Wulan ya.. bibi mau tidur dulu udah ngantuk..” Diapun berlalu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku masih terasa malas sampai akhirnya perutku bersuara yg menandakan kalau dia sdh mulai lapar. Akupun teriak pada Wulan agar mebawakan makan malamku ke dalam kamar, dan setelah selesai makan malam aku segera beranjak masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhku. Setelah agak lama berada di bawah shower akhirnya akupun keluar dari dalam kamar mandi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dgn hanya menggunakan handuk yg melilit di pingganggku, sewaktu aku mau mengambil baju tiba-tiba Wulan masuk kedalam kamar melihatku setengah bugil dia teriak</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Aduh mas Toni… iiiihhhh malu aaahhh..” Akupun bermaksud menggoda Wulan aku dekati dia</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Wulan nggak pingin ini… ” Sambil aku sodorkan penisku padanya dan aku tdk menduga apa yg dilakukan oleh Wulan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Diapun langsung melorotkan handukku hingga terlihat penisku yg masih bergelantungan tanpa CD. Aku hendak mundur namun Wulan keburu menangkapnya lalu dia memasukkan penisku kedalam mulutnya</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Oooooggghhhhhh… Wuullll… uuuugghh…. oooogghh… peelaaannnnnnn… Wuullll… mmmpphhhhh..” Agak sakit penisku ketika dia menggigitnya namun terasa begitu nikmat ketika mulutnya mulai mengulum penis itu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sampai-sampai aku bergelinjangan di buatnya karena memang baru pertama kali aku melakukan adegan seperti ini. Aku tdk berbuat apa-apa hanya melihat perlakuan Wulan padaku diapun menatapku sambil melucuti bajunya jg, saat itulah aku melihat tubuh Wulan begitu mulus membuat penisku semakin tegang saja kembali Wulan mengulum dalam mulutnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Akupun kembali mengerang</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Aaaaggghhhh… mmmpphhhhh.. Wuullll… oooogghhhhhh…. oooogghhhhhh… oooogghhhhhh… ” Wulan berhenti lalu dia menyuruhku utk naik ke atas tubuhnya yg sdh terlentang dgn pasrah, akupun menusukan penisku kedalam meqinya awalnya aku mengalami kesulitan tp akhirnya dgn batuan tangan Wulan akupun dapat menmbus meqinya.</span><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP0RR6mF7c9U-tywT_CDouazpR-jJCJJMfe9r2BCvCSBf8-kzWRFEQMwtFmdEoICGrNCoGK6cp0GqQcU-HtAfGmGNKTRY-9IByg_EarRFynLe8O2LV5tTVTGoFE5dlAp64J_ji4a9nDeU/s640/snipoker.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku terdiam menikmati kenikmatan ini, aku merasa penisku terasa hangat dalam meqi Wulan. Dan aku sadar ketika pantat Wulan mulai bergerak di bawah tubuhku akupun menggoyang pantatku dan lama-lama akupun begitu fasih mengikuti gerakannya</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Oooogghghhhhh…. Oooogghghhhhh… Oooogghghhhhh… mmmpphhhhh…. Oooogghghhhhh… Oooogghghhhhh… Oooogghghhhhh..” Enak sekali rasanya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Cerita pembantu terbaru 2016, , Kini aku begitu fasih menggerakan menggoyang pantatku seperti pemain dalam adegan cerita ngentot. Dan berulang kali aku menggoyang pantatku hingga berklai-kali aku mendesah</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ooogghhh… Wuullllllll… mmmpphhhhh… eennnaakkk… Wuullll….. ooogghhh…. ooogghhh..” Seruku di sela tubuhku sambil bergoyang, dan tak lama kemudian akupun merasa.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Akan segera mengeluarkan sesuatu yg menyatu dalam selangkanganku</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Oooooggghhhhhhh… Wull.. aaaku… sampeeee… oooggghhh… oooggghhh…” Tumpah jg air mani pertama kali tumpah dalam meqi seorang wanita.</span>ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-73085950962115418062018-07-18T23:24:00.002-07:002018-07-18T23:24:16.520-07:00Cerita Dewasa Mertua Ngentot Menantu Sampai Puas<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="400" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWIWApal-elozbov_oY611PkhkHW7KVXKX-gP5XCXPzS8Fvs5Q1vOXv6FUB55GNrJWb5VtqsWJTN8HBliOiK8jLSUsMVjGDV5s-UPBfAoDIJ6o5DKlZok09g3Jerbc3zQsmeRmZ7qvRtg/s640/92.jpg" width="640" /></a></div>
<br /><b>Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Hari sudah mulai malam, aku baru saja selesai mandi dan duduk di meja rias dadan secantik mungkin dg penampilan yg seksi. Aku mengenakan bra warna merah dan gaun putih transparan, terlihat jelas warna bra yg kupakai, semua lelaki pasti tak akan kuat berpaling dariku. Sambil nunggu kabar dari suamiku yg belum pulang kerja sampai saat ini.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tiba-tiba</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kriiiing,,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ya halo pa,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Eh, ma malam ini papa ga bisa pulang, tugas dadakan dr bos</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Oh,, ga apa apa pa,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Gitu aja ya ma</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Oke pa,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Yess suamiku ga pulang, berarti malam ini aku bebas, sesuai rencana awal, aku penasaran, pengen tau rasanya punya mertua yg ekstra besar dan bikin aku ah ah ah,,,, aku akan bikin masakan yg enak buat mertuaku sayang dan brangkaaat,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tok tok,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Siapa,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Saya pak, Saliyem</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Oh, masuk</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ini saya bawain makanan pak</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ehem kok tumben malam2 gini</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Iya pak,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Suamimu?</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Lembur pak sampe pagi, besok pulang jam 9 pagi</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Lah kamu sendirian</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Makanya itu pak,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Makanya kenapa</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Yem takut</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Nginap disini aja</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Emang boleh pak</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Oh,, boleh banget</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayo pak dimakan (suasana pecah saat mertuaku memandangi tubuhku seperti kesetanan, aku tau apa yg ada dalam pikirannya, dia pasti senang aku menawarkan diri nginap di rumahnya)</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Oh iya iya,,, em,, dik yem,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Iya pak,, kenapa,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Anakku beruntung banget ya dapetin kamu</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Bapak bisa aja, emangnya apa kelebihanku</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kamu cantik luar biasa,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ah, biasa aja pak</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Bapak aja sampai ck ck ck,,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Bapak ih,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Em,,, ntar boboknya dimana dik yem</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Terserah bapak lah</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Lah kalo terserah saya, ya bapak suruh bobok dikamarku loh,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Nggak ah, ntar diapa apain lagi,,, kan aku menantumu pak, pamali,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Katanya terserah bapak, kalau soal itu sih ga ada istilah menantu dik</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Soal itu,,, maksud bapakkk?</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Itu lho,,, ah masa ga ngerti sih dik</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ngerti bapak mertuaku sayang,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Apa, kau panggil aku sayang,,, oh romantis sekali,,, bolehkah aku memelukmu dik saliyem menantuku sayang</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Nggak ah, ntar ada yg berdiri lagi</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dari tadi udah berdiri dik, ga kuat niih</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Emang masih kuat pak,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kalo soal begituan, apalagi dg wanita secantik dirimu,,, oh,,, aku seperti orang kehausan ditengah gurun pasir dan menemukan segelas air dik,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Oya,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">He em,,, badanku boleh tua tapi gairahku, tak perlu kau ragukan</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Terserah bapak deh,,, aku nurut aja sama mertua, diapain aja alu mau,,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Benarkah dik,,, uuwaaahh uwaah,,, hmm,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tanpa ragu dan dg tenaga bull dozer, lelaki tua itu yg tak lain mertuaku sendiri, menyerangku, memelukku dg kuat, mulutnya menciumi wajahku, leherku dg bringas dan rakus, aku pasrah badanku digerayangi, pakaianku diacak acak. Tubuh mertuaku panas, gemetar namun liar. Benar yg ia katakan tadi seperti orang kehausan, mungkin karena lama tidak mencumbu wanita dan tak ada cewek yg mau dengannya kecuali aku menantunya sendiri. Aku biarkan dia menikmati tubuhku, aku serahkan semuanya malam ini untuknya. Tubuhku dibuat merinding olehnya, dalam sekejab dia berhasil menelanjangiku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ciumannya bertubi tubi, jilatannya menjalar kemana mana sampai dadaku, leherku basah oleh ludahnya. Mertuaku yg sdh tua seperti mendapat durian runtuh bisa menggagahiku malam ini, diluar dugaannya pastinya. Mungkin selama ini aku orang yg selalu hadir dalam bayangannya ketika dia beronani, kini benar2 nyata dalam kekuasaannya bukan bayangan, bukan mimpi, makanya sampai dia terus menerus bergerak bergerilya menikmatiku. Seluruh pakaianku telah berceceran dilantai, aku terus diciumi, dijilati dari leher sampai jempol kaki. Mulutku dihisapnya, lidah mertuaku menyeruak masuk ke mulutku bergerak2. Aku jijik diperlakukan seperti itu, namun demi menghargai dia, aku balas dg menjulurkan lidahku ke mulutnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Eh lidahku dihisapnya dg kuat,,, aku mual,,, huekk. Tapi mertuaku cuek, tak peduli ekspresiku yg jijik atas perlakuannya. Bahuku diremas, payudaraku diciumi bergantian, puting susuku dihisapnya sampai terasa sakit. Oh,,, tenaga mertuaku ternyata luar biasa, kedua tanganku diangkat dan aku teriak teriak kegelian, dia jilati ketiakku,,, waw tubuhku menggelinjang menahan rasa geli permainan mertuaku, ia terus jilati ketiakku yg berkeringat, mungkin mengeluarkan aroma yg tidak sedap tapi dia makin rakus dan bernafsu. Belum digesek miss v ku sdh basah oleh lendir kenikmatan. Aku dibopong dan didudukkan diatas meja kayu yg besar, kakiku diangkat, kedua pahaku dibuka lebar, aku malu,,, ia tanpa ragu dan dg sigap membenamkan wajahnya di selangkanganku,,, aku menggeliat menahan nikmat dan geli, ini belum perbah dilakukan oleh suamiku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Mertuaku tak hanya punya barang gede, tapi pandai memainkan sex dg mantap. Aku benar2 dibikin klepek2 tak berdaya dihadapannya. Auuuuhhh,,, mis v ku dibelah,, dan emmhh,,, dicepok cepok,,, dan dijilati sampai seluruh lendirku terasa bersih. Geli geli nikmat membuatku mabuk kepayang. Oh mertua gila,,, jangan hentikan permainanmu, malam ini aku jadi milikmu,,, celotehku. Ia hanya bisa mengerang2 dg napas memburu seperti orang dikejar anjing. Miss v ku basah oleh ludahnya dijilati seperti kucing kelaparan ketemu ikan asin.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Mertuaku telanjang bulat dg mr p yg gede berdiri manggut2 siap dihujamkan di miss v ku. Aku takut,,, aku degdegan,,, perasaanku tak karuan, antara perasaan berdosa selingkuhi suamiku dg mertuaku sendiri dg rasa penasaran pengen tau barang mertuaku yg bikin aku mabuk. Uwaaaah,,, mr p itu telah nempel dibibir vaginaku, panaaas,,, ditekan,,, auh,,, ditekan lagi auh,,, responku tak kusadari mulutku nyanyanyua,,,, kepala mr p mertuaku nerobos keluar masuk di ujung lubang vaginaku, ia tekan lagi,,, tekan terus sampai seluruh batang penis itu masuk ke vaginaku, ia cabut pelan, masukin lagi,,, begitu terus dan setiap ayunan aku tetiak dan mendesis saking enaknya dan bener2 hal yg berbeda dg suamiku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ouh,,, aaahhh esst,,, aku disetubuhi mertuaku sendiri, hal yg tak layak, namun bagiku ini sensasi. Penis besar itu keluar masuk mengayun vaginaku yg bener2 peret krn ukuran pebis yg besar dan tak wajar. Vaginaku mengeluarkan pelumas yg menambah kenikmatan persenggamaan ini. Yah namanya orang tua, baru beberapa tusukan saja sdh nut nutan mau keluar. Mertuaku teriak teriak seperti orang ngeden eeekkk,,,,, dan segera mencabut penisnya dr vaginaku lalu mengocoknya hingga keluar sperma kental creeett crecet,,, berceceran di dadaku. Oaaah oaaah,,,, teriaknya</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dik yem, makasih ya</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Iya pak sama sama</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dik, bapak mohon kepadamu</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Apa itu pak,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tolong jaga rahasia ini</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Iya pak yem ngerti</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Bapak takut jika ada yg tau kita seperti ini, reputasi dan harga diri bapak sebagai penceramah bisa hancur dik.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tenang aja sih pak,,,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Bapak bisa menahan diri dr kejahatan lain, tapi yg satu ini bapak tak sanggup</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Udah bapak bobok</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Nggak dik, istirahat 10 menit, bapak mau nambah</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Haaa,,, serius pak</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Oh my god,,,, aku digarap lagi, dan semalam suntuk aku disetubuhi mertuaku, istirahat sejenak, ia garap aku lagi sampai badanku sakit semua, vaginaku terasa ngilu, berkali2 ditusukin penis gede miliknya. Aku terasa mau pingsan, sekujur tubuhku lemes. Mertuaku sepertinya tak mau menyia2kan kesempatan. Seolah hari esok tak mungkin ada kesempatan sebagus ini, menyetubuhi menantunya sendiri yg cantik nseksi. 7 kali lebih mertuaku menggagahiku dlm semalam.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Jam 7 pagi aku pulang menyiapkan segala sesuatunya tuk sambut suamiku pulang pagi ini.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Suamiku datang dan kebetulan mertuaku juga main ke rumahku, seperti tak terjadi apa2 semalam, suamiku ngobrol santai dg bapaknya, mertuaku. Tak lama kemudian, suamiku pamitan mau mandi, mertuaku menatapku penuh nafsu. Begitu pintu kamar mandi nutup, mertuaku menghampiriku dg cepat dan menciumiku, mencumbuku dan jilati leher dan dadaku, susuku dirogoh rogoh, dikeliarkan dr bra dan disedot, dicupangi bergantian,,,, aaahh,,, mertuaku bringas menikmati sisa usianya bersama menantunya, diriku. Matanya nanar, kupingnya tajam memperhatikan suara pintu kamar mandi dmn suamiku ada didalamnya. Selama suamiku mandi aku dilucuti mertuaku, aku telanjang dada dan mertuaku dg bebas cumbui payudaraku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ugh nikmatnya, punya mertua rakus haus sex. Penisnya menekan nekan dan digesek gesekin di pahaku sedangkan mulutnya sibuk jilati kedua payudaraku dan jilati ketiakku. Terus terang aku suka diperlakukan seperti ini. Terdengar suara pintu klek,,, kami sudahi permainan ini dan bergegas rapikan pakaian ambil sikap santai seperti tak terjadi apa2. Suamiku keluar dr kamar mandi, pakai handuk menuju kamar, ia ngunci pintu kamar dan pakai baju, seketika itu pula kami kembali berpagut bercumbu saling menikmati sentuhan dan cumbuan di ruang tamu ini. Kedua tangan mertuaku masuk ke dalam bajuku menggerayangi dan meremas payudaraku dg posisi ia ada dibelakang dg penis menekan pantatku, wua terasa banget kemaluan mertuaku yg super tegang nonjok pantatku yg masih tertutup rok.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Terdengar lagi bunyi selot kamar suamiku klek,,, kami cepat ambil sikap santai pura2 ngobrol dg mertua. Suamiku tak curiga sama sekali dg aksiku yg benar2 rapi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Suamiku menuju ke taman belakang, lihat2 taman sambil duduk santai di sova, ia ambil makanan ringan, beberapa menit kemudian suamiku nguap, ngantuk krn habis kerja lembur. Ia akhirnya tertidur di sova. Mertuaku ternyata memperhatikan anaknya terus, begitu suamiku lelap, langsung dia menghajarku kembali, menciumiku, mencumbuku, menelanjangiku dan ahh,,,, penis gedenya menghajar vaginaku dg sadis.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku pegangan lemari dg kuat, posisiku nungging beuh nikmatnya, vaginaku disetubuhi dr belakang oleh mertuaku,,, mataku merem melek menikmati sex terlarang ini, aku tetus memperhatikan suamiku, takut dia bangun, tapi tidurnya sangat lelap. Lama sekali aku disetubuhi mertuaku, krn semalam sdh berkali2 ngeluarin sperma, kali ini vaginaku dihajar habis sampai begitu lama, berjam2 ditusuki penisnya tapi tak keluar2 spermanya. Aku sampai lemes kecapean. Berganti gaya sambil lihat ke arah suami, telentang dan disetubuhi dari atas, merangkak disetubuhi dr belakang sampai ah,,, keringatku membasahi tubuhku krn vaginaku dihajar terus terusan mertuaku. Akhirnya mertuaku tubuhnya kaku, mencengkeram punggungku dan penisnya terasa berkedut kedut, ia orgasme,,, spermanya nyembur di vaginaku sebelum ia sempet cabut.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrUitgyF9uzb-jXjO3wAhUwa34fYx4Jss6YaTMTbfitMBmh-j2CWsAl9Y-_CJrZZr61lS-sHJUFmPptq31Nx-Y6jgspxBvU8PnHSdQd5tSQ79BUX8a0O90jJl0QoO3gLKcJKUr0Q-0jQM/s640/snipoker.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aduh gawat,,, aku kuatir hamilku nanti anakku mirip mertuaku, aku tak tau anak siapa nanti dlm kandunganku, anak suamiku atau anak mertuaku,,, au ah egp. Tanpa suara rintihan atau suara mengerang kami menikmati persenggamaan ini di ruang deket suamiku tidur.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Mertuaku ternyata lebih hebat dr suamiku walau usianya lebih tua. Dan terus terang, aku lebih menikmati sex dg mertuaku, setiap ada kesempatan, kami lalukan perbuatan bejat namun nikmat itu entah sampai kapan, aku tak bisa menghentikannya</span>ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-38741935552047732042018-07-18T23:21:00.005-07:002018-07-18T23:21:54.263-07:00Cerita Dewasa Ngentot Memek Janda Yang Masih Sempit<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="241" data-original-width="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5DhlSPr-4x1_lNAxl934UeoAF4-2V3aeJ5PG7vBhe6LyW6RUHfLBxz62OdUMsLdNVX-lFE0aIyLbcJUbgkmGuJ39OCqxEkqrCOPGQJ7cj4fi_V_aNWWnVk7RWFfhD0-85URFB13bfTiU/s1600/91.jpg" /></a><br /></div>
<b><br />Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dalam cerita seks ini mengkisahkan seorang laki-laki memuaskan seorang janda cantik bertubuh semok di atas ranjang. Bagaimana kelanjutan kisahnya? langsung saja simak cerita dewasa berjudul </span><i style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Ngentot Memek Janda Yang Masih Sempit</i><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;"> di bawah ini.<br /></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Namaku Ganif, aku adalah seorang mahasiwa tingkat 6. Saat itu sepulang kuliah sekitar jam 20.00 aku keluar dari kampus. Sete;ah setengah jam sampailah aku dikost dengan mengedarai motorku. Sesampainya dikost aku memarkirkan motorku lalu aku menaruh tasku dikasur lesehanku. Beberapa saat setelah itu aku merasa lapar sekali. Kulihat saat itu warung depan kostku masih buka.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Melihat itu aku-pun kemudian segera pergi kewarung langgananku itu. Sesampainya diwarung aku-pun segera memesan makanan,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Malem Tante Arum?, ” ucapku sembari melihat kearah etalase makanan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Malem juga ganif, mau makan yah ?, ” tanyanya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya nih Tante, lauk sama sayurnya kog udah habis sih Tante, ? ” tanyaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya nih Nif habis semua, palingan tinggal nasi putih aja, ” ucapnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Aduh… gimana yah nih tante Arum, masak aku makan nasiputih doang, padahala aku udah laper banget, huhh… ” ucapku mеmеlаѕ.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Aduh kasihan banget sih si ganteng satu ini, gini aja deh kamu makan dirumah tante aja, dirumah masih ada persediaan ayam tuh, nanti tante gorengin kalau kamu mau, gratis nggk usah bayar, ” ucapnya menawarkan makan gratis kераdаku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sebagai anak kost mendengar tawaran makan gratis pasti aku tidak akan menolak,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Wah boleh tuh Tante Arum, tterimakasih sebelumnya yah tante,hhe…, ” ucapku girang.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Yaudah tunggu ѕеbеntаr уаh ganteng, Tаntе tutuр dulu wаrungnуа, okey ?, ” ucapnya ssemabri menutup warungnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya tante, yaudah sini biar aku bantuin, ” jawabku lalu bergegas membantunya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Beberapa saat kami-pun menutup warung tante Arum. Setelah warung sudah selesai ditutup, kemudian kami-pun segera menuju rumah tante Arum yang letak rumаhnуа yang tidаk jаuh dаri wаrung tеrѕеbut.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sekitar 5 menit sampailah kami di rumаhnуа lalu tante Arum sgera membuka pintu rumahnya, setelah terbuka diapun mempersilahkan aku duduk di kursi kayu namun tempat duduknya ada busanya,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Ganif tunggu disini dulu yah, tante mau ganti baju dulu, risih banget nih bajunya udah kena kringet. Oh iya kamu nonton Tv dulu aja, anggep aja rumah tante rumah kamu sendiri, hhe…, ” ucapnya lalu bergegas kekamar.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Okey Tаntе Arum, ” jаwаbku ѕingkаt.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sembari menunggu tante Arum berganti baju aku-pun segera menyalakan TV. Beberap menit berlalu Tante Arum-pun keluar dari kamarnya dengan mengenakan daster yang minim tanpa lengan yang panjangnya diatas sampai diatas lutut. Astaga, tante Arum sexy sekali malamitu, terlihat putih mulus dan motok sekali paha dan pantatnya itu, Ouhhhh… seketika penis-kupun berdiri tegak.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Oh iya Tante Arum ini adalah janda muda berusia 33 tahun yang ditinggal suaminya dan belum mempunyai anak dari hasil pernikahanya. So, bisa dipastikan vagina-nya masih seperti ABG, peret dan sempit, hhe. Saat itu aku hanya sekilas saja melihatnya, karena tante Arum segera [ergi kedapur untuk memasak untukku. Beberapa menit dia didapur, tiba-tiba saja dia memanggilku,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Ganif ganteng, соbа kamu kesini tolongin tante sebentar deh ?, ” ucapnya berteriak dari dapur.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya tante, , ” ucapku lalu berjalan mеnuju dарur.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tepat dibelakang tante Arum aku-pun bertanya,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Mau minta Tolong apa tante ke ganif ?, ” tаnуаku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Kayaknya dipunggung tante ada semut deh Nif, kamu bisa tolong garukin nggak, tangan tante nggak sampai nih mau nggegaruk. Oh iya sekalian tante mau tanya, kamu mau digorengin paha atau dаdа, Nif ?, ” ucapnya sembari memegang piring yang berisi paha dan dada ayam mentah.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Oh iya tante sini biar ganif garukin, dan Aku Dada aja tante, ” ucapku sembari mulaimenggaruk punggung tante Arum.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Ouh kamu suka dada yah, hemmmm… anak muda tuh kebanyakan ѕukа Dada yah, hhe…, ” ucapnya sembari memasukan dada ayam dipenggorengan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya dong Tаntе, dadakan lebih enak tante, selain besar dagingya juga keset dan kenyal, ” ucapku sembari menggaruknya dari belakang.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Oh gitu yah, gede dan kenyal mana sama punya tante ?,” ucap tante Arum dengan entengnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sejenak aku tediam kaget mendengar ucapanya,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Kog diem aja sih, ayo jawab, ” ucapnya lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Eee… Eeee… gimana yah tante… Eeeeeeeee…., ”</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Belum selesai aku menjawab, tiba-tiba saja dia meraih tangan kananku dengan tangan kanannya lalu diarahkanya pada buah dadanya. Ouhhh Damn… gilak nih janda yang satu ini benar-benar frontal sekali, ucapku dalam hati. Wow ternyata tante Arum tidak memakai bray, gilak benerrrrrr,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Gimana udah bisa jawab belum, coba remas payudara tante, biar kamu tahu besar dan kenyal mana,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” ucapnya sembari terus menahan tanganku di payudara kananya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Saat itu aku benar-benar terkejut dengan kelakuanya itu. Karena dia yang meminta aku-pun segera meremas-remas payudaranya tanpa ragu. Saat itu aku-pun mendadak Horny parah guest. Sembari meremas payudaranya yang tidak memakai Bra aku tempelkan penis-ku yang masih terbungkus celana bahan panjangku pada pantatnya sembari terus meremas payudaranya,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Ayo jawab,keenakan kamu yah meremas buah dada tante, hahahaha…., ” ucapnya menggodaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Hehe iya nih tante, Beuhhh… gede dan kenyal dada tante Kog, hhe…, ” ucapku sembari terus meremas.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">2 menit setelah itu dada ayam-pun sudah matang, tante Arum mematikan kompor lalu menaruh dada ayam itu di piring yang tadi sudah diambilnya. Saat itu dia menaruh dada ayam dipiring sembari terus aku remasi payudaranya,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Hemmm… ada yang keenakan nih, ini kamu makan dada tante apa mau makan dada ayam, ” ucapnya kepadaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Makan dada tante aja dulu deh, dada ayamnya nanti aja setelah makan dada tante,hhe…, ” ucapku dengan beraninya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Saat itu aku berkata sembari terus meremas dan mengesek-gesekan penisku yang masih terbungkus celana pada pantat tante Arum yang semok dan kenyal itu. Lalu,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Yaudah deh kalau gitu, tapi makan dada tantenya dikamar mandi aja yah sekalian kita mandi bareng, lagian kamu juga belum mandikan, ” ucapnya sembari mengedipkan matanya dengan genit.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Siap komandan, ” jawabku semangat birahi sex.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tanpa membuang waktu aku-pun segera menuju kekamar mandi, sedangkan tante Arum menutup pintu rumahnya agar perbuatan kami tidakdiketahui tetangganya. Setelah menutup pintu tante Arum-pun menyusulku kekkamar mandi. Saat itu aku sudah telanjang bulat dengan penisku yang sudah siap tempur,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Wah kamu udah telanjang aja yah Nif, dasar bocah mesum kamu, hha, ” ucapnya sembari membuka daster lalu melepas celana dalamnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Oughhh astaga… benar-benar montok sekali payudara tante Arum, belum lagi vaginya, beuhhh… gembul sekali seperti kue apem. Saat itu aku semakin bernafsu saja melihat tante Arum yang telanjang bulat didepanku,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Kog diem aja sih Nif, kenapa kamu udah nafsu banget yah melihat tante, Weeekkk…, ” ucapnya memecah lamunanku yang terpesona melihat keindahan tubuhhya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Memang benar-benar janda kempling nih tante Arum, badanya masih kencang sekali. Perutnya rata,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">pinggangnya ramping, udah gitu vaginanya bersih tanpa sedikit bulu kewanitaan sehelaipun. Pasti dia rajin mencukur jembutnya deh, hhe,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Tau aja deh tante, nih si ojan (penis) udah tegang maksimal nih tante, hha, ” ucapku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Yaudah si ojan (penis) suruh sabar dulu yah, kita mandi dulu biar wangi, ” ucapnya lalu dia mengguyur tubuhnya dengan air.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya tante, ” ucapku lalu ikut mengguyur tubuhku air juga.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kebetulan saat itu gayung di kamar mandinya ada 2, jadi kami tidak saling beerebut. Sembari mandi aku mengesek-gesekan penisku kepantat tante Arum, Huhh… rasanya udah nggak sabar sekali aku ingin segera menyodok memeknya yang gembul itu,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Nif tolong baluri tubuh tante dengan sabun cair itu dong, nanti kamu juga tante baluri juga badan kamu sama sabun cairitu, ” ucap tante Arum sembari mengambil sabun cair yanga disampingnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Siap tante semok kesayanganku, ” ucapku penuh nafsu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Didalam kamar mandi ukuran 3×2 meter itu kami-pun saling membaluri tubuh kami dengansabun cair. Aku baluri tubuh tante Arum sabun cair dari leher hingga ujung kaki, sebaliknya tante Arum juga membaluri seluruh tubuhku dengan sabun cair. Setelah tubuh kami terbaluri sabun cair, tante Arum-pun segera mengalungkan kedua tangannya dileherku lalu bibirnya menyambar bibirku dengan penuh nafsu,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Eummmmm…. Eummmm… Ssssshhhh…, ” suara lenguhanku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku yang sudah bernafsu sekali, kusambut ciuman tante Arum dengan penuh nafsu sex juga. Bibir kami saling berpangutan dengan penuh gairah sex. Tak puas dengan berciuman aku-pun merapatkan tubuhku pada tubuh tante Arum lalu tanganku aku arahkan pada pantatnya,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Eughhhh… Ssshhhh… Remas terus pantat tante Nif… Ouhhhh…, ” ucapnya dengan sejenak melepas ciuman kami.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya tante, Oughhhh…., ” ucapku sembari meremasi pantat tante Arum dengan gemasnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Setelah itu kamipun segera berciuman kembali. Posisi tubuhku saat itu menempel dengan tubuh tante Arum. Kejantanaku yang sudah ereksi maksimal itu terasa geli sekali karena tergesek-gesek perut tante Arum yang berlumur sabun cair. Merasakan penisku yang selalu menyentuh perutnya, tante Arum-pun pengertian sekali, saat itu dia meraih penisku lalumengocoknya,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Ssshhhhh… enak sekali tante, terus kocok tante… Oughhhh…., ” desah nikmatku dengan melepas ciuman kami sejenak.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya sayang, Ssshhhh… Sekarang kamu juga mainin itil (clitoris) tante yah biar kita sama enak, Oughhh…, ” ucapnya sembari mengocok penisku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tanpa banyak bicara lagi, tangan kananku tetap meremas pantanya, sedangkan tangan kiriku-pun segera memainkan klitorisnya, aku tekan dan aku putar-putarkan itil-nya dengan penuh nafsu. Sebaliknya dia juga mengocok penisku yang berlumur sabun cair dengan penuh nafsu juga. Saat itu kami-pun menghentikan ciuman kami, kami sama-sama fokus memainkan kelamin kami,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Yah seperti itu Nif, terus mainkan itil tante dan remasi pantat tante terus… Ssssshhh… Aghhhhh…, ” ucapnya lalu mendesah nikmat.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya tante, tante juga kocok terus penis aku yah… Oughhh…, ” ucapku lalu mendesah juga.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sekitar 10 menit kami saling memainkan alat kelamin kami. Kocokanya sungguh enak sekali, bahkan lebih enak dikocok daripada ML. Saat itu aku yang merasa akan orgasme akupun mengentikan kocokanya,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ tante Ngocoknya udah yah, sayang banget kalau spermaku keluar ditangan tante, mendingan aku keluarin di memek tante nanti, hhe…, ” ucapku sembari menyingkirkan tangan tante Arum dari kejantananku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Benar juga tuh Nif, yaudah kita Langsung ngentot aja yuk, tante juga udah nggak kuat nih,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">habisnya kamu pinter banget sih ngobel memek tante, memek tante udah becek banget tuh, ” ucapnya sembari menununjuk kearah vagina-nya yang basah oleh lendir kawin bercampur sabun cair.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya deh tante, Kita ML pakai gaya apa nih tante, ” tanyaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Anjing kencing aja yah Nif, soalnya nggak mungkin jugakan kalau tante terlentang dilantai kamr mandi ini, hahaha, ” ucapnya sembari tertawa.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Anjing kencing, Dogggy style kali tante, yaudah sana buruan tante Nungging, ” ucapku memintanya menungging.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya itu maksud tante, maklumlah tantekan udah nggak muda lagi, ” ucapnya lalu dia menungging membelakangiku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ketika menungging tanganya berpegangan pada bak mandi agar dia tidak jatuh ketika aku sodok nanti. Seketika terlihatlah sebongkah pantat yang bulat, kencang , lebar, dengan terselip sebuah lubang kenikmatan ditengahnya. Nafsuku semakin memuncak saja melihat pantat dan vagina Tante Arum dari belakang. Tanpa banyak bicara lagi segera aku benamkan penisku pada liang senggamanya,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Zlebbbbbbbbbbbbbbbbb… Oughhhhhhhhhh… Sssssssssshhhhh…., ” lenguh nimatku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kutanamkan dalam-dalam penisku pada vagina Tante Arum,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Oughhhh Nif… Eughhhhhh…. Besar sekali kontol kamu Nif, rasanya memek tante kayak diperawani lagi… Oughhhh…, ” ucapnya nampak agak kesakitan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Memang sih penisku tergolong besar, udah gitu panjang lagi. Selain itu memek tante Arum yang sudah lama tidak terjamah penis laki-laki terasa sempit dan cengkraman otot vaginya sangat kuat sekali. rasanya tidak kalah dengan memek mantan pacarku dulu, malahan lebih enak memek tante Arum. Setealah itu mulailah aku gerakan maju mundur penisku didalam vagina tante Arum.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku yang sudah bernfasu langsung menggenjot memek tante Arum dengan cepat,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Plakkkkk… Plakkkkk… Pyekkkk…. Plakkkkk… Pyekkkk… Plakkkkk… Plakkkkk… Plakkkkk…, ” suara kulitku yang bertemu pantat tante Arum yang basah dengan sabun cair ketika aku memaju mundurkan penisku dengan cepat dan kuat.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Oughhh Nif… kamu ganas sekali sayang, kamu mainya kasar yah… Oughhh…., ” ucapnya sembari mendesah.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya nih Tante, habisnya aku udah gemes dan nafsu sekali sama tante, Ssssssssshhhhh…, ” ucapku sembari terus menyodok memek tante Arum.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Hegggg,… Eughhhhh…. Oughhh… terserah kamu aja Nif, terus sodok Nif… Oughhhh…, ” desah tante Arum terlihat kuwalahan dengan permainan sexs-ku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Saat itu aku menyodok vagina tante Arum dengan keras dan cepat. Seiring dengan sodokank itu, payudara tante Arum yang montok dan besar itu bergoyang goyang seiring kuhempaskan penisku didalam liang senggamanya. Sayang sekali rasanya jika didiamkan. Sembari terus menyodok aku membungkukan tubuhku lalu aku raih payudaranya dan aku remas dengan kedua tanganku,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Eughhhh… Eummmm …. Pandai sekali kamu Nif, yah remas payudaraku juga, dan terus genjot memek tante Nif… Oughhhh…, ” ucapnya puas merasakan kombinasi sexs-ku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya tante sayang, ” jawabku singkat.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tidak lama setelah itu, tiba-tiba saja tubuh tante Arum mengejang dan otot vaginanya mengencang menjepit penis-ku,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Aghhhhhhhhhhhhhh…. Aku keluar sayang… Oughhhhh… Uhhhhhh…., ” desah panjangnya mendapatkan klimakasnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Oughhhhhh…. Iya tante sayang, aku merasakan itu, rasanya hangat sekali, dan memek tante menjepit penisku lebih kuat dari sebelumnya, Eummmm…, ” ucapku sembari terus menyodok memek tante Arum yang tambah becek itu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku-pun saat itu masih belum mendapatkan orgasme. Tidak terasa kami sudah ML selama 15 menit dengan gaya doggie style. Saat itu aku melihat pada jam tanganku yang masih aku kenakan, Dalam hatiku berkata, kuat jug ague yah, hhe. Aku yang sehariansudah lelah dengan kuliahku, aku-pun ingin segera mendapatkan klimaksku juga,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Tante, sekarang kaki tante dirapatkan yah, ” pintaku sembari menghentikn sodokanku sejenak.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Setelah tante Arum meraptkan kakinya, saat itupun rasanya penisku terjepit kuat sekali oleh vagina tante Arum. Lalu setelah itu aku-pun mulai mengayunkan penisku lagi dengan cepat dan penuh nafsu,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Oughhh… Ahhh… Ahhhh… Ssssshhh… Ughhhh… Nif perih Nif rasanya,Ssshhhhh…, ” ucap tante Arum nampak kesakitan dengan gaya itu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ tahan sebentar yah Tante, sebentar lagi aku keluar, Oughhh…. ” ucapku sembari mteru menyodok memek Tante Arum.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sekitar 5 menit aku menyodoknya, terasa penisku sudah tidak kuat menahan spermaku yang akan menyembur. Penisku berdenyut-denyut dan,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Crottttttttttttttttt….. Crottttttttttttttt… Crottttttttttttttttt….., ”</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Pada akhirnya aku mendaptakan klimaksku. Kusemburkan semua pejuhku (sperma) kedalam memektante Arum yang gembul itu,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Ouggggghhhhhhhhhhhhhhhhh…. Enak sekali tante…., ” ucapku puas dengan klimaksku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Iya sayang, kamu hebat sekali ngentot-nya, tante benar-benar kualahan negntot sama kamu, Oughhhhhhhh…, ” ucapnya memujiku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tersalurkanlah hasrat sex kami malam itu dengan penuh kepuasan. Spermaku saat itu memenuhi rahim tante Arum, sampai-sampai aku melihat spermaku berjatuhan kelantai ketika aku mencabut penisku dari liang vagina-nya. Nafas kami terengah-engah saling bersahutan saat itu. Sejenak kami mengatur nafas kami sembari menikmati sisa-sisa nikmat percintaan kami.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Setelah itu kami-pun segera mandi, terasa dingin sekali malam itu setelah kami bercinta. Setelah selesai mandi kami-pun segera mengeringkan tubuh kami dengan handuk. Kemudian kami-pun segera memakai pakaian kami kembali dan keluar dari kamar mandi untuk makan. Malam itu kami makan dengan lahapnya. Selesai makan aku-pun segera berpamitan pulang,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ tante Udah malem nih, aku pulang dulu yah, terima kasih buwat makan gratis dan ngentot gratisnya yah, hehe…, ” ucapku sembari mencolek payudaranya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Hahhaa… dasar anak nakal, yaudah sana pulang, besok-besok kalau mau makan dada tante kesinilagi yah, hhe…, ” ucapnya menggodaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“ Siap tante sayang, Bey tante semok, ” ucapku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kemudian tante Arum-pun segera membukakan pintu lalu aku segera keluar dari rumahnya. Sungguh makan malam yang penuh sensasi pada hari itu. Sesampainya dikos aku-pun langsung merebahkan tubuhku dikasur lesehanku sembari membayangkan percintaan kami. Lama-kelamaan mataku dan tubuhku yang sudah lelah-pun memaksa aku untuk segera tidur.</span><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0wYvMX2_9er8DTFBiaSma1hhyV8pUww1vqt6fLe60IRvrUTe9ZrXHBWM1scfUc3YokZK02BZOL0g2ZGmr9ScHda0nbsBZJBruP6z2VhWAQG2s-c6qP-85Q_EaE2kbE8_yYh0nbQ3L0JE/s640/snipoker.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Malam itu tidurku nyenyak sekali. Semenjak kejadian malam itu aku tidak perlu mengeluarkan uang untuk makan jika aku ada dikosan. Tante Arum selalu memberi aku makan dan Ngentot gratis selama aku tinggal di kostku itu. Sampai pada akhirnya hubungan kami-pun berakhir gara-gara aku telah mendapatkan pacar baru yang cantik, kaya, dan lebih hebat cara bercintanya daripada tante Arum.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Saat itu aku juga erpindah kost karena aku tidak mau hubunganku dirusak oleh tante Arum.Selesai.</span>ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-56542035865166093332018-07-17T23:16:00.004-07:002018-07-17T23:16:53.293-07:00Diperkosa Mama Dan Tanteku Yang Binal<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="320" data-original-width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9hEeZVBZpk6-VqF1Qx-gDZJcWIv8vbY5WLAuC2PtW8uc0irTy8D80idMVZEk4qZgz9f2y_ld6r6i0S-c_D_F0_KO0QmJeNnKu-aGleWmGUa9fPzDvTrVlPZ74aWlTYSyVX3gBT1ZDkt8/s1600/183.jpg" /></a><br /><br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b>Kapten Birahi -</b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Namaku Roy, 32 tahun. Saat ini aku tinggal di Bandung. Banyak yang bilang aku ganteng. Kisah yang akan aku tulis ini ialah kisah nyata dheri pengalaman ngentot aku dengan mama dan bude aku.</span></div>
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><div style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Cerita ini dimulai ketika aku berumur 20 tahun. Saat itu bude ratna datang dan bermalam selama beberapa hari di rumah karena suaminya sgilag bteriakkat keluar kota.<br /></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dia merasa sepi dan takut tinggal di rumahnya sendirian. bude ratna berumur 32 tahun. Penampilannya biasa saja. Tinggi badan 160 cm. Ramping. Tapi aku suka bodynya. Buah dada 36B, dan pantatnya besar bulat.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku suka lihat bude ratna kalau telah menggunakan celana panjang ketat sehingga pantatnya sangat membentuk, mteriaksang. bude ratna ialah adik kandung Papa aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Waktu itu hheri aku tidak masuk kusarih. Aku diam di rumah bersama mama dan bude ratna. Pagi itu, jam 10, saya lihat mama baru selesai mandi. Mama keluar dheri kamar mandi menggunakan handuk menutupi dada dan setengah pacuma yang putih mulus. Mama berumur 38 tahun. Sangat mengnafsukan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Saat itu gak tahu secara tidak sengaja aku melihat mama membetulkan lilitan handuknya sebelum masuk kamar. Terlihat toket mama walau gak begitu besar tapi masih bagus bentuknya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Yang terutama jadi perhatian aku ialah memek mama yang dihiasi bulu hitam gak begitu lebat berbentuk segitiga rapi. Mungkin karena mama rajin mengasuhnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Mama sepertinya tidak sadar kalau aku sgilag melihatnya. Mama langsung masuk kamar. Hati berdebar dan terbayang terus pemandangan tubuh mama tadi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku dekati pintu, lalu aku intip dheri lubang kunci. Terlihat mama sgilag membuka lilitan handuknya lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk tersebut. Terlihat tubuh mama sangat mengnafsukan. Terutama memek mama yang aku fokuskan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Secara otomatis tangan aku meraba kontol dheri luar celana, lalu meremasnya slow-slow sambil menikmati keindahan tubuh mteriaksang mama. Karena telah tak tahan lagi, aku segera ke kamar mandi dan onani sambil berimajinasi menyetubuhi mama. Sampai akhirnya.. Crot! Crot! Crot! Aku klimak.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sore hherinya, waktu aku sgilag tiduran sambil membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara mama memanggil aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Roy..!” panggil mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ya, Ma…” sahut aku sambil bergegas ke kamar mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ada apa, Ma?” tanya aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Pijitin badan mama, Roy. Pegal rasanya…” kata mama sambil tengkurap.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Iya, Ma…” jawab aku.</span><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Waktu itu mama menggunakan daster. Aku mulai memijit kaki mama dheri betis. Terus sampai naik ke paha. Mama tetap diam merasakan pijitan aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Karena daster mama agak mengganggu pijitan, maka aku bertanya pada mama, “Ma, dasternya naikin ya? mengganggu nih…” tanya aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Emang kamu mau mijitan apa aja, Roy?” tanya mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Seluruh badan mama,” jawab aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ya telah, mama buka baju saja,” kata mama sambil bangun, lalu melepas dasternya tanpa ragu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ayo lanjutkan, Roy!” kata mama sambil kembali tengkurap. Darah aku berdesir melihat mama setengah telanjang di depan mata.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Mama tidak malu buka baju depan Roy?” tanya aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Malu kenapa? Kan anak kandung mama.. Biasa sajalah,” jawab mama sambil memejamkan mata.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku berdebar. Tanganku mulai memijit paha mama. Sebetulnya bukan meimijit, istilah yang tepat ialah mengusap agak keras.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku nikmati usapan tangan aku di paha mama sambil mata terus memandangi pantat mama yang menggunakan celana dalam merah. Setelah selesai “memijit” paha, karena masih ragu, aku tidak memijit pantat mama, tapi langsung naik memijit pinggang mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kok dilewat sih, Roy?” protes mama sambil menggoyangkan pantatnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Mm.. Roy takut mama marah…” jawab aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Marah kenapa? Kamu kan emang mama pinta mijitin.. Ayo teruskan!” pinta mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Karena telah memperoleh angin, aku mulai meraba dan agak meremas pantat mama dheri luar celana dalamnya. Nyaman rasanya memijit dan meremas pantat mama yang bulat dan padat. Kontol aku telah mulai makin keras. Mama tetap terpejam menikmati pijitan aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Karena birahi aku telah naik, aku sengaja memasukkan tangan aku ke celana dalam mama dan terus meremasnya. Mama tetap diam. Aku makin berani.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Jheri tengah aku mulai menyusuri belahan pantat mama sampai ke belahan memek mama. Jheri aku diam disana. Aku takut mama marah. Tapi mama tetap diam sambil memejamkan mata. Aku mulai menggerakan jheri tengah aku di belahan memek mama. Mama tetap diam.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Terasa memek mama mulai basah. Dan aku tahu kalau mama agak menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin mama merasa enak menikmati jheri aku di belahan memeknya. Itu perkiraan aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Karena telah basah, aku nekad masukkan jheri aku ke lubang memek mama. Mama tetap memejamkan mata, tapi pantatnya mulai berputar agak cepat.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Roy, kamu ngapain?” tanya mama sambil membalikkan badannya. Aku kaget dan takut mama marah.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Maaf, Ma…” kataku tertunduk tidak berani memandang mata mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Roy tidak tahan membatalkan birahi…” kataku lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Nafsu apa?” kata mama dengan nada lembut.</span><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPXhaVMMIlRaavurA2OfHLwwmE5dwgCpohfffzaavtoMWjckmV96IajT5dosJX61RDgBttGbFg-VaEE1ShU4Vf4xhXoxJXVw-VRDjzkxIouXdGmoZNQt_dJisCncaJEHzTjaQ8Xj4B7vg/s640/snipoker.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Sini berbhering dekat mama,” kata mama sambil menggeserkan badannya. Aku diam tidak mengerti.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Sini berbhering Roy,” ujar mama lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Tutup dulu pintu kamar,” kata mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ya, Ma…” kataku sambil berdiri dan segera menutup pintu. Kemususan aku berbhering di samping mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Mama menatapku sambil mengelus rambut aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kenapa berbirahi dengan mama, Roy,” tanya mama lembut.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Mama marahkah?” tanya aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Mama tidak marah, Roy.. Jawablah jujur,” ujar mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Melihat tubuh mama, Roy tidak tahu kenapa jadi pengen, Ma…” kataku. Mama tersenyum.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Berarti anak mama telah mulai dewasa,” kata mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kamu benar-benar mau akung?” tanya mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Maksud mama?” tanya aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Dua jam lagi Papa kamu balik…” cuma itu yang keluar dheri mulut mama sambil tangannya meraba kontol aku dheri luar celana.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku kaget sekaligus bahagia. Mama mencium bibir aku, dan akupun segera membalasnya. Kami saling mencium mesra sambil tangan kami saling meraba dan meremas.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Buka baju kamu, Roy,” kata mama. Aku menurut, dan segera melepas baju dan celana.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Mama juga melepas BH dan celana dalamnya. Mama duduk di tepi tempat tidur, sgilagkan aku tetap berdiri.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kontol kamu besar, Roy…” kata mama sambil meraih kontol aku dan meremas serta mengocoknya. Enak rasanya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kamu udah pernah maen dengan perempuan tidak, akung?” tanya mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sambil menikmati enaknya dikocok kontol aku menjawab, “Belum pernah, Ma.. Mmhh..”. Mama tersenyum, gak tahu apa artinya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Lalu mama menherik pantat aku hingga kontol aku hampir mengenai wajahnya. Lalu mama mulai menjilati kontol aku mulai dheri kontol sampai ke kepalanya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Rasanya sangat nikmat. Lebih nikmat lagi ketika mama memasukkan kontolku ke mulutnya. Hjilatan dan permainan lidah mama sangat pandai.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tanganku dengan keras memegang dan meremas rambut mama dengan keras karena merasakan kepuasan yang amat sangat. Tiba-tiba mama menghentikan hjilatannya, tapi tangannya tetap mengocok kontolku perlahan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Enak akung?” tanya mama sambil menengadah menatapku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Iya, Ma.. Enak sekali,” jawabku dengan suara tertahan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Sini akung. Kontolmu udah besar dan tegang. Sekarang cepat masukkan…” ujar mama sambil menherik tanganku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Mama lalu telentang di tempat tidur sambil membuka lebar pacuma. Tanpa ragu aku naiki tubuh mama. Aku arahkan kontolku ke lubang memeknya. Tangan mama membimbing kontolku ke lubang memeknya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ayo, Roy.. Masukkan…” ujar mama sambil terus memandang wajahku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku tekan kontolku. Lalu terasa kepala kontolku memasuki lubang yang basah, licin dan hangat. Lalu kontol kontolku terasa memasuki sesuatu yang menjepit, yang gak tahu bagaimana aku menjelaskan rasa nikmatnya.. Secara perlahan aku keluarmasukkan kontolku di memek mama. Aku cium bibir mama. Mamapun membalas ciuman aku sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyangan aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Enak, Roy?” tanya mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Sangat enak, Ma…” jawabku sambil terus menyetubuhi mama. Setelah beberapa menit, aku hentikan gerakan kontol aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kenapa mama mau melakukan ini dengan Roy?” tanyaku. Sambil tersenyum, mata mama terlihat berkaca-kaca.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Karena mama akung kamu, Roy…” jawab mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Sangat akung…” lanjutnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Lagipula detik ini mama memang sgilag ingin bersetubuh…” lanjutnya lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku terdiam. Tak berapa lama aku kembali menggerakan kontol aku menyetubuhi mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Roy juga sangat akung mama…” ujarku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ohh.. Roy.. Enakk.. Mmhh…” desah mama ketika aku menyetubuhinya makin keras.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Mama mau keluar…” desah mama lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tak lama kurasakan tubuh mama menggelinjang lalu mendekap aku erat-erat. Goyangan pinggul mama makin keras. Lalu..</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ohh.. Enak akungg…” desah mama lagi ketika dia mencapai klimak.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku terus menggenjot kontolku. Lama-lama kurasakan ada dorongan kuat yang akan keluar dheri kontol aku. Rasanya sangat kuat. Aku makin keras menggenjot tubuh mama..</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ma, Roy gak tahann…” ujarku sambil mendekap tubuh mama lalu menekan kontolku lebih dalam ke memek mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Keluherin akung…” ujar mama sambil meremas-remas pantatku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Keluherin di dalam aja akung biar enak…” bisik mama mesra.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Akhirnya, crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Mmhh…” desahku. Lalu tubuh kami tergolek lemas berdampingan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Terima kasih ya, Ma…” ujar aku sambil mencium bibir mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Lekas berbaju, Papa kamu sebentar lagi balik!” kata mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Lalu kamipun segera berbaju. Setengah jam kemususan Papa balik. Mama dan aku bersikap seperti biasa dan terlihat normal.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Malam hherinya, sekitar jam 11 malam, ketika mama dan Papa telah tidur, aku dan bude ratna masih nonton TV. bude ratna menggunakan kimono. Sesekali aku lihat paha mulusnya ketika kimononya tersingkap. Tapi tidak ada perasaan apa-apa. Karena telah biasa melihat seperti itu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tiba-tiba bude ratna bertanya sesuatu yang mengejutkan aku,”ngapain kamu tadi sore lama-lama berduaan ama mama kamu di kamar?” tanya bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Hayo, ngapain..?” tanya bude ratna lagi sambil tersenyum.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok…” jawabku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kok lama amat. Sampe lebih dheri satu jam,” tanyanya lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Curigaan amat sih, bude?” kataku sambil tersenyum.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“bude cuma merasa aneh saja waktu bude denger ada suara-suara yang bagaimanaa gitu…” ujar bude ratna sambil tersenyum.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kayak suara yang lagi enak…” ujar bude ratna lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Udah ah.. Kok ngocehnya ngaco ah…” ujarku sambil bangun.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Maaf dong, Roy. bude becanda kok…” ujar bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kamu mau kemana?” tanya bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Mau tidur,” jawabku pendek.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Temenein bude dong, Roy,” pinta bude.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku kembali duduk dikursi di samping bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ada apa sih bude?” tanyaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Tidak ada apa-apa kok. Hanya butuh temen ngobrol saja,” jawab bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kamu telah mempunyai pacar, Roy?” tanya bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Belum bude. Kenapa?” aku balik bertanya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kamu tuh ganteng, tinggi. Tapi kenapa belum mempunyai pacar?” tanya bude lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Banyak sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak mau,” jawabku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Apa kamu pernah kissing dengan perempuan, Roy?” tanya bude ratna slow sambil wajahnya didekatkan ke wajahku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Bibir kami hampir bersentuhan. Aku tak menjawab.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ni bude lagi horny kayaknya…” pikir aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tanpa banyak kata, aku cium bibir bude ratna. bude ratnapun langsung membalas ciumanku dengan hebat. Permainan lidah dan sedotan bibir kami main mainkan.. Sementara tanganku segera masuk ke balik kimono bude ratna. Lalu masuk lagi ke dalam BH-nya. Lalu ku remas-remas toketnya dengan mesra sambil ujung jheri aku memainkan puting toketnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Mmhh..”</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Suara bude ratna mendesah tertahan karena kami masih tetap saling mencium. Tangan bude ratnapun tidak diam. Tangannya meremas kontolku dheri luar celana kolorku. Kontolku langsung tegang.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Roy, pindah ke kamar bude, yuk?” pinta bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Iya bude…” jawabku. Lalu kami segera naik ke loteng ke kamar bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Setiba di kamar, bude ratna dengan tak sabar segera melepas kimono dan BH serta CD-nya. Akupun segera melepas semua baju di tubuh aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ayo Roy, bude telah gak tahan…” ujar bude ratna sambil senyum, lalu merebahkan badannya di kasur.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku segera menindih tubuh telanjang bude ratna. Aku cium bibirnya, pindah ke pipi, leher, lalu turun ke toketnya. Aku jilat dan hjilat puting toket bude ratna sambil meremas toket yang satu lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ohh.. Mmhh.. Royy.. Kamu pinter amat sih.. Mmhh…” desah bude ratna sambil tangannya memegang kepala aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, bude ratna segera melebarkan kakinya mengangkang. Memek bude ratna bersih tidak berbau. Bulunya cuma sedikit sehing nampak jelas belahan memeknya yang bagus. Aku segera jilati memek bude ratna terutama bagian kelentitnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ohh.. Sayang.. Enakkhh.. Mmhh.. Terus akung…” desah bude ratna sambil badannya menggelinjang membatalkan nikmat.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tak berapa lama tiba-tiba bude ratna mengepitkan kedua pacuma menjepit kepalaku. Tangannya menekan kepalaku ke memeknya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Oh, Roy.. bude keluar.. Nikmat sekali.. Ohh…” desah bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku bangun, mengusap mulut aku yang basah oleh air memek bude ratna, lalu aku tindih badannya dan kucium bibirnya. bude ratna langsung membalas ciumanku dengan mesra.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Isep dong kontol Roy, bude…” pintaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">bude ratna mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku kangkangi wajah bude ratna dan ku sodorkan kontolku ke mulutnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">bude ratna langsung menghjilat dan menjilati kontolku dan mengocok dengan tangannya sambil memejamkan matanya. Sangat enak rasanya. Cara menghjilat dan menjilat kontolnya lebih pintar dheri mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Udah bude, Roy udah pengen setubuhi bude…” kataku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">bude ratna melepaskan genggamannya, lalu aku arahkan kontol aku ke memeknya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ayo, Roy.. bude telah tidak tahan…” bisik bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Lalu, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. Kontolku keluar masuk memek bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Roy kamu pinter menyenangkan perempuan. Kamu pandai memberikan kepuasan…” kata bude ditengah-tengah persetubuhan kami.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ah, biasa saja, bude…” ujarku sambil tersenyum lalu ku kecup bibirnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Selang beberapa lama, tiba-tiba bude ratna mempercepat gerakannya. Kedua tangannya erat mendekap tubuhku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Roy, terus setubuhi bude.. Mmhh.. Ohh.. bude mau keluar.. Ohh.. Ohh. Ohh…” desahnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tak lama tubuhnya menggelinjang. Pacuma erat menjepit pinggulku. Sementara akau terus memompa kontolku di memeknya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Tente udah keluar, akung…” bisik bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kamu hebat.. Kuat…” ujar bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Terus setubuhi bude, Roy.. Puaskan diri kamu…” ujarnya lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tak lama akupun mulai merasakan kalo aku akan segera klimak. Kupertcepat gerakanku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Roy mau keluar, bude…” kataku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Jangan keluarkan di dalam, akung…” pinta bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Cabut dulu…” ujar bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Sini bude isepin…” katanya lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku cabut kontolku dheri memeknya, lalu aku arahkan ke mulutnya. bude ratna lalu menghjilat kontolku sambil mengocoknya. Tak lama, crott.. crott.. crott.. crott.. Air maniku keluar di dalam mulut bude ratna banyak sekali. Aku tekan kontolku lebih dalam ke dalam mulut bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">bude ratna dengan tenang menelan air maniku sambil terus mengocok kontolku. Lalu dia menjilati kontolku untuk membersihkan sisa air mani di kontolku. Sangat nikmat rasanya besetubuh dengan bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku segera berbaju. bude ratna juga segera mengenakan kimononya tanpa BH dan CD.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kamu hebat, Roy.. Kamu bisa memuaskan bude,” ujar bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kalo bude butuh kamu lagi, kamu mau kan?” tanya bude sambil mendekap aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kapan saja bude mau, Roy pasti kasih,” kataku sambil mengecup bibirnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Terima kasih, akung,” ujar bude ratna.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Roy kembali ke kamar ya, bude? Mau tidur,” kataku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Iya, sana tidur,” katanya sambil meremas kontolku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu aku segera keluar.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Besoknya, setelah Papa bteriakkat ke kantor, mama duduk di sampingku waktu aku makan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Roy, semalam kamu ngapain di kamar bude ratna sampe subuh?” tanya mama mengejutkanku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku terdiam tak bisa berkata apa-apa. Aku sangat takut dimarahi mama. Mama tersenyum.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sambil mencium pipiku, mama berkata,”Jangan sampai yang lain tahu ya, Roy. Mama akan jaga rahasia kasarin. Kamu suka bude kamu itu ya?” tanya mama. Plong rasanya perasaanku mendengarnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Iya, Ma.. Roy suka bude ratna,” jawabku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Baiklah, mama akan pura-pura tidak tahu tentang kasarin…” ujar mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kasarin hati-hatilah…” ujar mama lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kenapa mama tidak marah,” tanya aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Karena mama pikir kamu telah dewasa. Bebas melakukan apapun asal mau tanggung jawab,” ujar mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Terima kasih ya, Ma…” kataku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Roy akung mama,” kataku lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Roy, bude dan Papa kamu sgilag keluar.. Mau bantu mama gak?” tanya mama.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Bantu apa, Ma?” aku balik tanya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Mama ingin…” ujar mama sambil mengusap kontolku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Roy akan lakukan apapun buat mama…” kataku. Mama tersenyum.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Mama tunggu di kamar ya?” kata mama. Aku mengangguk..</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sejak detik itu hingga detik ini aku kawin dan mempunyai 2 anak, aku tetap bersetubuh dengan bude ratna kalau ada kesempatan. Walau telah agak berumur tapi kemengnafsukanan dan kemolekan tubuhnya masih tetap menherik.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Baik itu di rumah bude ratna kalau tidak ada Om, di rumah aku sendiri, ataupun di panasel.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Silahkan dengan mama, aku telah mulai jarang menyetubuhinya atas permintaan mama sendiri dengan alasan tertentu tentunya. Dalam satu bulan cuma 2 kali.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;"><br /></span></div>
ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-62126484526312982932018-07-17T23:13:00.000-07:002018-07-17T23:13:51.770-07:00Desi, Gadis Anggun Yang Binal Dan Membuatku Terangsang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="306" data-original-width="306" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN7FVAd5yorh1sVjnlMRr9InAXIWSIcRKCrjsHCTmoaC7DhVqjsRNYAYlZGC6QYP407nHcOPOYle3forVu_RkwMJufkuBWOxuyE04jVsKZLPPbRLP05TsA2Q_nbjLE7D8whEdYvFs5tYs/s1600/182.jpg" /></a><br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b>Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Namaku Dessy, 23 tahun. Aku sekarang tinggal di Jakarta. Banyak orang mengatakan bahwa aku sangat cantik, walau aku tak merasa demikian. Aku dilahirkan di satu keluarga yang biasa saja. Ayah dan ibuku bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta. <br /><br />Aku mempunyai 2 orang kakak laki-laki. Yoga, 29 tahun, dan Okky, 25 tahun. Keduanya belum menikah. Yoga bekerja sebagai montir mobil, Okky bekerja serabutan. Dan aku sendiri sampai saat ini belum bekerja setelah tamat kuliah D3.<br /></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku selalu di rumah membantu ibu dalam urusan rumah tangga. Aku jarang keluar. Sampai saat ini aku belum mempunyai kekasih karena ada suatu hal yang akan aku ceritakan sekarang ini. Keluargaku tidak ada masalah dalam hal ekonomi. Ekonomi kami cukup walau tidak bisa lebih. Hanya saja ada satu hal yang sangat membebani perasaanku saat ini. Kurang lebih 5 bulan yang lalu awal dari beban perasaanku ini dimulai..</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Waktu itu, 5 April 2004 pagi hari, ayah dan ibu serta Yoga sudah pergi kerja. Hanya Okky dan aku yang ada di rumah. Okky masih tiduran di kamarnya walau sudah bangun. Aku sendiri sedang menyapu di tengah rumah. Kulihat Okky bangkit dari ranjangnya dan segera keluar dari kamar.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Masih ada makanan, tidak?” tanya sambil lewat.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tak kusangka tangan Okky tiba-tiba meremas pantatku dari samping sambil lewat.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ihh.. Kamu ngapain sih!” aku membentak.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Okky hanya tersenyum dan segera ke kamar mandi. Aku pikir Okky hanya iseng menggoda aku. Tapi ketika Okky sudah selesai dari kamar mandi, tanpa sepengetahuanku tiba-tiba Okky memelukku dari belakang.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Hei! Lepaskan aku!” aku berteriak sambil meronta.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tapi Okky malah sengaja meremas buah dadaku dan menciumi leher dan tengkuk aku. Aku terus meronta, tapi pelukan Okky makin kuat.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Diamlah, Des.. Sebentar saja,” bisik Okky di telingaku sambil tangannya tetap meremas buah dadaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Entah kenapa aku jadi lemah meronta. Malah aku rasakan ada perasaan aneh yang menjalari tubuhku. Antara mau dan tidak, aku biarkan tangan Okky meremas buah dadaku. Bahkan ketika Okky menyingkap dasterku dan tangannya masuk ke celana dalamku, aku biarkan tangannya meraba dan menelusuri belahan memekku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Mmhh…” aku mendesah dengan mata terpejam.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ke kamar, yuk?” bisik Okky tak lama kemudian.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku hanya bisa mengangguk. Okky lalu menarik tanganku ke kamarnya. Di dalam kamar, Okky dengan terburu-buru melepas semua pakaian yang melekat di tubuhku. Nafasnya terdengar cepat. Aku diam saja diperlakukan demikian oleh kakakku.</span><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="103" data-original-width="834" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLyhHTw-m5Hhyu-snvXA2ctInQnh4ekhXnXsR9dLaju3qiQWoyRe8ODia9qnG0wuedEDom4S6mjFaznX6NAa6ZGV6DVvZ5ovYqPU0_LwZCryhtheAohz3g9HRrEZtFCV1if4tJ0N-nt4s/s640/banner+baru.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Entah kenapa gairahku bangkit diperlakukan demikian.. Nafsuku makin terangsang lagi ketika kulihat Okky melepas semua pakaiannya dan terlihat kontolnya yang cukup besar dipenuhi bulu lebat berdiri dengan tegak.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Okky menghampiri, lalu mengecup bibirku. Aku langsung membalas ciumannya dengan hangat. Tangan Okky kembali bermain dan meremas buah dadaku. Kontolnya sesekali menyentuh memekku sehingga membuat darahku selalu berdesir.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ohh.. Ohh…” desahku ketika jari tangan Okky menyentuh memek dan menggosok-gosok belahan memekku. Aku sendiri langsung menggenggam kontol Okky dan meremasnya pelan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Mmhh…” desah Okky sambil menggerakkan pinggulnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Isepin kontol aku, Des…” pinta Okky berbisik.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Tidak mau ah, jijik…” kataku sambil terus mengocok kontol Okky.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ya sudah, masukkin langsung saja,” kata Okky sambil menarik tubuhku ke atas ranjang.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tak lama tubuh Okky langsung menindih tubuhku. Diarahkan kontolnya ke memekku lalu didesakannya pelan-pelan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Aww! Pelan dong, Ky…” jeritku pelan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Susah masuk nih…” kata Okky sambil terus berusaha memasukkan kontolnya ke memekku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Aku masih perawan, Ky…” bisikku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Okky tak menjawab. Dia terus berusaha menyetubuhiku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Bantuin dong…” bisik Okky.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Akupun segera menggenggam kontol Okky. Aku arahkan kepala kontolnya ke lubang memekku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Tekan pelan-pelan, Ky…” bisikku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Okky mulai mendesakkan kontolnya pelan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Aww.. Terus tekan pelan-pelan.. Aww…” kataku sambil agak meringis menahan perih ketika kontol Okky mulai masuk ke memekku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Pelan, Ky.. Pelan.. Aww.. Aww.. Mmhh.. Ohh.. Terus, Ky…” bisikku lirih ketika kontol Okyy sudah mulai keluar masuk memekku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Okky terus memompa kontolnya mulai cepat.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ohh…” desah Okky disela-sela gerakannya menyetubuhi aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kenapa kamu melakukan hal ini?” tanyaku sambil memeluk Okky.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Karena aku sayang kamu, suka kamu…” jawab Okky sambil menatap mataku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku diam. Tak terasa air mataku mengalir ke pipi..</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Kenapa kamu menangis?” tanya Okky sambil menghentikan gerakannya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku diam sesaat. Mataku terpejam.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Karena.. Sudahlah…” kataku sambil tersenyum.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ada rasa tak menentu saat itu. Antara rasa sedih karena diperawani kakak kandung sendiri, dan juga gairah seks-ku yang sangat tinggi untuk disalurkan, dan entah perasaan apalagi saat itu yang ada di hatiku. Aku lumat bibir Okky sambil menggerakkan pinggulku. Okkypun segera membalas ciumanku sambil melanjutkan menggerakan kontolnya keluar masuk memekku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Lama kelamaan perasaan tak menentu yang sempat hinggap di hatiku mulai menghilang, terganti oleh rasa sayang terhadap kakakku dan rasa nikmat yang sangat tak terhingga. Tak lama aku rasakan Okky mulai menyetubuhiku makin cepat. Dengan mata terpejam didesakkannya kontolnya dalam-dalam ke memekku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Ohh.. Aku mau keluar, Des…” kata Okky.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Jangan keluarkan di dalam, Ky…” pintaku sambil menggerakan pinggulku makin cepat mengimbangi gerakan Okky.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tak lama Okky segera mencabut kontolnya dari memekku cepat-cepat. Lalu, crott! Crott! Crott! Air mani Okky menyembur banyak di atas perutku. Okky lalu bangkit dan duduk di pinggir ranjang. Diusap dan diremasnya buah dadaku. Akupun segera memegang dan menggenggam kontol Okky yang sudah mulai lemas.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYqaHebgI-0imEpjDRp05z6BPOMT7lJ5lOn0OiRX3EnHTlbYMMm9EvvsDpLeSja9r32jxE17N9B2LFCmvtw3gUa8tuRx43YgczhkL96yaS22f2lhmGnN__n7F6H9F5gcbpiUgGZEZ1HLk/s640/snipoker.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Aku sayang kamu…” kata Okky sambil mencium kening dan mengecup bibirku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku tersenyum.. Begitulah, sejak saat itu kami selalu bersetubuh setiap ada kesempatan. Aku sangat menikmati persetubuhan kami. Kedekatan dan keromantisan hubungan kami semakin hari semakin kuat. Seringkali kami saling raba, saling remas bila sedang nonton televisi walau saat itu semua keluarga sedang kumpul. Aku nikmati itu setiap malam. Antara was-was kalau ketahuan dan rasa romantis serta nikmat, semua aku lakukan dengan suka hati.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Rasa sayang yang sangat besar bisa aku rasakan dari Okky. Apapun yang aku mau, atau apapun masalah yang aku hadapi, akan selalu dipecahkan dan dilalui bersama Okky. Kenikmatan dalam persetubuhan dengan Okky telah membawa aku ke suasana yang serba indah. Dengan Okky pula aku bisa merasakan bagaimana nikmatnya melakukan oral seks. Bagaimana rasanya di jilat memek sampai orgasme, bagaimana rasanya menjilat dan menghisap kontol sampai air mani Okky tumpah di dalam mulutku dan menelannya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Untuk beberapa bulan kami nikmati “kegilaan” dalam hubungan asmara saudara sekandung. Entah sudah berapa banyak tempat yang kapai pakai untuk melampiaskan rasa sayang dan gairah dalam bentuk persetubuhan. Sudah banyak penginapan dan hotel yang kami singgahi untuk bisa memacu desah dan birahi untuk meraih kenikmatan. Entah sudah berapa puluh kali aku menghisap kontol dan menelan air mani Okky di dalam bioskop. Aku lakukan semua itu dengan perasaan bebas tanpa beban. Aku nikmati semua permainan yang kami lakukan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tapi ada satu hal yang mulai membebani hatiku saat ini. Aku mulai merasa berdosa atas hubunganku dengan kakak kandungku. Pernah aku bilang kepada Okky untuk menghentikan hubungan ini, dan mengatakan bahwa aku ingin membina hubungan dengan orang lain. Okky marah besar karenanya. Dia mengatakan bahwa dia sangat sayang aku, dan tidak ada satu orang lelakipun yang boleh menyentuh aku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Bahkan pernah ada beberapa lelaki yang main ke rumah untuk menemui aku, tidak pernah lagi datang berkunjung karena Okky selalu ikut nimbrung ketika aku menemui mereka. Okky selalu dengan ketus menimpali setiap ucapan mereka dengan ucapan yang menyindir dan menghina.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Hal lain adalah, aku tidak bisa menolak keinginan Okky untuk menyetubuhiku. Dan jujur saja kalau aku juga sangat menikmati cumbuan dia karena bisa memenuhi kebutuhanku untuk menyalurkan libido aku. Sekarang aku bingung harus bagaimana. Aku ingin hidup normal dalam membina hubungan asmara dan ingin normal dalam menyalurkan kebutuhan seks aku, tapi tidak mau menyakiti hati kakakku karena aku sangat sayang dia. Aku ingin hidup normal. Tolonglah..</span></div>
<br />
<br />ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-1988069005859057982018-07-17T23:07:00.003-07:002018-07-17T23:07:33.702-07:00Istri Selingkuh Karena Anu Suami Tak Kuat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="480" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS5ntziAfbP6TuCoePLYgFTIzC_QWiCd0Z2FMb_6VRwocXlIuszKl0eWIOqVqyv9nq2fViUfkDZRdLH8oNR180clSpJ3ZXVzMj_GfYCO0mYCW7ZLSCdhwhm3ShZygzbaeqh6fuBmZZ38k/s640/181.jpg" width="480" /></a><br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Kapten Birahi - <span style="background-color: white; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px;">Sebut saja namanya “Sidar” (nama samaran). Dia adalah seorang wanita bersuku campuran. Bapaknya berasal dari kota Menado dan Ibunya dari kota Makassar. Bapaknya adalah seorang polisi, sedang ibunya adalah pengusaha kayu.</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Singkat cerita, ketika hari pertama aku ketemu dengan teman kuliahku itu, rasanya kami langsung akrab karena memang sewaktu kami sama-sama duduk di bangku kuliah, kami sangat kompak dan sering tidur bersama di rumah kostku di kota Bone. Bahkan seringkali dia mentraktirku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Nis, aku senang sekali bertemu denganmu dan memang sudah lama kucari-cari, maukah kamu mengingap barang sehari atau dua hari di rumahku?” katanya padaku sambil merangkulku dengan erat sekali. Nama teman kuliahku itu adalah “Nasir”.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Kita lihat saja nanti. Yang jelas aku sangat bersukur kita bisa ketemu di tempat ini. Mungkin inilah namanya nasib baik, karena aku sama sekali tidak menduga kalau kamu tinggal di kota Makassar ini” jawabku sambil membalas rangkulannya. Kami berangkulan cukup lama di sekitar pasar sentral Makassar, tepatnya di tempat jualan cakar.<br /></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Ayo kita ke rumah dulu Nis, nanti kita ngobrol panjang lebar di sana, sekaligus kuperkenalkan istriku” ajaknya sambil menuntunku naik ke mobil Feroza miliknya. Setelah kami tiba di halaman rumahnya, Nasir terlebih dahulu turun dan segera membuka pintu mobilnya di sebelah kiri lalu mempersilakan aku turun.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Aku sangat kagum melihat rumah tempat tinggalnya yang berlantai dua. Lantai bawah digunakan sebagai gudang dan kantor perusahaannya, sementara lantai atas digunakan sebagai tempat tinggal bersama istri. Aku hanya ikut di belakangnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Inilah hasil usaha kami Nis selama beberapa tahun di Makassar” katanya sambil menunjukkan tumpukan beras dan ruangan kantornya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Wah cukup hebat kamu Sir. Usahamu cukup lemayan. Kamu sangat berhasil dibanding aku yang belum jelas sumber kehidupanku” kataku padanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Dar, Dar, inilah teman kuliahku dulu yang pernah kuceritakan tempo hari. Kenalkan istri cantik saya” teriak Nasir memanggil istrinya dan langsung kami dikenalkan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Sidar”, kata istrinya menyebut namanya ketika kusalami tangannya sambil ia tersenyum ramah dan manis seolah menunjukkan rasa kegembiraan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Anis”, kataku pula sambil membalas senyumannya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Nampaknya Sidar ini adalah seorang istri yang baik hati, ramah dan selalu memelihara kecantikannya. Usianya kutaksir baru sekitar 25 tahun dengan tubuh sedikit langsing dan tinggi badan sekitar 145 cm serta berambut agak panjang. Tangannya terasa hangat dan halus sekali.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Setelah selesai menyambutku, Sidar lalu mempersilahkanku duduk dan ia buru-buru masuk ke dalam seolah ada urusan penting di dalam. Belum lama kami bincang-bincang seputar perjalanan usaha Nasir dan pertemuannya dengan Sidar di Kota Makassar ini, dua cangkir kopi susu beserta kue-kue bagus dihidangkan oleh Sidar di atas meja yang ada di depan kami.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
</div>
<div class="bsac bsac-clearfix bsac-post-inline bsac-float-center bsac-align-center bsac-column-1" style="box-sizing: border-box; margin-bottom: 12px; text-align: center; zoom: 1;">
</div>
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; margin: 0px 0px 17px; orphans: 2; text-align: start; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;">
“Silahkan Kak, dinikmati hidangan ala kadarnya” ajakan Sidar menyentuh langsung ke lubuk hatiku. Selain karena senyuman manisnya, kelembutan suaranya, juga karena penampilan, kecantikan dan sengatan bau parfumnya yang harum itu. Dalam hati kecilku mengatakan, alangkah senang dan bahagianya Nasir bisa mendapatkan istri seperti Sidar ini. Seandainya aku juga mempunyai istri seperti dia, pasti aku tidak bisa ke mana-mana<br /></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Eh, kok malah melamun. Ada masalah apa Nis sampai termenung begitu? Apa yang mengganggu pikiranmu?” kata Nasir sambil memegang pundakku, sehingga aku sangat kaget dan tersentak.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Ti.. Tidak ada masalah apa-apa kok. Hanya aku merenungkan sejenak tentang pertemuan kita hari ini. Kenapa bisa terjadi yah,” alasanku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Sidar hanya terdiam mendengar kami bincang-bincang dengan suaminya, tapi sesekali ia memandangiku dan menampakkan wajah cerianya.<br /><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Sekarang giliranmu Nis cerita tentang perjalanan hidupmu bersama istri setelah sejak tadi hanya aku yang bicara. Silahkan saja cerita panjang lebar mumpun hari ini aku tidak ada kesibukan di luar. Lagi pula anggaplah hari ini adalah hari keistimewaan kita yang perlu dirayakan bersama. Bukankah begitu Dar..?” kata Nasir seolah cari dukungan dari istrinya dan waktunya siap digunakan khusus untukku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Ok, kalau gitu aku akan utarakan sedikit tentang kehidupan rumah tanggaku, yang sangat bertolak belakang dengan kehidupan rumah tangga kalian” ucapanku sambil memperbaiki dudukku di atas kursi empuk itu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Maaf jika terpaksa kuungkapkan secara terus terang. Sebenarnya kedatanganku di kota Makassar ini justru karena dipicu oleh problem rumah tanggaku. Aku selalu cekcok dan bertengkar dengan istriku gara-gara aku kesulitan mendapatkan lapangan kerja yang layak dan mempu menghidupi keluargaku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Akhirnya kuputuskan untuk meninggalkan rumah guna mencari pekerjaan di kota ini. Eh.. Belum aku temukan pekerjaan, tiba-tiba kita ketemu tadi setelah dua hari aku ke sana ke mari. Mungkin pertemuan kita ini ada hikmahnya. Semoga saja pertemuan kita ini merupakan jalan keluar untuk mengatasi kesulitan rumahtanggaku” Kisahku secara jujur pada Nasir dan istrinya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Mendengar kisah sedihku itu, Nasir dan istrinya tak mampu berkomentar dan nampak ikut sedih, bahkan kami semua terdiam sejenak. Lalu secara serentak mulut Nasir dan istrinya terbuka dan seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba mereka saling menatap dan menutup kembali mulutnya seolah mereka saling mengharap untuk memulai, namun malah mereka ketawa terbahak, yang membuatku heran dan memaksa juga ketawa.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Begini Nis, mungkin pertemuan kita ini benar ada hikmahnya, sebab kebetulan sekali kami butuh teman seperti kamu di rumah ini. Kami khan belum dikaruniai seorang anak, sehingga kami selalu kesepian. Apalagi jika aku ke luar kota misalnya ke Bone, maka istriku terpaksa sendirian di rumah meskipun sekali-kali ia memanggil kemanakannya untuk menemani selama aku tidak ada, tapi aku tetap menghawatirkannya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Untuk itu, jika tidak memberatkan, aku inginkan kamu tinggal bersamaku. Anggaplah kamu sudah dapatkan lapangan kerja baru sebagai sumber mata pencaharianmu. Segala keperluan sehari-harimu, aku coba menanggung sesuai kemampuanku” kata Nasir bersungguh-sungguh yang sesekali diiyakan oleh istrinya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Maaf kawan, aku tidak mau merepotkan dan membebanimu. Biarlah aku cari kerja di tempat lain saja dan..” Belum aku selesai bicara, tiba-tiba Nasir memotong dan berkata..</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Kalau kamu tolak tawaranku ini berarti kamu tidak menganggapku lagi sebagai sahabat. Kami ikhlas dan bermaksud baik padamu Nis” katanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Tetapi,” Belum kuutarakan maksudku, tiba-tiba Sidar juga ikut bicara..</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Benar Kak, kami sangat membutuhkan teman di rumah ini. Sudah lama hal ini kami pikirkan tapi mungkin baru kali ini dipertemukan dengan orang yang tepat dan sesuai hati nurani. Apalagi Kak Anis ini memang sahabat lama Kak Nasir, sehingga kami tidak perlu ragukan lagi. Bahkan kami sangat senang jika Kak sekalian menjemput istrinya untuk tinggal bersama kita di rumah ini” ucapan Sidar memberi dorongan kuat padaku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Kalau begitu, apa boleh buat. Terpaksa kuterima dengan senang hati, sekaligus kuucapkan terima kasih yang tak terhingga atas budi baiknya. Tapi sayangnya, aku tak memiliki keterampilan apa-apa untuk membantu kalian” kataku dengan pasrah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Tiba-tiba Nasir dan Sidar bersamaan berdiri dan langsung saling berpelukan, bahkan saling mengecup bibir sebagai tanda kegembiraannya. Lalu Nasir melanjutkan rangkulannya padaku dan juga mengecup pipiku, sehingga aku sedikit malu dibuatnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Terima kasih Nis atas kesediaanmu menerima tawaranku semoga kamu berbahagia dan tidak kesulitan apapun di rumah ini. Kami tak membutuhkan keterampilanmu, melainkan kehadiranmu menemani kami di rumah ini.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Kami hanya butuh teman bermain dan tukar pikiran, sebab tenaga kerjaku sudah cukup untuk membantu mengelola usahaku di luar. Kami sewaktu-waktu membutuhkan nasehatmu dan istriku pasti merasa terhibur dengan kehadiranmu menemani jika aku keluar rumah” katanya dengan sangat bergembira dan senang mendengar persetujuanku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Kurang lebih satu bulan lamanya kami seolah hanya diperlakukan sebagai raja di rumah itu. Makanku diurus oleh Sidar, tempat tidurku terkadang juga dibersihkan olehnya, bahkan ia meminta untuk mencuci pakaianku yang kotor tapi aku keberatan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Selama waktu itu pula, aku sudah dilengkapi dengan pakaian, bahkan kamar tidurku dibelikan TV 20 inch lengkap dengan VCD-nya. Aku sangat malu dan merasa berutang budi pada mereka, sebab selain pakaian, akupun diberi uang tunai yang jumlahnya cukup besar bagiku, bahkan belakangan kuketahui jika ia juga seringkali kirim pakaian dan uang ke istri dan anak-anakku di Bone lewat mobil.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Kami bertiga sudah cukup akrab dan hidup dalam satu rumah seperti saudara kandung bersenda gurau, bercengkerama dan bergaul tanpa batas seolah tidak ada perbedaan status seperti majikan dan karyawannya. Kebebasan pergaulanku dengan Sidar memuncak ketika Nasir berangkat ke Sulawesi Tenggara selama beberapa hari untuk membawa beras untuk di jual di sana karena ada permintaan dari langgarannya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Pada malam pertama keberangkatan Nasir, Sidar nampak gembira sekali seolah tidak ada kekhawatiran apa-apa. Bahkan sempat mengatakan kepada suaminya itu kalau ia tidak takut lagi ditinggalkan meskipun berbulan-bulan lamanya karena sudah ada yang menjaganya, namun ucapannya itu dianggapnya sebagai bentuk humor terhadap suaminya. Nasir pun nampak tidak ada kekhawatiran meninggalkan istrinya dengan alasan yang sama.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Malam itu kami (aku dan Sidar) menonton bersama di ruang tamu hingga larut malam, karena kami sambil tukar pengalaman, termasuk soal sebelum nikah dan latar belakang perkawinan kami masing-masing. Sikap dan tingkah laku Sidar sedikit berbeda dengan malam-malam sebelumnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Malam itu, Sidar membuat kopi susu dan menyodorkanku bersama pisang susu, lalu kami nikmati bersama-sama sambil nonton. Ia makan sambil berbaring di sampingku seolah dianggap biasa saja. Sesekali ia membalikkan tubuhnya kepadaku sambil bercerita, namun aku pura-pura bersikap biasa, meskipun ada ganjalan aneh di benakku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Nis, kamu tidak keberatan khan menemaniku nonton malam ini? Besok khan tidak ada yang mengganggu kita sehingga kita bisa tidur siang sepuasnya?” tanya Sidar tiba-tiba seolah ia tak mengantuk sedikitpun.<br style="box-sizing: border-box;" />“Tidak kok Dar. Aku justru senang dan bahagia bisa nonton bersama majikanku” kataku sedikit menyanjungnya. Sidar lalu mencubitku dan..<br style="box-sizing: border-box;" />“Wii de.. De, kok aku dibilangin majikan. Sebel aku mendengarnya. Ah, jangan ulang kata itu lagi deh, aku tak sudi dipanggil majikan” katanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Hi.. Hi.. Hi, tidak salah khan. Maaf jika tidak senang, aku hanya main-main. Lalu aku harus panggil apa? Adik, Non, Nyonya atau apa?”<br style="box-sizing: border-box;" />“Terserah dech, yang penting bukan majikan. Tapi aku lebih seneng jika kamu memanggil aku adik” katanya santai.<br style="box-sizing: border-box;" />“Oke kalau begitu maunya. Aku akan panggil adik saja” kataku lagi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Malam semakin larut. Tak satupun terdengar suara kecuali suara kami berdua dengan suara TV. Sidar tiba-tiba bangkit dari pembaringannya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Nis, apa kamu sering nonton kaset VCD bersama istrimu?” tanya Sidar dengan sedikit rendah suaranya seolah tak mau didengar orang lain.<br style="box-sizing: border-box;" />“Eng.. Pernah, tapi sama-sama dengan orang lain juga karena kami nonton di rumahnya” jawabku menyembunyikan sikap keherananku atas pertanyaannya yang tiba-tiba dan sedikit aneh itu.<br style="box-sizing: border-box;" />“Kamu ingat judulnya? Atau jalan ceritanya?” tanyanya lagi.<br style="box-sizing: border-box;" />“Aku lupa judulnya, tapi pemainnya adalah Rhoma Irama dan ceritanya adalah masalah percintaan” jawabku dengan pura-pura bersikap biasa.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Masih mau ngga kamu temani aku nonton film dari VCD? Kebetulan aku punya kaset VCD yang banyak. Judulnya macam-macam. Terserah yang mana Anis suka” tawarannya, tapi aku sempat berfikir kalau Sidar akan memutar film yang aneh-aneh, film orang dewasa dan biasanya khusus ditonton oleh suami istri untuk membangkitkan gairahnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Setelah kupikir segala resiko, kepercayaan dan dosa, aku lalu bikin alasan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Sebenarnya aku senang sekali, tapi aku takut.. Eh.. Maaf aku sangat ngantuk. Jika tidak keberatan, lain kali saja, pasti kutemani” kataku sedikit bimbang dan takut alasanku salah. Tapi akhirnya ia terima meskipun nampaknya sedikit kecewa di wajahnya dan kurang semangat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Baiklah jika memang kamu sudah ngantuk. Aku tidak mau sama sekali memaksamu, lagi pula aku sudah cukup senang dan bahagia kamu bersedia menemaniku nonton sampai selarut ini. Ayo kita masuk tidur” katanya sambil mematikan TV-nya, namun sebelum aku menutup pintu kamarku, aku melihat sejenak ia sempat memperhatikanku, tapi aku pura-pura tidak menghiraukannya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Di atas tempat tidurku, aku gelisah dan bingung mengambil keputusan tentang alasanku jika besok atau lusa ia kembali mengajakku nonton film tersebut. Antara mau, malu dan rasa takut selalu menghantuiku. Mungkin dia juga mengalami hal yang sama, karena dari dalam kamarku selalu terdengar ada pintu kamar terbuka dan tertutup serta air di kamar mandi selalu kedengaran tertumpah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Setelah kami makan malam bersama keesokan harinya, kami kembali nonton TV sama-sama di ruang tamu, tapi penampilan Sidar kali ini agak lain dari biasanya. Ia berpakaian serba tipis dan tercium bau parfumnya yang harum menyengat hidup sepanjang ruang tamu itu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Jantungku sempat berdebar dan hatiku gelisah mencari alasan untuk menolak ajakannya itu, meskipun gejolak hati kecilku untuk mengikuti kemauannya lebih besar dari penolakanku. Belum aku sempat menemukan alasan tepat, maka</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Nis, masih ingat janjimu tadi malam? Atau kamu sudah ngantuk lagi?” pertanyaan Sidar tiba-tiba mengagetkanku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“O, oohh yah, aku ingat. Nonton VCD khan? Tapi jangan yang seram-seram donk filmnya, aku tak suka. Nanti aku mimpi buruk dan membuatku sakit, khan repot jadinya” jawabku mengingatkan untuk tidak memutar film aneh2.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Kita liat aja permainannya. Kamu pasti senang menyaksikannya, karena aku yakin kamu belum pernah menontonnya, lagi pula ini film baru” kata Sidar sambil meraih kotak yang berisi setumpuk kaset VCD lalu menarik sekeping kaset yang paling di atas seolah ia telah mempersiapkannya, lalu memasukkan ke CD, lalu mundur dua langkah dan duduk di sampingku menunggu apa gerangan yang akan muncul di layar TV tersebut.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Dag, dig, dug, getaran jantungku sangat keras menunggu gambar yang akan tampil di layar TV. Mula-mula aku yakin kalau filmnya adalah film yang dapat dipertontonkan secara umum karena gambar pertama yang muncul adalah dua orang gadis yang sedang berlomba naik speed board atau sampan dan saling membalap di atas air sungat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Namun dua menit kemudian, muncul pula dua orang pria memburunya dengan naik kendaraan yang sama, akhirnya keempatnya bertemu di tepi sungai dan bergandengan tangan lalu masuk ke salah satu villa untuk bersantai bersama.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Tak lama kemudian mereka berpasang-pasangan dan saling membuka pakaiannya, lalu saling merangkul, mencium dan seterusnya sebagaimana layaknya suami istri. Niat penolakanku tadi tiba-tiba terlupakan dan terganti dengan niat kemauanku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Kami tidak mampu mengeluarkan kata-kata, terutama ketika kami menyaksikan dua pasang muda mudi bertelanjang bulat dan saling menjilati kemaluannya, bahkan saling mengadu alat yang paling vitalnya. Kami hanya bisa saling memandang dan tersenyum.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Gimana Nis,? Asyik khan? Atau ganti yang lain saja yang lucu-lucu?” pancing Sidar, tapi aku tak menjawabnya, malah aku melenguh panjang.<br style="box-sizing: border-box;" />“Apa kamu sering dan senang nonton film beginian bersama suamimu?” giliran aku bertanya, tapi Sidar hanya menatapku tajam lalu mengangguk.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Hmmhh” kudengar suara nafas panjang Sidar keluar dari mulutnya.<br style="box-sizing: border-box;" />“Apa kamu pernah praktekkan seperti di film itu Nis?” tanya Sidar ketika salah seorang wanitanya sedang menungging lalu laki-lakinya menusukkan kontolnya dari belakang lalu mengocoknya dengan kuat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Tidak, belum pernah” jawabku singkat sambil kembali bernafas panjang.<br style="box-sizing: border-box;" />“Maukah kamu mencobanya nanti?” tanya Sidar dengan suara rendah.<br style="box-sizing: border-box;" />“Dengan siapa, kami khan pisah dengan istri untuk sementara” kataku.<br style="box-sizing: border-box;" />“Jika kamu bertemu istrimu nanti atau wanita lain misalnya” kata Sidar.<br style="box-sizing: border-box;" />“Yachh.. Kita liat saja nanti. Boleh juga kami coba nanti hahaha” kataku.<br style="box-sizing: border-box;" />“Nis, apa malam ini kamu tidak ingin mencobanya?” Tanya Sidar sambil sedikit merapatkan tubuhnya padaku. Saking rapatnya sehingga tubuhnya terasa hangatnya dan bau harumnya.<br style="box-sizing: border-box;" />“Dengan siapa? Apa dengan wanita di TV itu?” tanyaku memancing.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Gimana jika dengan aku? Mumpung hanya kita berdua dan nggak bakal ada orang lain yang tahu. Mau khan?” Tanya Sidar lebih jelas lagi mengarah sambil menyentuh tanganku, bahkan menyandarkan badannya ke badanku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Sungguh aku kaget dan jantungku seolah copot mendengar rincian pertanyaannya itu, apalagi ia menyentuhku. Aku tidak mampu lagi berpikir apa-apa, melainkan menerima apa adanya malam itu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Aku tidak akan mungkin mampu menolak dan mengecewakannya, apalagi aku sangat menginginkannya, karena telah beberapa bulan aku tidak melakukan sex dengan istriku. Aku mencoba merapatkan badanku pula, lalu mengelus tangannya dan merangkul punggungnya, sehingga terasa hangat sekali.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Apa kamu serius? Apa ini mimpi atau kenyataan?” Tanyaku amat gembira.<br style="box-sizing: border-box;" />“Akan kubuktikan keseriusanku sekarang. Rasakan ini sayang” tiba-tiba Sidar melompat lalu mengangkangi kedua pahaku dan duduk di atasnya sambil memelukku, serta mencium pipi dan bibirku bertubi-tubi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Tentu aku tidak mampu menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku segera menyambutnya dan membalasnya dengan sikap dan tindakan yang sama. Nampaknya Sidar sudah ingin segera membuktikan dengan melepas sarung yang dipakainya, tapi aku belum mau membuka celana panjang yang kepakai malam itu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Pergumulan kami dalam posisi duduk cukup lama, meskipun berkali-kali Sidar memintaku untuk segera melepaskan celanaku, bahkan ia sendiri beberapa kali berusaha membuka kancingnya, tapi selalu saja kuminta agar ia bersabar dan pelan-pelan sebab waktunya sangat panjang.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Ayo Kak Nis, cepat sayang. Aku sudah tak tahan ingin membuktikannya” rayu Sidar sambil melepas rangkulannya lalu ia tidur telentang di atas karpet abu-abu sambil menarik tanganku untuk menindihnya. Aku tidak tega membiarkan ia penasaran terus, sehingga aku segera menindihnya.<br style="box-sizing: border-box;" />“Buka celana sayang. Cepat.. Aku sudah capek nih, ayo dong,” pintanya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Akupun segera menuruti permintaannya dan melepas celana panjangku. Setelah itu, Sidar menjepitkan ujung jari kakinya ke bagian atas celana dalamku dan berusaha mendorongnya ke bawah, tapi ia tak berhasil karena aku sengaja mengangkat punggungku tinggi-tinggi untuk menghindarinya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Ketika aku mencoba menyingkap baju daster yang dipakaianya ke atas lalu ia sendiri melepaskannya, aku kaget sebab tak kusangka kalau ia sama sekali tidak pakai celana. Dalam hatiku bahwa mungkin ia memang sengaja siap-siap akan bersetubuh denganku malam itu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Di bawah sinar lampu 10 W yang dibarengi dengan cahaya TV yang semakin seru bermain bugil, aku sangat jelas menyaksikan sebuah lubang yang dikelilingi daging montok nan putih mulus yang tidak ditumbuhi bulu selembar pun.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Tampak menonjol sebuah benda mungil seperti biji kacang di tengah-tengahnya. Rasanya cukup menantang dan mempertinggi birahiku, tapi aku tetap berusaha mengendalikannya agar aku bisa lebih lama bermain-main dengannya. Ia sekarang sudah bugil 100%, sehingga terlihat bentuk tubuhnya yang langsing, putih mulus dan indah sekali dipandang.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Ayo donk, tunggu apa lagi sayang. Jangan biarkan aku tersiksa seperti ini” pinta Sidar tak pernah berhenti untuk segera menikmati puncaknya.<br style="box-sizing: border-box;" />“Tenang sayang. Aku pasti akan memuaskanmu malam ini, tapi saya masih mau bermain-main lebih lama biar kita lebih banyak menikmatinya”kataku</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Secara perlahan tapi pasti, ujung lidahku mulai menyentuh tepi lubang kenikmatannya sehingga membuat pinggulnya bergerak-gerak dan berdesis.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Nikmat khan kalau begini?” tanyaku berbisik sambil menggerak-gerakkan lidahku ke kiri dan ke kanan lalu menekannya lebih dalam lagi sehingga Sidar setengah berteriak dan mengangkat tinggi-tinggi pantatnya seolah ia menyambut dan ingin memperdalam masuknya ujung lidahku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Ia hanya mengangguk dan memperdengarkan suara desis dari mulutnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Auhh.. Aakkhh.. Iihh.. Uhh.. Oohh.. Sstt” suara itu tak mampu dikurangi ketika aku gocok-gocokkan secara lebih dalam dan keras serta cepat keluar masuk ke lubang kemaluannya.<br style="box-sizing: border-box;" />“Teruuss sayang, nikkmat ssekalii.. Aakhh.. Uuhh. Aku belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya” katanya dengan suara yang agak keras sambil menarik-narik kepalaku agar lebih rapat lagi.<br style="box-sizing: border-box;" />“Bagaimana? Sudah siap menyambut lidahku yang panjang lagi keras?” tanyaku sambil melepaskan seluruh pakaianku yang masih tersisa dan kamipun sama-sama bugil.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Persentuhan tubuhku tak sehelai benangpun yang melapisinya. Terasa hangatnya hawa yang keluar dari tubuh kami.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Iiyah,. Dari tadi aku menunggu. Ayo,. Cepat” kata Sidar tergesa-gesa sambil membuka lebar-lebar kedua pahanya, bahkan membuka lebar-lebar lubang vaginanya dengan menarik kiri kanan kedua bibirnya untuk memudahkan jalannya kemaluanku masuk lebih dalam lagi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Aku pun tidak mau menunda-nunda lagi karena memang aku sudah puas bermain lidah di mulut atas dan mulut bawahnya, apalagi keduanya sangat basah. Aku lalu mengangkat kedua kakinya hingga bersandar ke bahuku lalu berusaha menusukkan ujung kemaluanku ke lubang vagina yang sejak tadi menunggu itu. Ternyata tidak mampu kutembus sekaligus sesuai keinginanku. Ujung kulit penisku tertahan, padahal Sidar sudah bukan perawan lagi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Ssaakiit ssediikit.., ppeelan-pelan sedikit” kata Sidar ketika ujung penisku sedikit kutekan agak keras. Aku gerakkan ke kiri dan ke kanan tapi juga belum berhasil amblas.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Aku turunkan kedua kakinya lalu meraih sebuah bantal kursi yang di belakanku lalu kuganjalkan di bawah pinggulnya dan membuka lebar kedua pahanya lalu kudorong penisku agak keras sehingga sudah mulai masuk setengahnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Sidarpun merintih keras tapi tidak berkata apa-apa, sehingga aku tak peduli, malah semakin kutekan dan kudorong masuk hingga amblas seluruhnya. Setelah seluruh batang penisku terbenam semua, aku sejenak berhenti bergerak karena capek dan melemaskan tubuhku di atas tubuh Sidar yang juga diam sambil bernafas panjang seolah baru kali ini menikmati betul persetubuhan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Sidar kembali menggerak-gerakkan pinggulnya dan akupun menyambutnya. Bahkan aku tarik maju mundur sedikit demi sedikit hingga jalannya agak cepat lalu cepat sekali. Pinggul kami bergerak, bergoyang dan berputar seirama sehingga menimbulkan bunyi-bunyian yangberirama pula.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Tahan sebentar” kataku sambil mengangkat kepala Sidar tanpa mencabut penisku dari lubang vagina Sidar sehingga kami dalam posisi duduk.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Kami saling merangkul dan menggerakkan pinggul, tapi tidak lama karena terasa sulit. Lalu aku berbaring dan telentang sambil menarik kepada Sidar mengikutiku, sehingga Sidar berada di atasku. Kusarankan agar ia menggoyang, mengocok dan memompa dengan keras lagi cepat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Ia pun cukup mengerti keinginanku sehingga kedua tangannya bertumpu di atas dadaku lalu menghentakkan agak keras bolak balik pantatnya ke penisku, sehingga terlihat kepalanya lemas dan seolah mau jatuh sebab baru kali itu ia melakukannya dengan posisi seperti itu. Karena itu, kumaklumi jika ia cepat capek dan segera menjatuhkan tubuhnya menempel ke atas tubuhku, meskipun pinggulnya masih tetap bergerak naik turun.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Kamu mungkin sangat capek. Gimana kalau ganti posisi?” kataku sambil mengangkat tubuh Sidar dan melapas rangkulannya.<br style="box-sizing: border-box;" />“Posisi bagaimana lagi? Aku sudah beberapa kali merasa nikmat sekali” tanyanya heran seolah tidak tahu apa yang akan kulakukan, namun tetap ia ikuti permintaanku karena ia pun merasa sangat nikmat dan belum pernah mengalami permainan seperti itu sebelumnya.<br style="box-sizing: border-box;" />“Terima saja permainanku. Aku akan tunjukkan beberapa pengalamanku”<br style="box-sizing: border-box;" />“Yah.. Yah.. Cepat lakukan apa saja” katanya singkat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Aku berdiri lalu mengangkat tubuhnya dari belakang dan kutuntunnya hingga ia dalam posisi nungging. Setelah kubuka sedikit kedua pahanya dari belakan, aku lalu menusukkan kembali ujung penisku ke lubangnya lalu mengocok dengan keras dan cepat sehingga menimbulkan bunyi dengan irama yang indah seiring dengan gerakanku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Sidar pun terengah-engah dan napasnya terputus-putus menerima kenikmatan itu. Posisi kami ini tak lama sebab Sidar tak mampu menahan rasa capeknya berlutut sambil kupompa dari belakan. Karenanya, aku kembalikan ke posisi semula yaitu tidur telentang dengan paha terbuka lebar lalu kutindih dan kukocok dari depan, lalu kuangkat kedua kakinya bersandar ke bahuku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Posisi inilah yang membuat permainan kami memuncak karena tak lama setelah itu, Sidar berteriak-teriak sambil merangkul keras pinggangku dan mencakar-cakar punggungku. Bahkan sesekali menarik keras wajahku menempel ke wajahnya dan menggigitnya dengan gigitan kecil. Bersamaan dengan itu pula, aku merasakan ada cairan hangat mulai menjalar di batang penisku, terutama ketika terasa sekujur tubuh Sidar gemetar.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Aku tetap berusaha untuk menghindari pertemuan antara spermaku dengan sel telur Sidar, tapi terlambat, karena baru aku mencoba mengangkat punggungku dan berniat menumpahkan di luar rahimnya, tapi Sidar malah mengikatkan tangannya lebih erat seolah melarangku menumpahkan di luar yang akhirnya cairan kental dan hangat itu terpaksa tumpah seluruhnya di dalam rahim Sidar.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Sidar nampaknya tidak menyesal, malah sedikit ceria menerimanya, tapi aku diliputi rasa takut kalau-kalau jadi janin nantinya, yang akan membuatku malu dan hubungan persahabatanku berantakan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Setelah kami sama-sama mencapai puncak, puas dan menikmati persetubuhan yang sesungguhnya, kami lalu tergeletak di atas karpet tanpa bantal. Layar TV sudah berwarna biru karena pergumulan filmnya sejak tadi selesai.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Aku lihat jam dinding menunjukkan pukul 12.00 malam tanpa terasa kami bermain kurang lebih 3 jam. Kami sama-sama terdiam dan tak mampu berkata-kata apapun hingga tertidur lelap. Setelah terbangun jam 7.00 pagi di tempat itu, rasanya masih terasa capek bercampur segar.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Nis, kamu sangat hebat. Aku belum pernah mendapatkan kenikmatan dari suamiku selama ini seperti yang kamu berikan tadi malam” kata Sidar ketika ia juga terbangun pagi itu sambil merangkulku.<br style="box-sizing: border-box;" />“Benar nih, jangan-jangan hanya gombal untuk menyenangkanku” tanyaku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Sumpah.. Terus terang suamiku lebih banyak memikirkan kesenangannya dan posisi mainnya hanya satu saja. Ia di atas dan aku di bawah. Kadang ia loyo sebelum kami apa-apa. Kontolnya pendek sekali sehingga tidak mampu memberikan kenikmatan padaku seperti yang kami berikan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Andai saja kamu suamiku, pasti aku bahagia sekali dan selalu mau bersetubuh, kalau perlu setiap hari dan setiap malam” paparnya seolah menyesali hubungannya dengan suaminya dan membandingkan denganku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Tidak boleh sayang. Itu namanya sudah jodoh yang tidak mampu kita tolak. Kitapun berjodoh bersetubuh dengan cara selingkuh. Sudahlah. Yang penting kita sudah menikmatinya dan akan terus menikmatinya” kataku sambil menenangkannya sekaligus mencium keningnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Maukah kamu terus menerus memberiku kenikmatan seperti tadi malam itu ketika suamiku tak ada di rumah” tanyanya menuntut janjiku.<br style="box-sizing: border-box;" />“Iyah, pasti selama aman dan aku tinggal bersamamu. Masih banyak permainanku yang belum kutunjukkan” kataku berjanji akan mengulanginya</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Gimana kalau istri dan anak-anakmu nanti datang?” tanyanya khawatir.<br style="box-sizing: border-box;" />“Gampang diatur. Aku kan pembantumu, sehingga aku bisa selalu dekat denganmu tanpa kecurigaan istriku. Apalagi istriku pasti tak tahan tinggal di kota sebab ia sudah terbiasa di kampung bersama keluarganya tapi yang kutakutkan jika kamu hamil tanpa diakui suamimu” kataku.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
“Aku tak bakal hamil, karena aku akan memakan pil KB sebelum bermain seperti yang kulakukan tadi malam, karena memang telah kurencanakan” kara Sidar terus terang.<br /><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYqaHebgI-0imEpjDRp05z6BPOMT7lJ5lOn0OiRX3EnHTlbYMMm9EvvsDpLeSja9r32jxE17N9B2LFCmvtw3gUa8tuRx43YgczhkL96yaS22f2lhmGnN__n7F6H9F5gcbpiUgGZEZ1HLk/s640/snipoker.gif" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Setelah kami bincang-bincang sambil tiduran di atas karpet, kami lalu ke kamar mandi masing-masing membersihkan diri lalu kami ke halaman rumah membersihkan setelah sarapan pagi bersama.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px; margin-bottom: 17px;">
Sejak saat itu, kami hampir setiap malam melakukannya, terutama ketika suami Sidar tak ada di rumah, baik siang hari apalagi malam hari, bahkan beberapa kali kulakukan di kamarku ketika suami Sidar masih tertidur di kamarnya, sebab Sidar sendiri yang mendatangi kamarku ketika sedang “haus”.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #222222; font-family: Lato; font-size: 15px;">
Entah sampai kapan hal ini akan berlangsung, tapi yang jelas hingga saat ini kami masih selalu ingin melakukannya dan belum ada tanda-tanda kecurigaan dari suaminya dan dari istriku.</div>
ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-79938418546183110902018-07-16T13:05:00.003-07:002018-07-16T13:05:53.661-07:00Bercinta Dengan Mahasiswi Cantik Satu Kampus Denganku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="318" data-original-width="453" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFfrydri3EfnL05Kp1rymnNBfnNMeYZXxqTwc7jXTGiOBM4zFyk7MK7gBwUmplIimaegSAaHnfT3CgfvFxp0FkDeKsgBZaqbHpNn8BfHygAMRIfbiTuaBuh-x102_QO2tCv3eUW_LYEQU/s1600/UCScreenshot20171014110131.jpg" /></a></div>
<b>Kapten Birahi- </b><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Bercinta Dengan Mahasiswi Cantik Satu Kampus Denganku - Ketika itu jam 6 sore aku sedang berjalan di koridor lantai 3 kampusku, saat itu aku melihat seorang gadis di dalam kelas.</span><br />
<span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Eheemm… malam non, kok belum pulang, udah menjelang malam nih ! sapaku</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Sebentar lagi pak, lagi tanggung nyalin tugas, tapi kelas mau di kunci ya pak ? tanya nya kepadaku</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Iya benar non, kan udah malam ! jawabku sambil mata melihat lekuk tubuh seksinya, kebetulan dia memakai tengtop hingga aku menelan ludah melihat belahan dadanya</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Oke pak, kalau gitu bapak beresin kelas aja dulu, nanti kalo udah selesai kita sama-sama keluar, karena catatan di hp ini mau aku kembalikan ke yang punya malam ini juga. gpp kan pak ? tanya nya kembali kepadaku dengan senyum manis</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">“Aku pun membiarkan gadis itu meneruskan mencatat dan lanjut membersihkan ruangan kelas. Tentu aku tidak merasa terganggu dengan adanya gadis ini di dalam ruang tersebut, hitung-hitung menjadikan objek cucian mata sejenaklah” pikirku</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Bayangkan, gadis ini putih bersih, buah dadanya semok, tinggi lagi sepantaran denganku sekitar 170 cm.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Hmmm.. emang di luar sana gak ada orang lagi ya pak ? tanyanya kembali kepadaku</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Iya non, udah pulang semua nih, tinggal kita berdua aja di sini, emang kamu gak takut non ? jawabku singkat</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">kagak lah, takut apaan ! sekarangkan aku di temenin bapak di sini, oh iya pak sekalian tutup pintunya karena angin malam gak enak nih, terasa dingin sekali ” ucapnya dengan nada rendah</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Akupun menutup pintu itu,”aku menjadi ngiler ketika melihat BH nya kelihatan dari balik baju tipisnya, ingin rasanya aku senditi yang membuka BH nya langsung dari belakang ketika suasana sunyi seperti ini” pikiran jorokku</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Saat aku sedang asik-asik nyapu, tiba-tiba HP gadis itu terjatuh di hadapanku. secara spontan aku membungkuk untuk mengambilnya, kesempatan juga bagiku melihat isi dalam celananya yang kebetulan kebuka dikit.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Ngeliat apa pak ? tanya nya kepadaku dengan cuek !!! “pegang aja pak dari pada bengong ngiler, aku tau bapak dari tadi melihatku” ucapnya dengan nada genit</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Sebelum aku mengembalikan HP nya, gadis itu memegang kedua tanganku. Sungguh Aku ngak menyangka itu akan menggodaku !</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Sebenarnya cerita yang aku karang ini kelihatan palsu “masa ada-ada aja, cewek yang mau di kentot ngomong blak-blakan” padahal ini memang nyata,</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Anda ngak tau juga kan, kalau ada mahasiswi itu jadi cabe-cabean di luar sana”.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Non, sengaja godain aku yah ? ucapku memastikannya</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Hmmm… emang gak lihat gerak-gerik aku ya pak, kalo aku emang mau gituan ? tanya kembali kepadaku</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Tapi,, saya takut non menjerit, kalo saya akan memperkosan non ! jawabku rendah hati</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Udah lupakan itu, aku gak akan menjerit kok, sekarang kamu mau gak puasin aku ? ucapnya dengan senyum menggoda sambil membelai wajahku</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Kata-kata itu membuat aku terangsang, Tangannya yang tadi masih mengelus wajahku kini meraba-raba bagian celana dalamku, ternyata aku baru tau bahwa gadis ini sedang horny sejak dari tadi.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">dan pantesan aku lihat dia itu sedang berpura-pura nyalin tugas padahal sedang menyalin video bokep dari hp temannya.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Aku membuka rok mininya agar celana dalamnya kebuka. dengan permainan awal memasuki lobang vaginanya dengan jari-jariku membuat dia terangsang, dengan perlahan juga aku membuka kancing bajunya</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Aku usap-usap payudaranya sambil menjilati klistoris bagian vaginanya.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Ooohhhhh…. Aarrgghhh ! desahannya kepadaku</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Non suka kan diginiin hehe ? tanyaku kepadanya</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Iya terusin aja pak, aku jadi horny kalau di giniin pak” jawabnya sambil menarik kepalaku ke dalam lubang vaginanya.<br /></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Uuuuhhh… hebat banget main oralnya pak ! desah gadis sambil merasakan dahsyatnya permainan lidahku</span><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Gadis yg udah terangsang berat itu terus menarik-narik kepala dan rambutku, ketika aku mengetahui dia akan orgasme, aku langsung memberhentikannya. agar dia merasakan bagaiamana rasa tanggung orgasme.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Yahhh… kok berhenti !!! ucapnya dengan sinis</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Sabar non, ini permainan awal ! jawabku dengan nada percaya diri akan memuaskannya malam ini di dalam kelas kampus</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Ayo non sekarang berbaring, biar aku yang penetrasi dari atas supaya kita sama-sama enak toh” jawabku singkat</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Sejenak gadis ini terdiam mendengar panduanku, lalu dia mengangkangkan kedua bagian pahanya. Ketika aku memasukan penisku ke vaginanya</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Oouuhhhhhhhh, mantap !!! terdengar kembali desahnya sambil memeluk tubuhku</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Enak kan non ? tanyaku</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Yoi pak !!!</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Aku mulai mengatur ritme keluar masuk vagina gadis ini, Tubuhnya tersentak-sentak ketika aku melakukan goyangan cepat.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Oohh… Ohh… Yess pak, Oh no Pak… jeritnya kayak di film-film seks luar negri.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">karena dia menurutku berisik, aku mencoba menciumi bibirnya agar dia tidak menjerit yang bisa terdengar keluar. Ketika aku mendekati bibirnya, iapun menyambut bibirku kembali dengan hawa nafsu yang tinggi. Bahkan menurutku permainan lidahnya lebih kece dari pada permainan lidahku, “mungkin namanya cewek kampus lebih sering cipokan bersama laki-laki lain”</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Aku terlibat adu lidah yang hot sampai-sampai kami bertukar air liur</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Hampir lima menit berlalu dan diapun tidak mengerang lagi, kini nafasku terasa segar menelan air liurnya yang enak.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Aku mencabut batang penisku, dengan request berganti posisi agar lebih nyaman !</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Dengan posisi doggy style yang lebih ramping, aku lebih mudah menggenjot bibir memeknya dari belakang.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Ooohh… Ooohh.. Terus paaaaaaaaaaakkk !!! desahnya kepadaku</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Terasa hangat sekali bagian dalam bibir vaginanya, tubuhnya pun terkadang menggelinjang karena keenakan. beradu antara paha dan bokong yang semok terdengar suara “plok..plok..plok..plok..” ini membuatku menjadi semakin garang</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Bercak keringat malah membanjiri tubuh kami yang sedang semangat-semangatnya</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Benar-benar top bikin aku ketagihan deh ! ucapku merasa bangga</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Setelah bergoyang 15 menit aku akhirnya menghentakan sodokan yang cukup keras di bagian vaginanya.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Non, ini bentar lagi mau keluar ! Cabut kagak yah ? tanyaku kepadanya</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Cabut aja pak, ntar aku bisa hamil ! jawabnya singkat</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Dengan goyangan beberapa kali lagi di bagian bokongnya, aku langsung cabut penis dan menyodorkan di bagian bokongnya yang semok bulat itu<br /></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Crott… Crott. Arrrggghhhh ! erangku</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">… MANTAP</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Kini gadis itu merasakan semprotan yang benar-benar hangat murni, yang keluar dari dalam penisku, Hingga gadis itu benar-benar terasa lemas hingga terduduk di lantai.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Buset pak, ajib bener” jawabnya ” terlihat Wajahnya menunjukkan kepuasan akan pemenuhan hasrat yang nikmat kuberikan”</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Sambil menghirup nafas segar, kami berdua memakai baju kembali tetapi gadis tersebut menitip pesan kepadaku, agar setelah ini tidak ada hubungan apa-apa lagi, karena ia takut di ketahui oleh pacarnya di kampus tersebut.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Setelah memasukkan barangnya ke dalam tas, dia pamit sambil memberikan kecupan di bibirku.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Makasih ya pak, selamat malam . Byeeeeeee !</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Nggak salah saya ketemu kamu nenk, Good bye juga, Muach..Muach.. ! jawabku ketika dia berlari keluar kampus setelah perpisahan kami yang bercumbu nikmat.<br /></span><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYqaHebgI-0imEpjDRp05z6BPOMT7lJ5lOn0OiRX3EnHTlbYMMm9EvvsDpLeSja9r32jxE17N9B2LFCmvtw3gUa8tuRx43YgczhkL96yaS22f2lhmGnN__n7F6H9F5gcbpiUgGZEZ1HLk/s640/snipoker.gif" width="640" /></a>ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-32720324272591629612018-07-16T13:03:00.003-07:002018-07-16T13:03:37.559-07:00Jeritan Yang Membuatku Bertambah Horny Oleh Adik Sahabatku Sendiri<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="318" data-original-width="495" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA8TK9HIeDd0L4NLLGofy4eJBDZY_eA0hIG1SL57Qbjv1jMqWNxFbdCtn7jyPXCjtgSuHbGkegzsy8Mi2F5AYE4EIicrJijuDXuXJhLe_bHNkJoWdkxjtY2u638qcFHldjguN15w38_Ys/s1600/UCScreenshot20171110090726.jpg" /></a><br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b>Kapten Birahi- </b><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Jeritan Yang Membuatku Bertambah Horny Oleh Adik Sahabatku Sendiri - Sebut saja namaku Rio. Disekolah gue tergolong cowok yang ganteng dan digemari para cewek.. Mengapa tidak, gue yang tingginya 175cm, hidung mancung, kulit putih,trus pandai bermain Basket.</span></div>
<span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Pada waktu itu gue sangat dekat dengan teman gue sebut saja namanya Hendra. Kami berteman sangat dekat sekali. Karena kami berteman dari kami masih SMP sampai SMA pun kami bersama-sama. Suatu hari gue bermain kerumahnya angga.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Sesampai di rumah angga gue di kejutkan oleh sesosok cewek cantik yang tidak lain adalah adik temanku Hendra. Sebut saja namanya Sella. pada saat itu Sella terlihat sangat manis sekali. karena pakaian yang di kenakannya terlalu minim,dan kebetulan sekali Sella pada saat itu sedang membersihkan halaman rumah.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Kuperhatikan mukanya yang manis,putih, tinggi mungkin 160cm. bisa di katakan Sella adalah cewek tercantik di sekolahnya. Sejenak kuperhatikan buah dadanya yang montok dan bodynya yang aduhai montok itu yang membuat nafasku tak beraturan.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">aku sangat kaget melihat Sella. karena setiap kali gue bermain ke rumahnya Hendra, jarang sekali gue melihat Sella. Pada saat itu Sella berumur 14 tahun. pada saat gue masuk rumah Hendra, Sella menegurku.”eh kakak Rio” sejenak gue terdiam, dan berfikir dalam hati</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">“tumben – tumbennya Sella menegurku” gue pun membalasnya “eh Sella, Hendra nya ada nga…?” “oh kakak, ada tuh di dalam sedang mandi mungkin. bentar ya Sella panggilin. Kakak Rio duduk aja dulu di teras.” gue pun langsung duduk diteras. Tiba-tiba Sella keluar “Kakak Rio bentar ya, kakakku lagi mandi tuh."</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Katanya gue temenin kakak Rio dulu.” gue pun sangat senang, mengapa tidak, gue bisa mengobrol dengan adik teman gue yang cantik. gue pun mulai memperhatikan Sella dari ujung kakinya sampai kepalanya. Memang cantik benar adik temanku ini gumamku. kulitnya yang mulus dan putih, trus gue pun melihat pahanya yang putih semakin membuat nafasku tak beraturan.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Tiba-tiba Sella tersenyum dan menegurku “kakak Rio kok lihatin Sella trus..?” gue pun kaget lalu kujawab saja dengan nada yang kecil “oh itu soalnya Sella cantik sih…. trus Sella sekarang udah kelas berapa…?” Sella pun menjawabnya ” kelas 3 SMP ka.” “oh kelas 3 SMP ya….!” kami berdua pun mengobrol sampai akhirnya Hendra pun keluar.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">“Oi Rio, maap yah lama soalnya air kerannya macet jadi harus ngambil air di tetangga ni.” dengan sedikit kesal sih,aku pun menjawab ” nga apa-apa soalnya kan ada adik kamu tuh yang temanin gue ngobrol.” Kami berdua pun berangkat karena kami harus menghadiri acara ulang tahunnya temen sekelas kami. Tapi gue sangat sedikit menyesal. Karena kapan lagi gue bisa mengobrol sama adik temanku ini.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Pada suatu hari akhirnya gue bisa mengobrol sama adik temanku dan dimulai dari situlah kejadiannya..</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Pada saat itu gue berencana pergi ke rumah Hendra mau bikin tugas, Karena sudah kelas 3 jadi tugas yang diberikan sangatlah banyak. Jadi gue berencana untuk membuat tugas dirumahnya Hendra. Sesampainya di rumah Hendra, Gue pun mengetuk pintu rumahnya. Yang keluar ternyata adiknya angga yaitu Sella. </span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Kulihat Sella yang sedang memakai celana pendek dan baju yang hanya se utas tali. ketika kutanya tentang Hendra dan tujuanku kerumahnya, Hendra nya nga ada, kebetulan sekali, pada saat itu orang tua Hendra sering keluar kota untuk urusan bisnis, sedangkan Hendra sedang keluar sama pacarnya.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Akupun langsung menghubungi Hendra. Dan ternyata hendra pulangnya sedikit kemalaman. sedangkan pada waktu itu jam masi menunjukkan pukul 15:30. Hendra menyuruh adiknya untuk menemani gue sampai angga pulang dari kencannya. Adiknya hanya setuju-setuju saja.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Akupun disuruh masuk sama Sella, Karena berhubung Sella lagi sedang menonton Film Korea. gue pun menemani Sella menonton Film Korea. Tiba-tiba dalam film tersebut ada adegan saling berciuman. Serentak Sella pun malu. Trus waktu gue melihat mukanya yang merah, gue pun langsung mengajak ngobrol.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">“Sella pernah ciuman nga seperti di film itu….?” kulihat wajahnya tambah merah, bisa dikatakan seperti kepiting rebus. Sella pun hanya menggelengkan kepala. gue pun senang mengetahuinya. Kulihat bibirnya yang berwarna merah muda, yang keliatan sekali masih belum di sentuh oleh laki-laki. gue pun coba memancing untuk mengetahui apakah Sella mau ciuman denganku atau tidak, jika tidak gue akan pasrah dengan keaadan ini.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">“Sella mau ga coba ciuman kek di film…?” Wajah Sella memerah, dan hanya berkata “Malu kak, soalnya Sella nga pernah Ciuman.” gue pun kebingungan, gue pun mencoba mendekati Sella perlahan-lahan. Kemudian gue membisikkan ketelinganya ” Ga usah malu kan cuman kita berdua. kakak kamu sedang pergi, sedangkan orang tua kamu sedang keluar kota.”</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Kemudian kudekapkan bibirku kebibir Sella. kupikir Sella bakalan menjauhin bibirnya, ternyata tidak malahan Sella membalas ciuman saya.tak disangka bibirnya Sella halus trus lembut juga. kami berduapun saling berciuman selama 10menit.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Tiba-tiba nga di sengaja Sella menyentuh anuku yang sedang lagi dalam keadaan tegak lurus ke atas. Sontak Sella kaget karena menyentuh kontolku. Gimana kontolku ga mo tegap melihat Sella yang begitu seksi dan bibirnya yang lembut. “maap kak, Sella nga sengaja beneran kok” gue pun menjawab dengan nada yang sopan ”oh nga apa-apa kok”</span><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0wYvMX2_9er8DTFBiaSma1hhyV8pUww1vqt6fLe60IRvrUTe9ZrXHBWM1scfUc3YokZK02BZOL0g2ZGmr9ScHda0nbsBZJBruP6z2VhWAQG2s-c6qP-85Q_EaE2kbE8_yYh0nbQ3L0JE/s640/snipoker.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Akupun berpikir bagaimana caranya agar Sella bisa menyentuh lagi dan memainkan kontolku ini. gue pun memberanikan diri ” Sella mau coba pegang anuku ga….?” wah tidak disangka Sella tidak menolaknya… gue pun langsung membuka celanaku. kulihat Sella sedikit malu dan kaget dengan menutup setengah wajahnya karena melihat kontolku yang berukuran 15 Cm dan berdiameter 4 cm.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Kemudian gue pun mengambil tangannya dan menyentuhnya ke kontolku. Wah serasa di surga. mengapa Tidak, ternyata bukan cuma bibirnya saja yang lembut dan halus, tapi tangannya juga. kulihat Sella sedikit keasikan memainkan kontolku. Kemudian sambil Sella memainkan kontolku, gue mencium bibirnya kembali. </span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Aku pun sedikit-sedikit coba menyentuh dadanya yang menonjol. Kemudian gue pun coba memasukkan tanganku kedalam bajunya dan ternyata Sella tidak memakai Bra. Waktu kuremas buah dadanya udah mengeras yang tandanya Sella pun menikmatinya. Tak dihitung lagi gue langsung memainkan buah dadanya yg berukuran sekitar 34 A. Dan juga tak Lupa gue memainkan putingnya yang masih mekar itu.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">“Ah… Ah… Ah.. Ah…. enak ka… Ah… Ah…” Kulihat Sella semakin keenakan.. gue pun langsung membuka bajunya. kali ini gue melihat sesuatu yang sangat di luar pikiran saya. yaitu putingnya yang masih berwarna merah muda yang pengen sekali gue melumatnya.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Akupun tak menyianyiakan kesempatan yang begitu beruntung ini.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">“Coba donk masukkan ke mulut Sella“</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">“ takut kak”… </span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">” takut kenapa..?.. Nga apa-apa, dah to dicoba dulu …” pintaku</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">“ Rasanya gimana kak… ?” tanyanya</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">“ Dah to di coba nanti kan tahu rasanya ..”</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Lalu dengan sedikit ragu dia mengarahkan ujung kontolku ke mulutnya, mula-mula bibirnya yang lembut itu menempel di ujung kontolku, kemudian dia membuka sedikit bibirnya lalu kepala kontolku sudah masuk ke mulutnya, lalu dilepas lagi dan berkata</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">“Kok asin ya kak“ tanyanya, “ Iya nga apa-apa memang rasanya begitu. Selanjutnya dimasukkannya lagi kontolku ke mulutnya sedikit demi sedikit, dengan pelan-pelan gue membantu mendorong agar kontolku bisa masuk semua di mulutnya.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Lalu ku gerak-gerakkan sehingga kontolku maju mundur di mulutnya, dan dia juga mulau mengimbangi dengan memaju mundurkan mulutnya. “ Sel… enak sekali Sel …” gue merasa keenakan kontolku di emut Sella… ketika ujung kontolku berada di bibirnya; “ Sel, disedot dong alonya “ …. gue meminta dia untuk menyedot dan ternyata walaupun belum pengalaman sedotannya enak sekali …</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Pada saat itu gue pun pengen ngerasain vaginanya.. karena gue belom pernah melihat yang real.. biasanya gue melihat yang begituan lewat internet atau nga lewat DVD or Hp teman. gue pun coba memasukkan tanganku ke celana mininya.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Dan tak disangka ternyata waktu gue menyentuh Vaginanya telah basah. Itu pertanda Sella menikmati nya selama ini.. gue pun langsung membuka Celananya.. setelah gue membuka celananya, terlihat jelas Cd nya yg sudah basah. Tak kusiasiakan kesempatan ini.. gue langsung membuka Cdnya..</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Yang tampak disana adalah vagina yang halus dan basah. gue pun coba memasukkan jari telunjukku ke vaginanya. tak disangka, ternyata Sella masih perawan tulen, takkan kubiarkan keperawanannya di ambil orang lain. kemudian gue coba memainkan jari telunjukku ke lobang vaginannya.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">“Ah…. sakit ka.. ah.. ah… sakit.. ka..”</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Akupun makin bersemangat memainkan jari telunjukku. gue hanya diam sambil mempercepat sedotan mulut dan gesekkan jari tanganku di kedua daerah sensitifnya, lalu. “Ahhh. ahhh. mmmmmhgh.” secara tiba-tiba Sella mengejang sambil tubuhnya terangkat tinggi keatas, yang tandanya Sella mau Orgasme. gue pun dengan cepatnya menggoyangkan tanganku… Tiba-tiba Sella Orgasme.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Itu kurasakan karena ada sesuatu cairan yang panas. “Sel, kamu orgasme ya…?” Sella pun menjawab dengan wajah yang malu ” ia kak gue orgasme,makasih ya kak….!!”kulihat Sella mulai lemas. ketika gue melihat Sella orgasme gue pun ingin orgasme juga tapi gue ingin merasakan vaginanya..</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">“Sel, kamu kan udah orgasme, kakak belum ni. Sella maukan bantu kakak orgasme…? ” ia kak nnti Sella bantu..trus Sella musti ngapain..?” mendengar itu gue pun gembira… nafasku lebih tak beraturan… “Aku pengen rasain kontolku di masukin ke vagina Sella…!!! bisa nga…?” “takut kak sakit” “tenang aja kakak nanti akan pelan-pelan kok.”</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Akupun langsung menyuruh Sella gaya belakang. Pelan-pelan kumasukkan.. sedikit sulit untuk memasukkannya, karena Sella masi perawan jadi vaginanya masih tertutup lobang yang kecil.. Tapi karena vaginanya sudah basah, gue pun coba-coba memasukkannya dengan perlahan-lahan sampai masuk 1/3 kontolku.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Pada saat kontolku masuk sepenuhnya, Kumulai mengenjot-enjot vaginanya sampai vaginanya mengeluarkan darah bercampur maninya… “ah.. ah.. ah.. sakit.. ah… sakit.. kha.. “sakit… cuman kata-kata itu yang kudengar keluar dari mulutnya.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Mendengar suaranya yang lembut gue lebih cepat mengenjot vaginanya… kemudian gue membaringkannya dengan kedua kakinya di dadaku.. gue pun mulai mengenjotnya dengan cepat.. Tiba-tiba Sella menyempitkan kakinya yang pertanda Sella mau orgasme untuk yang kedua kali… “khaa,,, khaa.. Sella mau pipisss… ahh… enak kha,,, tapi Sella mau pipis nhi…. udah ga tahan kha…” Mendengar kata itu gue semakin bergairah dan mempercepat enjotan ku..</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">“Sabar Sel… kita keluarin sama-sama…kha juga udah mau keluar nhi.. sabar yah..” mendengar itu Sella pun berusaha untuk menahan nya… gue pun langsung mengenjotnya dengan cepat. “Sel, kakak udah mau keluar ni.. Sel gimana..?” “Sella juga udah mau keluar…” “crott… crottt… crottt… crottt…” kamipun orgasme bersamaan, Tapi gue menumpahkannya di atas perut Sella..</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Kemudian gue memeluk Sella sambil mencium keningnya. “Sel, gue sayang sama kamu” “Aku juga sayang sama kakak. sebenarnya gue sudah meyukai kakak waktu Sella kelas 1 SMP..” kami jadian pada saat itu.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Setelah itu kami membersihkan diri kami masing-masing.. Tak berapa lama kakaknya Sella datang. Tapi kami berdua hanya diam-diam saja seperti tidak terjadi apapun. Karena berhubung orang tua Hendra ngga ada, Hendra meminta gue untuk menemaninya tidur dengan nya malam ini..</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Tanpa banyak basa basi gue langsung menerimanya.. Kulihat wajah Sella juga senang. Pada malam harinya waktu Hendra tidur, gue menggunakan kesempatan dalam kesempitan.. Kami berdua pun melakukan kejadian yang serupa waktu sore tadi..</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;"></span><span style="background-color: white; color: rgb(45, 45, 45) !important; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Mulai pada saat itu kami sering melakukan hubungan intim di mana saja kita ketemuan.</span><br />
<br />ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-55728332037349109282018-07-16T12:59:00.002-07:002018-07-16T12:59:42.972-07:00Cerita Dewasa Sungguh Indahnya Tubuh Mungil Ibu Kandungku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="322" data-original-width="482" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_YaxZ9hgzHg0QIYAENzSduh4e6Ul-7SH5z3PQecWjYbo577_EAXfXHCUF6jRfNfqzyspfZkRLf7B7BhH2eszgchthAaUp5HJE72mndc1liFKpdhGhTtPGg2MypJMPPTy2-RcrEDuXKeU/s1600/Screenshot_1.png" /></a><br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b>Kapten Birahi- </b><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px;">Malam sudah semakin larut, jam menunjukkan pukul 02.00 kurang lima menit. Aku masih terjaga di tempat tidurku. Rasanya waktu berjalan sangat lambat sekali. Mungkin benar kata orang, menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Yah, aku memang sengaja bergadang, ada sesuatu yang membuatku melakukan hal itu.</span></div>
<br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Bermula dua satu minggu yang lalu ketika aku tak sengaja bangun pagi sekali, sekitar pukul lima lebih sedikit. Biasanya aku baru bangun sekitar jam sembilan, kebetulan aku masuk sekolah pada siang harinya. Tapi pagi itu entah kenapa rasa kantuk langsung hilang begitu aku membuka mata. Terpaksa aku keluar dari kamar, dan kulihat suasana rumah juga masih lengang dan sepi. Ayah tentu masih tidur, begitu juga dengan Raden, adikku yang duduk di kelas 2 SMP. Mungkin ibu sudah bangun karena harus menyiapkan sarapan pagi. Akhirnya aku memutuskan untuk berenang saja, kebetulan air kolam renang biasanya hangat pada pagi hari. Aku pun berjalan menuju kolam renang di belakang rumah. Terdengar suara orang sedang berenang. Aku pun penasaran dan mencoba mendekat, cuaca yang masih remang-remang membuat sosok yang sedang berenang itu terlihat samar-samar. Tetapi begitu sosok tersebut keluar dari kolam renang, aku kini dapat melihatnya dengan jelas karena lampu di pinggir kolam renang masih nyala.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Sosok tubuh seorang wanita keluar dari kolam renang. Yang membuatku terkejut karena sosok tersebut telanjang bulat. Payudaranya yang bulat dan terlihat masih kencang begitu indah dibasahi oleh air. Dan saat sosok itu menghadap ke arahku aku bertambah terkejut, menyadari kalau sosok tersebut adalah ibuku sendiri. Tubuh ibu yang montok dan mulus berkilat terpantul oleh sinar lampu. Kemaluan ibu terlihat bersih tanpa selembar rambut yang menempel di sana. Tapi aku dapat melihat bibir kemaluan ibu yang sudah menggelambir di sisi-sisinya. Melihat sosok ibu yang telanjang bulat dengan air membasahi tubuhnya, aku hanya sibuk meneguk ludah berulang kali. Sebelumnya aku tidak mempunyai pikiran apapun terhadap ibu. Tapi menyaksikan pemandangan erotis itu tanpa terasa pikiran kotor pun terbentuk di otakku. Aku sudah biasa melihat tubuh telanjang cewek, karena aku sering bercinta dengan pacarku. Tapi tubuh telanjang ibuku memberi rangsangan lain terhadap diriku.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Umur ibuku mungkin sudah tidak muda lagi, mendekati angka 35 tahun. Namun tubuh telanjangnya seakan menegaskan ibu tak kalah menggairahkannya dengan gadis 25-an. Aku langsung buru-buru menyingkir begitu ibu menuju tempatku berdiri. Aku pergi menuju dapur, dan kulihat ibu ngeloyor pergi ke kamar mandi. Kelihatannya ibu mau membersihkan diri. Rasa penasaran yang amat sangat membuatku mencoba mengintip dari lubang kunci kamar mandi. Tapi tidak dapat kutemukan sosok ibu. Aku pun pergi ke kamar dengan sejuta perasaan yang menggunung. Tiba-tiba saja terbersit keinginan untuk bercinta dengan ibu kandungku tersebut. Dan itulah mengapa aku masih terjaga pada malam hari ini. Hampir satu minggu ini kegiatanku adalah mengintip ibu pagi-pagi di kolam renang. Semakin lama keinginan untuk bercinta dengan ibu semakin kuat. Dan malam ini adalah kesempatanku, karena kebetulan ayah sedang pergi ke luar kota (berangkat tadi sore) selama tiga hari.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Saat jam menunjukan pukul 02:00 tepat, aku pun keluar dari kamar. Suasana rumah gelap dan sepi, aku berjalan pelan-pelan takut Raden bangun karena kamarnya di sebelahku persis. Tujuanku adalah kamar ibuku yang terletak di lantai bawah. Aku berharap cemas kalau pintu kamar ibuku dikunci, tapi aku langsung tersenyum senang karena pintu kamar ibu tak terkunci. Kamar ibu gelap karena lampu tidak dinyalakan, aku menekan saklar dan ruangan kamar pun terang benderang. Sosok ibuku kutemukan di kasur sedang tidur nyenyak sekali, seperti sleeping beauty. Pakaian yang dikenakannya adalah gaun tipis berwarna pink sebatas lutut. Gairahku langsung naik melihat ibu tidur terlentang dengan gaun tipis. Tubuhnya yang mulus menerawang dari balik gaun. Celana dalam dan BH ibu pun kelihatan. Dengan hati-hati aku mendekati tubuh ibuku. Aku sejenak memandangi wajahnya yang ayu, bibirnya yang tipis dan kecil, hidung ibu yang mancung dan rambut ibu yang hitam dan pendek seleher.<br /></span><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Tanganku gemetaran saat mencoba meraba kaki ibu mulai dari betis sampai pahanya. Aku takut ibu terbangun, tapi kulihat ibu tidur sangat nyenyak. Kusingkap gaun ibuku sampai sebatas perut, berkali-kali aku meneguk ludah menjerit tertahan dan bertambah keras berontak merasakan kepala batang kemaluanku di ujung lubang kemaluannya. Tapi aku tak peduli, aku paksakan batang kemaluanku untuk masuk ke dalam kemaluan ibu. Karena vagina ibu belum begitu basah dan ditambah batang kemaluanku yang lumayan besar, aku kesulitan menembus kemaluan ibu. Dengan susah payah aku akhirnya berhasil memasukkan batang kemaluanku seluruhnya ke dalam liang vagina ibuku. Aku membiarkan sejenak batang kemaluanku bersemayam di kemaluan ibu. Konsentrasiku terpecah pada gerakan ibu yang semakin keras memberontak. Kedua tangan ibu berusaha memukuliku dan mencakar serta menjambak rambutku.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Kuikat kedua tangan ibuku dengan kaus singletku. Sementara mulutnya kubungkam dengan sarung bantal. Kini aku bisa berkonsentrasi penuh pada kemaluan ibu yang sudah diisi oleh batang kemaluanku. Aku bergerak maju-mundur dengan lambat karena kemaluan ibu yang tidak menerima batang kemaluanku. Tapi aku tak peduli. Gerakan ibu yang terus berontak sedikit demi sedikit membantu pergerakanku. Aku dapat merasakan nikmatnya daya cengkeram vagina ibuku, begitu kuat dan enak. Lama kelamaan kemaluan ibu mulai mengeluarkan cairan sehingga batang kemaluanku lebih leluasa bergerak keluar masuk. Aku makin bersemangat dan mempercepat gerakanku. Leher ibuku yang jenjang dan mulus kuciumi dengan penuh nafsu sementara kepala ibuku terus menggeleng tanda menolak.</span><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Aku mencabut batang kemaluanku dari kemaluan ibu, sekilas ibu agak terdiam. Aku langsung membalikkan tubuh ibu, dan dari arah belakang aku kembali menusukkan batang kemaluanku ke lubang vagina ibuku. Pantat ibu yang bulat dan padat memberi sensasi tersendiri saat aku memasukkan batang kemaluanku. Apalagi bunyi selangkanganku yang bertemu dengan pantat ibuku, begitu indah kedengarannya. Lama menyetubuhi ibuku dari belakang tak membuatku mencapai puncak klimaks, sementara kulihat ibu sudah capai untuk memberontak dan hanya terlihat pasrah dengan wajah yang memerah berlumuran air mata. Kuterlentangkan lagi tubuh ibuku, gaun bagian atas kupelorotkan ke bagian perut. BH ibu kurenggut dan kedua payudaranya menjadi sasaranku. Puting susu ibu kuhisap-hisap seperti waktu aku masih bayi, kadang kugigit dengan lembut. Permukaan payudara ibu kujilati samapai mengkilat. Aku turun ke bawah, kali ini kembali lidahku menjilati kemaluan ibuku yang sudah basah kuyup. Lidahku keluar masuk dengan cepat, sesekali klitoris ibuku kujilati dan kugigit. Perbuatanku itu semakin membuat kemaluan ibu bertambah basah dan menarik, rupanya ibu sedikit menikmati seks oral dariku. Kurasakan pantat ibu sedikit bergoyang saat lidahku sibuk dengan kemaluannya.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Setelah puas untuk pemanasan kedua, aku kembali memasukkan batang kemaluanku lagi ke dalam lubang kemaluan ibuku. Pantatku naik-turun dengan cepat, dan batang kemaluanku pun keluar masuk tanpa kesulitan. Yang mengherankan pantat ibuku kembali bergoyang seakan-akan membantu mengimbangi gerakan naik-turun pantatku. Kedua kaki ibuku pun menekuk bertumpu pada kedua kakiku. Kulihat wajah ibu, matanya sayu dan merah, wajahnya semakin merah dan kelihatan tambah cantik serta penuh nafsu. Nafas ibuku ngos-ngosan, apalagi karena mulutnya kubungkam dengan sarung bantal. Ibuku menyadari aku sedang memandangi wajahnya, mata ibu kelihatan aneh. Ada rasa marah dan nikmat terpancar dari matanya. Iseng kucabut sarung bantal dari mulut ibuku. Kupikir ibuku akan teriak, ternyata yang keluar dari mulut kecilnya hanya desahan. Aku bertambah semangat dan langsung menciumi bibir tipis ibuku. Lidah ibuku menyelusup masuk ke mulutku begitu bibir kami bertemu. Kami berciuman lama sekali, dan pergerakan pantat kami tak juga berhenti. Bahkan kini aku dapat merasakan daya cengkeram kemaluan ibu semakin kuat, dan goyangan pantat ibu semakin keras.</span><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0wYvMX2_9er8DTFBiaSma1hhyV8pUww1vqt6fLe60IRvrUTe9ZrXHBWM1scfUc3YokZK02BZOL0g2ZGmr9ScHda0nbsBZJBruP6z2VhWAQG2s-c6qP-85Q_EaE2kbE8_yYh0nbQ3L0JE/s640/snipoker.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Suasana ini membuatku akhirnya merasakan puncak kenikmatan yang kuinginkan. Aku menenggelamkan batang kemaluanku dalam-dalam di lubang vagina ibu saat air maniku muncrat. Tubuh ibu juga menegang dan mengejan seperti orang kena ayan beberapa kali. Kami berpelukan sesaat menikmati puncak kenikmatan dan beberapa kali batang kemaluanku merasakan berdenyutnya vagina ibuku yang basah kuyup dibanjir air maniku.</span><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><br style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;" /><span style="background-color: white; color: #3e3e3e; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 15px; text-align: start;">Ruangan kamar hening agak lama, aku tak juga beranjak dari tubuh ibuku. Batang kemaluanku pun masih bersemayam dengan nyaman di kemaluan ibuku. Tiba-tiba kudengar ibu berbicara. “Robby, jika kamu lakukan ini sekali.. lagi, ” suara ibu sedikit mendesah akibat kelelahan. “Ibu akan bunuh kamu, kamu mengerti..” Aku cuma tersenyum, dan mencium lembut bibir ibu dan bangkit dari tubuhnya. Kulepas ikatan di tangannya, dan dengan santai pergi dari kamar ibuku.</span>ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-89935843414722518112018-07-16T03:03:00.003-07:002018-07-16T03:03:41.280-07:00Bercinta Dengan ABG dan Dikeluarin di Dalem<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="320" data-original-width="240" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQPRjFfk3Qy6Q3ly0_piIG-SaOwf6FJHlsKbQ0VR3M8Vjxu_G2PBqzF49E2UU6Alk2G49GInPZe13QE-qsAZyiSrQ4pTw4672nCfkN5IG2szc5IjN9kpvf6doBgnBJS3nwgKr5FYkOZ3Y/s640/Bercinta+Dengan+ABG+dan+Dikeluarin+di+Dalem.jpg" width="480" /></a><br /><br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b>Kapten Birahi- </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Jam weker dimeja kamarku berdering pada jam 09 00 pagi, memang aku mensetting pada jam itu, karena tadi sampai terdengar adzan subuh aku masih belum bisa memejamkan mata untuk tidur . Aku menggeliatkan tubuhku terdengar kerotokan pada pinggangku, dengan malas aku bangkit dari tempat tidur…</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;"><div style="text-align: left;">
ups aku lupa kalau aku tadi tidur dengan tubuh telanjang bulat… kuliat tubuhku dari pantulan cermin besar mmm… dalam usia hampir kepala 4, kulihat tubuhku masih bagus dilihat… buah dadaku yang berukuran bra 36 B masih cukup kenyal, pinggangku masih ramping tak berlemak, pinggul dan pantatku kata mas Seno, almarhum suamiku adalah bagian yang terindah dari tubuhku, sangat seksi dan serasi dengan sepasang kakiku yang panjang…<br /><br /><span style="text-align: justify;">wajahku…? kata mas Seno lagi, katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik… entahlah penilaian lelaki memang susah dijabarkan oleh perempuan… Sssssshhh… ooohhh… gila, lagi-lagi gairah birahiku meletup dengan tiba2… di depan cermin besar itu aku meremasi buah dada montokku sendiri yang kian mengencang… ammpuuuun… sudah 2 hari 2 malam ini aku sangat menderita karena birahi gila ini… entah berapa belas kali selama 2 hari 2 malam ini aku bermasturbasi…sampe tubuhku benar-benar loyo</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Bahkan pada hari pertama aku sempat melakukan masturbasi di belakang kemudi mobil di tengah keramaian jalan tol, saking ngga ketahan… Semalam, dengan diiringi adegan-adegan syur film bokep koleksi almarhum mas Seno… aku melampiaskan hasrat birahiku secara swalayan, mungkin lebih dari 10 kali sampai pagi menjelang…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Maka betapa jengkelku, sekarang belum setengah jam mataku terbuka, gelegak birahi itu meletup lagi… kali ini aku melawan, aku masuk kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan shower air dingin… agak menggigil juga tubuhku… Aku memang wanita berlibido tinggi.</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Sejak ABG aku sudah mengenal masturbasi… menjelang lulus SMU aku mengenal persetubuhan dan berlanjut menjadi doyan disetubuhi… Masa kuliahku adalah masa euphoria sex, karena aku kuliah di Bandung sementara orang tuaku di Jakarta…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">pada awal masa kuliahku, aku pantas dijuluki pemburu seks … beberapa kali aku diusir dari tempat kost yg berbeda, dengan sebab yg hampir sama… yang aku ingat, sore pulang kuliah diantar teman kuliahku, aku lupa namanya… pokoknya keturunan Arab…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">aku lupa bagaimana awal mulanya, aku bisa nyepong kemaluan Arab ganteng itu di dalam kamarku dalam keadaan pintu ngga terkunci dan Ipah pembantu ibu kost yg nyinyir itu nyelonong masuk kamarku utk menaruh pakaianku yg habis diseterikanya… aku tengah terkagum-kagum dengan volume batang kemaluan Arab ganteng yang lebih besar dari lenganku dan minta ampun panjangnya</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Malam itu juga aku disidang dan harus keluar dari rumah kost itu Tapi buatku ga ada masalah karena malam itu si Arab ganteng memberikan tumpangan sementara di rumah kontrakannya… tentu saja gairah birahiku yang binal dimanjakan oleh Arab ganteng itu… sepanjang hari… bahkan sampai beberapa hari aku tinggal di rumah kontrakan si Arab ganteng yang berantakan…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Kejadian yg lain pernah juga tengah malam, lagi seru-serunya ML sama cowok baruku… tiba-tiba pintu didobrak petugas ronda yang rupanya sudah lama memperhatikan kebiasaanku masukin cowok malam-malam… cowokku dengan tengilnya berhasil kabur…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">sementara aku lagi-lagi terpaksa harus cari kost baru lagi… Satu lagi yang ga bakal aku lupa, affairku dengan bapak kost, biar sudah tua tapi ganteng dan handsome dan yang membuatku bertekuk lutut… mmm… aksi ranjangnya boo’… selalu membuatku bangun kesiangan esoknya…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">sayang aku menikmati kencan ranjang dengan bapak kost baru tiga kali keburu ketangkap basah sama istrinya… abis siang bolong bapak itu ngajakin naik ranjang… apesnya lagi aku ga akan mampu menolak, kalo tetekku sudah kena diremasinya… baru mau dua kali aku mendapatkan orgasme… eeh…pintu di ketok-ketok dari luar dan terdengar suara ibu kost memanggil namaku…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">mendengar itu bapak kost yg sedang memainkan batang kemaluannya di liang sanggamaku, jadi gugup dan efeknya justru membuatnya orgasme, untung gak telat nyabut… pejunya berhamburan di atas perutku banyak sekali… bisa ditebak endingnya… aku harus angkat kaki dari rumah kost saat itu juga…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Nasihat sahabat-sahabatku, banyak merubah perilaku seksualku yang liar… Dengan susah payah aku berhasil menekan hasrat birahiku yang memang luar biasa panas dan aku mengumbarnya… awalnya mana sanggup aku menahan seminggu tanpa aktivitas seksual… bakal uring-uringan dan kepala terasa pecah…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a><br /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Sampai akhirnya aku ketemu dengan mas Seno aktivis mapala kakak kelasku… ngga hanya sosoknya yang jantan… permainan ranjangnyapun luar biasa… permainannya yang agak kasar, mampu membuatku mengerang-erang histeris… Aku ga nyesel, harus married dengan mas Seno karena keburu hamil</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Buktinya aku berhasil menyelesaikan kuliah, walaupun sambil mengasuh Astari buah cintaku dengan mas Seno Status ekonomi kamipun tergolong bagus… Sampai akhirnya 5 tahun yg lalu, kecelakaan mobil di jalan tol merenggut mas Seno dari kami berdua…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Selama 5 tahun menjanda, mungkin karena kesibukanku mengurus dan melanjutkan usaha mas Seno yang sedang menanjak pesat dan keberadaan Astari anak tunggalku sudah menginjak usia gadis remaja, aku hanya 2 kali terlibat affair dengan lelaki yg berbeda, itupun juga hanya having fun semata, penyegaran suasana disela-sela kesibukan bisnis… Kehidupan seksualku datar, tanpa gejolak… sesekali aktivitas masturbasi cukup memuaskanku…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Setelah tubuh terasa segar, kukenakan kimono dan keluar kamar…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Heee… Ron kamu disini ? kok ga sekolah ?” Kudapati Ronie di belakang komputer Astari. Ronie adalah kakak kelas Astari yang hampir setahun ini akrab dengan anak gadisku itu Anak muda yang sopan dan pandai cerminan produk dari keluarga yang cukup baik dan mapan</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Iya tante, saya hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi bisa pulang lebih awal dan tadi Tari minta tolong saya nungguin tante yg lagi sakit kali aja butuh apa-apa” Sahut Ronie sopan, membuatku terharu… Lumayan ngobrol dengan Ronie, penderitaanku agak berkurang…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Ron, kamu bisa mijit ga ? tolongin pijitin tante dong bentar… leher tante kaku…” pintaku ke Ronie tanpa canggung, karena memang kami sudah akrab sekali, bahkan buatku Ronie kaya anakku sendiri Ronie duduk menghadap punggungku pijatan demi pijatan kurasakan… tanpa kusadari sentuhan tangan lelaki muda itu terasa nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi perempuan… aku mulai mendesah resah…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">percikan api birahi dengan cepat membakarku tanpa ampun… sementara tanpa kusadari kimonoku sudah semakin melorot, terdesak tangan Ronie yang kini memijit daerah pinggangku, atas permintaanku sendiri untuk memijit lebih turun… uuuhh… dadaku terasa sesak akibat tete’ku yang semakin mengencang…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">aku ingin ada yang meremasinya… Sssshhh ooohhh… gilaaa… ngga tahaann… kupegang kedua tangan Ronie, tangan kiriku memegang tangan kirinya dan tangan kananku memegang tangan kanannya kutarik kedepan melingkari tubuhku dan kutangkupkan di buah dadaku…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Eehh… tante…?” bisik Ronie bingung dari belakang tubuhku</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Ron… tolong remasi tete’ tante…” desisku resah… merasakan sentuhan tangan lelaki pada buah dadaku yg tengah mengencang… Benar-benar hilang sosok Ronie yg sehari-hari adalah pacar Astari anakku yang ada dibenakku saat itu Ronie adalah lelaki muda bertubuh tegap… Ooouuh… Ronie mulai meremasi kemontokan buah dadaku…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Yaaaaahh hhh…hhh… enaaaak Ronn ulangi lagi sayaaang oooohhh… ” tubuhku menggeliat resah… kugapai kepala Ronie dan kutarik ke arah tengkukku yang terbuka karena rambutku kusanggul keatas… Ronie tak menolak dan melakukan permintaanku untuk menciumi tengkukku</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Ciumi leher tante… hhhmmm sssshhh yaaahh kecupin sayaaang aaaaccchh… sssshhh ” bisikan dan desah mesraku menuntun Ronie melakukan apa yg kuminta…Aku makin gemas, tubuhku gemetaran hebat… baju kimonoku tinggal menutupi tubuh bawahku karena tali pinggangnya masih terikat</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Kubalikkan tubuhku, sejenak kupandangi wajah ganteng Ronie yang matanya terbelalak liar menatap nanar tubuh bagian depanku dengan mimik ngga karuan Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya dan dengan penuh gairah kusosot bibir manisnya…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">anak muda ini gelagapan menghadapi liarnya bibirku yang mengulum bibirnya dan nakalnya lidahku yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya… Tapi insting lelakinya segera mengantisipasi, segera dapat mengatasi seranganku</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Baju seragam Ronie dengan cepat kulolosi dan… ooohh… dada yg gempal dan bidang dari salah satu tim inti basket di sekolahnya ini membuat gairahku semakin binal… Kudorong tubuh Ronie untuk rebah disofa… nafas jantannya mulai tak beraturan Mmm… pejantan muda ini mulai mengerang-erang dan tubuhnya menggelepar, tatkala bibir dan lidahku menjelajahi permukaan kulit dadanya, bungkahan dada jantannya kuremas dengan gemas</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Aksi bibir dan lidahku terus melata sampai ke pusarnya… Sssshhh… celananya tampak menggembung besar entah ada apa dibaliknya ? jantungku berdegup semakin kencang melihatnya… dan mataku terbelalak dibuatnya, sampai aku harus menahan nafas, ketika retsluiting celana abu-abu itu terbuka… kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batas celana dalamnya…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">aku dengan tergopoh-gopoh karena tak sabar melorotin celana seragam sekalian dengan celana dalam putihnya sampai ke lutut Ronie… Ooooohhh my God ! teriakku dalam hati… menyaksikan batang kemaluan Ronie yang mengacung di antara pahanya… begitu macho, begitu gagah, begitu indah bentuknya… dengan kepala kemaluannya yang besar tampak mengkilat…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Tanganku terasa gemetaran ketika hendak menyentuh nya… Kembali tubuh Ronie menggerinjal kecil ketika tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… aku makin binal, kudekatkan wajahku untuk mengulum kepala kemaluan yang menggemaskan itu, sambil tetap tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">mendadak tubuh tegap itu meregang hebat diiringi erangan keras… dan bibirku yang setengah terbuka dan tinggal beberapa sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan hangat dengan menyebarkan aroma khas yg sangat kukenal dan kurindukan… apalagi kalo bukan peju lelaki… tanganku refleks mengocok batang kemaluan Ronie makin cepat sambil tanganku yang lain mengurut lembut kantung pelirnya…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Sementara kubiarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajahku… sesekali kusambut peju itu dengan lidahku… mmmm… rasa peju yg khas itu kembali dikecap oleh lidahku…Terus terang aku sempat kecewa, dengan bobolnya peju Ronie… Tapi beberapa saat batang kemaluan yang masih dalam genggamanku, kurasakan tak menyusut sedikitpun masih tetap keras…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">tanpa buang waktu, aku merangkak diatas tubuh Ronie yang menggelosoh di sofa… dengan posisi tubuhku jongkok mengangkangi tubuh Ronie, di atas kemaluan Ronie… kutuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan peju itu kearah liang sanggamaku yang sudah basah kuyub dari tadi…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">wooohh… ternyata kepala kemaluan itu terlalu besar untuk masuk ke liang sanggamaku… Akhirnya dengan sedikit menahan perih, akibat otot liang sanggama yang dipaksa membuka lebih lebar kujejalkan dengan sedikit memaksa ke liang sanggamaku yang sudah tak sabar untuk segera melahap mangsanya…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Iiiiihhh… bantu dorong sayang… Oooooowwwwww…” Aku merengek panjang ketika sedikit demi sedikit amblas juga batang kemaluan Ronie menembus liang sanggamaku diiring rasa perih yang menggemaskan…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang ” kembali aku menuntun pejantan muda ini untuk memulai persetubuhan…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Aaaww… aahh… ooww pelahan duluuu sayaaang… burung kamu gede banget… perih tauuk ” aku ngedumel manja… ketika Ronie mengayun pinggulnya kuat sekali… Terasa tubuhku bagaikan baterai yang baru dicharge… aliran energi aneh itu mengalir menyebar ke seluruh tubuhku… membuat aku semakin binal memainkan goyangan pinggulku… sementara Ronie ternyata cukup cerdas menyerap pelajaran, bahkan mampu segera mengembangkan… dengan posisi tubuhku diatas, membuatku sangat cepat mencapai orgasme…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">entahlah atau karena besarnya batang kemaluan Ronie yang menyungkal rapat liang sanggamaku, sehingga seluruh syaraf dinding liang sanggamaku rata dibesutnya… Luar biasa ! dalam waktu kurang dari 5 menit setelah orgasmeku yg pertama, kembali aku tak dapat menahan jeritku mengantar rasa nikmatnya peju orgasme yang kedua… dan…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">hhwwwoooo… aaaammmpppuuunnn !!!!</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Rupanya Ronie tak mampu menahan lebih lama bobolnya tanggul peju nya… tubuhku dihentak-hentaknya kuat sekali… seakan ingin memasukkan seluruh batang kemaluan sepeler-pelernya ke liang sanggamaku… diiringi erangan mirip suara binatang buas sekarat…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Aku menangis menyesal setelahnya, berkali-kali Ronie memohon maaf atas kejadian yang terjadi siang itu…Tapi anehnya gairah seksualku yang meletup-letup tak terbendung itu, mereda setelah kejadian siang itu… Aktivitas berjalan normal kembali, tapi sudah hampir seminggu ini, aku tak pernah melihat Ronie datang ke rumah</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Dia lagi sibuk Ma… dapat tugas antar jemput saudara sepupunya yang masih SD…” Jawab Astari ketika aku menanyakan tentang Ronie yang tak pernah muncul… Terus terang saja, sejak kejadian itu… pikiranku sangat kacau, disisi aku sebagai Mama Astari aku sangat menyesal dan sedih atas kejadian itu, tapi disisi aku sebagai seorang wanita yang masih punya hasrat dan naluri betina yang utuh… aku tak ingin melupakan kejadian itu… bahkan aku berharap kejadian itu terulang lagi…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Hampir sebulan lamanya Ronie tak muncul ke rumah, akupun maklum, Ronie sebagai remaja hijau, tentu mengalami shock dengan kejadian itu… disitulah muncul rasa berdosaku kepada Ronie dan Astari anakku… Tapi jujur sejujurnya ada terselip rasa rinduku memandang wajah anak muda itu… Aku sering mengintip dari balik gordiyn jendela, saat Astari turun dari boncengan Ronnie… kenapa hatiku berdebar-debar dan sedikit desiran birahiku menggelegak…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Pikiranku makin kacau… setelah beberapa kali kulihat Ronnie mulai nongkrong lagi dirumah… kulihat Ronnie masih salah tingkah di depanku, walaupun aku sdh berusaha menetralisirnya iiihhh tapi buat aku… otakku jadi ngeres begitu melihat wajah Ronnie yg innocent…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">betapa tidak… terbayanglah ekspresi wajahnya ketika tengah menyetubuhiku beberapa waktu yang lalu… ekspresi wajahnya yang begitu sensual dimataku pada saat dia melepas semburan spermanya… suara erangan dan nafas birahinya seakan nempel ditelingaku…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">maka kekacauan inilah yang mendorongku menerima tawaran Adrian seorang rekan bisnisku untuk makan siang di sebuah hotel berbintang dan setelahnya akupun tak menolak ketika ia mengajakku memasuki sebuah president suite di hotel itu, dengan alasan untuk mencari ketenangan membicarakan pekerjaan…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">walaupun yang terjadi kemudian adalah rayuan-rayuan mautnya yang kusambut positif… dari remasan tangan… kecupan bibir… jilatan lidahnya yang nakal pada leherku… desah resahku… remasan gemasku… dan… lolosnya pakaian kami satu persatu… payudaraku yang mengencang akibat remasan tangan dan cumbuan bibirnya… hhmmm… jilatannya pada clitorisku…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">batang kemaluannya yang berbentuk indah, perkasa… memaksa bibirku untuk mengulumnya… ooowww… nikmat hentakan tubuhnya menekan tubuhku… sodokan kejantanannya pada liang sanggamaku mengantarkan kenikmatan orgasmeku dua kali berturut-turut…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">2 jam kami melewatkan waktu untuk making love siang itu, kekaguman Adrian atas permainan ranjangku yang begitu hot dan lihay… beberapa kali aku berkencan ranjang dengan Adrian lelaki tinggi besar berstyle dandy… kepuasan sex kuraih dengan sempurna dengan kelihayannya dia memperlakukan perempuan di atas ranjang…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">tapi bayangan sensual wajah bocah innocent bernama Ronnie itu tak juga sirna… Sampai pada suatu malam hujan turun dengan deras… rupanya malam itu Ronnie sedang dirumah, berbincang dengan Astari di ruang tamu… sedangkan aku nonton TV diruang belakang…</span><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0wYvMX2_9er8DTFBiaSma1hhyV8pUww1vqt6fLe60IRvrUTe9ZrXHBWM1scfUc3YokZK02BZOL0g2ZGmr9ScHda0nbsBZJBruP6z2VhWAQG2s-c6qP-85Q_EaE2kbE8_yYh0nbQ3L0JE/s640/snipoker.gif" width="640" /></a><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Ma, mas Ronnie mo pulang tuh…” terdengar suara Astari dari belakangku…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Eh… pulang ? hujannya gede banget, tunggu reda aja jauh lagi rumah Ronnie ” jawabku spontan sambil bangkit dari dudukku berjalan ke ruang depan… kulihat jam memang sudah terlalu malam untuk bertamu…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Ronn… ujan begini lebat, udah malem lagi… ntar ada apa-apa di jalan… sudah deh Mama kasih kamu nginep disini, tidur di kamar atas, besok subuh Mama bangunin kamu…” ujarku, terdorong rasa sebagai orang tua yg khawatir kepada anaknya… Ronnie menunduk salah tingkah ga berani menolak</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Tapi Ronnie harus telpon rumah dulu tante…” sahutnya pelan… dan akhirnya justru aku yang menelpon kerumah Ronnie memintakan ijin orang tua Ronnie, yang ternyata menyambut baik…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Malam semakin larut, sementara hujan semakin hebat diserta guntur dan kilatan petir… Aku tergolek di ranjang, tak dapat memicingkan mata… Siang tadi kembali Aku melewati kencan ranjang dengan Adrian… tapi… entah kenapa kali ini…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">susah sekali aku mencapai orgasme… sampai 2 kali Adrian menumpahkan spermanya… sedangkan aku tak sekalipun Gilaaa… kenapa justru sekarang wajah bocah itu yang terbayang-bayang di malam dingin ini… iiihhh… birahiku meletup- letup gila… ampuuunn… sekarang bocah itu ada dilantai atas…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">tunggu apa lagi ??? mmmm… bisikan setan aku tak mampu menahan tubuhku yang berjalan manapaki tangga… dan kini aku di depan pintu kamarnya… tanpa mengetuk kubuka pintu… ternyata Ronniepun masih belum tidur…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Ronnie kamu belum tidur ?” tanyaku gagap… kenapa aku jadi salah tingkah sekarang…?</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Tante juga belum tidur…?” sahutnya… iiihh… jawabannya begitu tegas… aahh… siapa yg menuntunku duduk diranjangnya… mmm… darahku berdesir ketika tahu mata Ronnie menatap dada montokku yg memang tak mengenakan bra, sehingga puting susuku tercetak menonjol dibalik gaun tidurku yg memang berbahan tipis, sehingga semburat kecoklatan aura puting susukupun nampak jelas, kembali aku kehilangan kontrol…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">dan entahlah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali… bibirku sudah dalam lumatan bibir Ronnie… sergapan nafsu birahiku tak dapat kuelakkan dan remasan lembut tangan lelaki muda pada buah dadaku melambungkan gairah seksualku… gelitikan lidah nakalnya pada puting susuku membuat tubuhku menggeliat erotis disertai erangan manjaku… satu demi satu pakaian beterbangan meninggalkan tubuh kami… aku begitu hot dan bergairah mencumbui tubuh pacar anakku itu…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">tapi aku sudah melupakan siapa Ronnie, yang aku tahu Ronnie adalah lelaki muda yang siap memenuhi kebutuhanku ooowww… aku tak menyangka kali ini Ronnie lebih lihay dan lebih berinisiatip melakukan serangan, sampai aku hampir tak percaya ketika Ronnie menyurukkan wajahnya di selangkanganku dan mencumbui bibir kemaluanku…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Ronnn… sssshhh… kamu piiiinteer sekarangg… ooohh ammpuunn nikmaaaatnyaa…” desahku merasakan nikmat cumbuan lidahnya pada clitorisku, membuat Ronnie tambah semangat… Ketika permainan yang sesungguhnya berjalan… sebagai wanita dewasa yang telah berpengalaman menghadapi gairah lelaki…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">aku dibuat megap-megap menghadapi serangan pejantan muda ini… hajaran batang kemaluannya yang perkasa pada liang sanggamaku tak kenal ampun… membuat aku mengerang merintih bahkan menjerit setengah histeris… untung suara hujan yang lebat di timpa suara guruh meredam suaraku…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">luluh lantak tubuhku dihajar aksi ganas Ronnie… tapi buatku adalah sebuah sensasi seksual yg sangat luar biasa yang mengantarku meraih dua kali kenikmatan orgasme… tubuh telanjang kami terkapar lunglai di ranjang yang kusut spreinya, tak ada sesal kali ini…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">“Ronnie jujur sama Tante… setelah waktu itu kamu maen sama perempuan mana…?” tanyaku datar dg nada dingin</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Aaah… nggak, sekali-sekalinya cuma sama Tante ” jawab Ronnie agak gugup menyebut namaku</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” ga mungkin, kamu mendadak bisa begitu canggih mencumbu Tante…?” desakku… dan akhirnya Ronnie menceritakan pengalaman setelah pengalaman seksualnya yang pertama, Ronnie banyak nonton blue film dan otak cerdasnya banyak menyerap gaya dan cara bercinta dari film-film biru yang ditontonnya…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">“Mmmmm… kaciaaan… kamu tentunya kangen mencumbu Tante ya sayaang…?” bisikku sambil kudaratkan kecupanku ke bibirnya, tubuhku bergerak menindih tubuh atletis Ronnie, tubuhku direngkuh dan tubuh kami menempel ketat… kuajarkan permainan lembut… mmmm…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">anak pintar ini dengan cepat menguasai permainan baru yg kuajarkan… dengan telaten setiap inchi tubuhku dirambahnya dengan remasan, gerayangan tangannya yang nakal… jilatan dan kecupannya merambah setiap bagian tubuhku yang sensitif… tubuhku menggeliat erotis… kadang menggelepar liar… rintihanku mulai terdengar… tak dapat kutahan desah gelisahku… diselingi jeritan gemas…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Ayo sayaang…hh hhh… Tante udah ga tahan dengan peju mu…” bisikku lembut, setelah aku nggak tahan lagi merasakan kuluman dan jilatan Ronnie pada clitorisku…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Aoooouuuhhh… Roooonnn… hhh…hhhh…” suaraku terdengar bergetar memelas… mataku meredup sayu menatap wajah imut Ronnie, manakala liang sanggamaku untuk kesekian kalinya ditembus batang kemaluan bongsor milik Ronnie, namun kali ini Ronnie menekan pelan sekali, sehingga terjadi gesekan nikmaaaaat yang lama sekali… sehingga kedua kakiku yang melingkari pinggangnya seakan mengejang, tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">“Enaaak Tante ?” bisiknya lembut sambil tersenyum manis, ketika liang sanggamaku sudah tak ada tempat lagi bagi batang kemaluannya… iiih… menggemaskan bibirnya… aku menjawab dengan mengangkat alis… bibirku kembali menyambar bibir yang menggemaskan itu…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">ciuman dan kuluman panjang dimulai, dorongan gelegak birahi kami memang luarbiasa, permainan semakin panas dan semakin liar, ekspresi kami total menyembur tanpa kendali…kembali tubuhku dihentak-hentak oleh tenaga perkasa Ronnie dengan garangnya… jeritan dan rintihanku silih berganti ditimpa dengus nafas birahi ronnie yang mengeros buas…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">“Aaaahhhkkk… Roonnnie ssaayaang… aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???” rengekku dengan suara memelas, namun tarian pinggulku dengan gemulai masih dengan sengit mengcounter rajaman batang kemaluan Ronnie di liang sanggamaku sehingga terdengar bunyi berceprotan di selangkanganku… gillaaa susah untuk kuceritakan sensasi malam itu…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">“Tante…hhh…hh Ronnie ampiir keluaar peju uu… sssshhh ” desis ronnie dengan suara bergetar… matanya garang menatapku… iiihhh mengerikan, tapi aku sngat menyukai ekspresi ini</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Ayoooo sayaanggg… semburkan peju bareng Tante… ooouuuuhhhh… !!” Ya ammppuuun… mengerikan sekali… tubuhku terguncang-guncang hebat, akibat hentakan tubuh Ronnie menghajar liang sanggamaku pada detik puncak… mulutku menganga lebar tanpa suara, tanganku mencengkeram erat pinggiran ranjang… dan entah apa yang terjadi, karena pada saat itu orgasmekupun meletus dahsyat…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Entah berapa lama suasana hening, hanya suara nafas kami terengah-engah yg terdengar… hujan di luar rupanya sudah berhenti juga…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Tante… boleh Ronnie pulang sekarang, hujan kayanya sudah berhenti…” suara Ronnie memecah keheningan…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">” Hmmm… sebenernya Tante masih pingin meluk kamu, pingin cumbuin kamu sayaaang… ini ditinggal buat Tante aja yah ?” sambil kuremas batang kemaluan yg masih sembab…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">“Titit kamu buat Tante aja ya sayaang… jangan buat orang lain… apalagi buat Astari… awas Tante bisa marah besar ” sambungku dengan nada serius… Ronniepun mengangguk tegas Kuantar Ronnie ke garasi tempat motornya diparkir, kubiarkan tubuhku bugil, telanjang bulat…</span><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="text-align: justify;">Gila… digarasi masih sempat kulakukan oral sex sampai keluar peju nya… kutelan habis peju segar yg menyembur di dalam mulutku… Capek yang luar biasa kurasakan setelahnya, badan rasanya lengket-lengket dan bau gak jelas.</span></div>
</span><br />
<br />ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-26838793432127071222018-07-16T02:59:00.003-07:002018-07-16T02:59:43.036-07:00Cerita Sex Dengan Pramugari Seksi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="533" data-original-width="400" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXXfuBiXWES6BPtXkOsAbo08HwztLGikjLIZ2Z7NrqVUNWwOkzZZfEyqnC1-BF8ADq4oZb2RZgvaoClnT5_bIIjFwlGVrQar9rhxKAMco8I-sxp9N3c8nQyJdYX4iabu0AeTdqlmj9MGw/s640/Cerita+Sex+Dengan+Pramugari+Seksi.jpg" width="480" /></a><br /><br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b>Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Waktu itu aku sedang dalam sebuah perjalanan menuju US atau amerika untuk keperluan bisnis. Mungkin ini keberuntungan ku kali ya, karena aku dilahirkan menjadi anak orang kaya dan mengurusi bisnis yang diluar negri sehingga aku sering pergi ke luar negri untuk tujuan bisnis, saat itu aku duduk di sebuah kursi bisnis, tak lama setelah aku merasa bosan terbang, karena waktunya sangat lama kudengar suara merdu di telingaku..</span></div>
<br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Are you from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip name tag di dadanya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Yufairana Sastri… wah nama indonesia nih ! ” I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Dari Indonesia ya kamu? ” todongku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku Joe… ”</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Oh… saya Faira… Bapak eh… kamu mau ke LA ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Yah… aku ditinggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ”</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi… ”</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Faira tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?” tanyaku iseng.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Lagi ga ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion… ” Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya memerah ketika ia bercerita.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini… hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya menerawang.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, ” seksi… bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Masa? Kamu boong ya… Joe… aku kan ga seksi. Toket ku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku kesempatan, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Faira tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Faira si pramugari hot memberi isyarat agar aku mengikutinya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Faira… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink. Faira membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Faira mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Faira mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Faira si pramugari hot mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kontol ku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Faira ke westafel dan kubuka celana dalamnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kujilati memek nya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kumasukan dua jari tanganku ke dalam mem*knya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam fairangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati mem*knya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh… uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dan jari-jariku makin mengocok mem*knya. Semenit kemudian, Faira si pramugari hot benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kontol ku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya.</span><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Faira melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kontol ku dengan penuh gairah.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Faira si pramugari hot tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Oh… gitu Joe… gigit seperti itu… I feel ******.. ” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Faira makin terangsang. kontol ku terus memompa mem*knya dengan cepat, dan kurasakan mem*knya semakin menyempit… ” gila… mem*k lo kok menyempit gini, sih Faira… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur mem*knya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kontol ku keluar masuk mem*knya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Faira merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Ah joe… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Faira orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kontol ku dari mem*knya yang banjir cairannya,</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">dan membalikan tubuhnya menghadap westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Faira si pramugari hot tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kontol ku ke mem*knya dari belakang.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku mulai memompa mem*knya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fu*k me real hard… please… ”</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kontol ku makin cepat menusuk2 mem*knya yang semakin lama semakin terasa licin.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Faira si pramugari hot naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kontol ku semakin tegang dan terus menghantam mem*knya dari belakang.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kontol ku terasa makin becek oleh cairan mem*knya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Faira… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kont*lmu… tahan!!!!” Faira langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kontol ku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Faira si pramugari hot menyedot kontol ku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kontol ku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kontol ku dengan gerakan makin pelan. Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Faira berlutut dan menjilati seluruh kontol ku dengan rakus.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Setelah Faira si pramugari hot menjilat bersih kontol ku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">” Baiklah, Pak Joe… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Faira si pramugari hot sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali sehari.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Pacarku? Masih jalan juga lah… jadi punya dua cewek, yang satu lagi baru pramugari hot ini deh…<br /></span><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0wYvMX2_9er8DTFBiaSma1hhyV8pUww1vqt6fLe60IRvrUTe9ZrXHBWM1scfUc3YokZK02BZOL0g2ZGmr9ScHda0nbsBZJBruP6z2VhWAQG2s-c6qP-85Q_EaE2kbE8_yYh0nbQ3L0JE/s640/snipoker.gif" width="640" /></a><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;"><br /></span><br />
<br />ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-37288432395243302052018-07-16T02:52:00.002-07:002018-07-16T02:52:28.595-07:00Dipuaskan Oleh Adik Kandung Suamiku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="320" data-original-width="213" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIW1nGBtQR95S-GCfkpVtkfZvZDOhtKLzs53dsj27myvkvTWp-6oCgNGcL48fT7CzkP4ZRbwrlK-B7HWOKg4QdZPurVTuCkE2wGZOiNyefwK9rblGK3sK3K_LW58Xb5xI6BiE3jSLDv4E/s640/24.jpg" width="426" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sesampainya di rumah, selesai mandi kukenakan daster tidurku tanpa celana dalam, dan kusemprotkan parfum di tubuhku, siap menanti pria yang akan mengisi kebutuhan seksku. Kulihat kedua anakku sudah tidur pulas. Kemudian kira-kira jam 23:30 kumatikan lampu kamar dan kurebahkan tubuhku di tempat tidur terpisah dari tempat tidur anak-anakku.<br /></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sambil tidur-tidur ayam, kunantikan Ary masuk ke kamarku. Sekitar jam 01:00, kulihat pintu kamar yang sengaja tidak kukunci secara perlahan dibuka orang. Kulihat Ary dengan sarung masuk. Setelah ia menutup kembali pintu kamar dan menguncinya, ia menuju tempat tidurku dan langsung menindih tubuhku dan menciumi wajah serta bibirku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sambil menciumiku, tangannya menggerayangi vaginaku. Ary berkata, “Wah sudah siap nih ya.. nggak pakai celana dalam..” Tak berapa lama Ary mengangkat dasterku dan mempermainkan klitorisku dan sesekali memasukkan jarinya ke lubang vaginaku, membuatku melayang dan vaginaku cepat banjir. Ternyata Ary juga sudah siap dengan tidak memakai celana dalam.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Digesek-gesekannya lontongnya yang sudah mengeras di pahaku sambil jari-jari tangannya mempermainkan vaginaku. Kubalas gerakan Ary dengan meremas-remas dan mengocok lontongnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Nafsuku semakin naik, begitu juga Ary karena nafasnya terdengar semakin memburu. Sambil tersengal-sengal, ia melenguh, “Oh.. oh.. Wita.. Ary sudah nafsu.. Wita haus kan.. Ary masukkan ya..” Aku pun sudah tidak tahan, “Oh Ri.. masukkan cepat lontongnya.. Wita sudah nggak tahan.. Ohh Ri..”</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kemudian, “Slep..” kurasakan lontong Ary yang lebih besar dan panjang dibandingkan lontong suamiku itu masuk dengan mudah masuk ke dalam lubang vaginaku yang sudah benar-benar basah itu. Kurasakan lontongnya sampai menyentuh dinding vaginaku yang terdalam. </span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Oh.. Ri.. aduh enaknya Ri.. oh gede Ri..” aku merintih, sambil kupeluk erat tubuh Ary.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kudengar pula rintihan Ary sambil menurun-naikkan lontongnya di dalam vaginaku. “Oh.. oh.. agh.. Wita, enak sekali apem Wita.. oh.. aagh..” Dari cara permainannya, aku merasakan Ary belum berpengalaman dalam hal seks dan kelihatannya baru pertama kali ia berbuat begini. Mungkin karena begitu nafsunya kami berdua kurang lebih 10 menit menikmati hujaman lontong Ary, aku sudah mau mencapai orgasme.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Oh.. agh.. aduh Ri.. cepatkan tusukannya Ri.. Wita mau keluar.. oh..aagh..”</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kurasakan Ary pun sudah mau orgasme. “Oh.. agh.. Mbak, Ary juga mau keluar.. oh.. aaghh..” Tak lama kemudian, berbarengan dengan keluarnya spermaku, kurasakan semburan sperma yang keluar dari penis Ary yang masih perjaka, keras dan berkali-kali memenuhi lubang vaginaku. Kami berdua berpelukan erat merasakan kenikmatan yang tiada taranya ini.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kubisikkan di telinga Ary, “Terima kasih Ri, Mbak puas sekali..” Ary pun berbisik, “Aduh Wita, baru pertama kali ini Ary rasakan enaknya apem.. Wita puas kan..” tambahnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Kemudian, Ary mencabut lontongnya dari dalam lubang vaginaku. Aku berusaha menahannya karena aku ingin nambah lagi. Ary berbisik, </span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Besok-besok aja lagi, sekarang Ary harus keluar.. takut ada orang yang bangun..” Setelah mengecup kening dan pipiku, Ary permisi keluar. Kubisikkan di telinganya, “Hati-hati ya Ri.. jangan sampai ketahuan orang lain..” Walaupun belum begitu puas, tapi hatiku bahagia bahwa Ary akan mengisi kesepian dan memenuhi kebutuhan seksku selama suami di luar kota. Dalam hati aku pun mengucapkan terima kasih kepada suamiku atas ijinnya dan pilihannya yang tepat.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Setelah kejadian pertama ini, hubungan seksku dengan adik suamiku ini terus berlanjut. Sayangnya hal ini kami berdua lakukan di rumah, karena saat itu memang tidak pernah terpikir untuk main di luar misalnya di Motel. Saking puasnya menikmati permainan seks dari Ary, aku lupa akan jadwal kalender KB yang selama ini kugunakan. Sedangkan setiap kali Ary menyetubuhiku, spermanya selalu ditumpahkan di dalam vaginaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku sendiri memang tidak menginginkan sperma Ary ditumpahkan di luar, karena justru merasakan semburan dan kehangatan sperma Ary di dalam vaginaku, merupakan suatu kenikmatan yang luar biasa. Akibatnya setelah beberapa kali melakukan hubungan, aku sempat terlambat 6 hari datang bulan (mens). Hal ini kuceritakan kepada Ary, saat kami mengobrol berdua di paviliun. Khawatir benar-benar hamil, kuminta Ary mengantarku ke dokter untuk memeriksakannya. Pada mulanya Ary tidak setuju, dan ingin mempertahankan kehamilanku. Aku tidak setuju dan tetap ingin menggugurkannya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Keesokan paginya dengan diantar Ary, aku memeriksakan diri ke suatu rumah sakit bagian kandungan. Ternyata hasil pemeriksaan tidak bisa keluar hari itu juga, dan harus menunggu tiga hari. Sampai dua hari setelah pemeriksaan dokter, ternyata mens-ku masih belum datang. Aku tidak sabar dan khawatir jika ternyata aku benar-benar hamil. Hal ini kuutarakan kepada Ary dan kuminta ia membantu membelikan satu botol bir hitam untukku. Keesokan harinya, Ary menyerahkan bir hitam itu kepadaku, dan malamnya kuminum. Tiga hari setelah minum bir hitam tersebut, mens-ku datang.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Setelah mens-ku selesai sekitar 7 hari, aku dan Ary melanjutkan lagi hubungan seks seperti biasanya. Praktis selama dua bulan ada 18 kali aku dan Ary berhasil melakukan hubungan seks yang memuaskan dengan aman tanpa ketahuan keluarga di rumah. Keinginan untuk melakukannya setiap hari sulit terlaksana, mengingat situasi rumah yang tidak memungkinkan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dari sekian kali hubungan seksku dengan Ary, seingatku ada tiga kali yang benar-benar sangat memuaskan diriku. Selain kejadian yang pertama kali, hubungan seksku dengan Ary yang sangat memuaskan adalah sewaktu kami berdua melakukan di suatu siang hari dan saat malam takbiran. Kejadian di siang hari itu, yaitu saat aku selesai mandi dan bersiap-siap berhias diri mau pergi ke kantor. Saat itu kedua mertuaku dan adik-adik iparku yang lain sedang tidak ada di rumah. Yang ada hanya Ary, yang kebetulan sudah pulang dari kantornya, karena hari Jumat. Kedua anakku asyik bermain dengan pengasuhnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tanpa sepengetahuanku, saat aku memakai make-up, tiba-tiba Ary masuk kamarku yang tidak terkunci. Setelah menutup pintu kembali dan menguncinya, dari belakang ia memelukku, melepaskan handuk yang membungkus tubuhku, sehingga aku dalam posisi telanjang bulat. Diciumnya pundak belakangku, sambil tangannya memainkan kedua payudaraku, dan turun mempermainkan vaginaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Akibatnya, aku tak tahan dan vaginaku cepat basah. Segera kubalikkan tubuhku dan kupeluk serta kulumat bibir Ary dengan penuh nafsu. Kemudian kubuka reitsleting celananya dan kutanggalkan celana panjang dan celana dalamnya. Kemudian aku jongkok di hadapannya, sambil meremas, menjilati, dan mengulum lontongnya dalam mulutku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Setelah kurasakan lontongnya semakin keras, kudorong tubuh Ary duduk di tepi tempat tidur. Kemudian aku berdiri membelakanginya, dan setengah jongkok kupegang dan kuarahkan lontongnya masuk ke dalam lubang kewanitaanku yang sudah basah itu. Kuturun-naikkan dan kuputar pinggulku untuk merasakan nikmatnya lontong Ary yang telah masuk seluruhnya dalam lubang vaginaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sambil bergoyang itu, aku merintih dan berdesah</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">, “Oooh.. aaghh..” Ary tak mau ketinggalan, ia membantu menurun-naikkan pinggulku dan kadang-kadang meremas-remas kedua buah dadaku. Kurang lebih tiga menit dengan posisi ini, terasa aku sudah mau orgasme. Kupercepat gerakan turun naik dan goyangan pinggulku, dan saat itu Ary merintih, “Oh.. oh.. Wita, Ary mau keluar.. oh..”</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Akhirnya berbarengan dengan keluarnya spermaku, kurasakan lontong Ary menyemprotkan spermanya dengan keras memenuhi lubang vaginaku. Tubuhku terasa terbang merasakan semprotan yang hangat dan nikmat itu. Kemudian kukeluarkan lontong Ary dari lubang vaginaku. Kulihat masih cukup keras. Dengan penuh nafsu kujilati, kuhisap lontong Ary yang masih basah diselimuti campuran sperma kami berdua.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tak berapa lama kemudian lontong Ary kembali keras. Kemudian kuminta Ary menyetubuhiku dari belakang. Dengan menopangkan kedua tanganku di atas meja hias dan posisi menungging, kusuruh Ary memasukkan lontongnya ke dalam lubang vaginaku dari belakang. Betapa nikmatnya kurasakan lontong Ary menghunjam masuk ke dalam lubang vaginaku, kemudian sambil meremas-remas kedua buah dadaku, Ary mempercepat tusukan lontongnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dari cermin yang berada di hadapanku, kulihat gerakan dan ekspresi wajah Ary yang sedang mempermainkan lontongnya di dalam lubang vaginaku. Situasi ini menambah naiknya birahiku. Kurang lebih tiga menit merasakan tusukan-tusukan lontongnya, aku tak tahan ingin orgasme lagi. Aku merintih, “Aduh.. oh.. agh.. Ri, tembus Ri.. aagh.. Wita mau keluar lagi, cepatkan Ri.. oh.. aaghh..” Ternyata Ary pun mau keluar. Ia pun merintih, “Oh.. augh.. Wita, Ary juga mau keluar.. aduh.. Wita.. bareng ya.. oh..” Beberapa saat kemudian, secara bersamaan aku dan Ary mencapai orgasme. Kurasakan kembali semprotan sperma Ary yang hangat dan nikmat lubang vaginaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Setelah itu, kami berdua berpelukan dengan mesra. Aku berkata, “Nakal ya..” Ary mencium pipi dan keningku kemudian pamit keluar. Kemudian aku pun keluar ke kamar mandi untuk membasuh vaginaku. Jam 14:00, jemputan mobil dari kantorku datang. Malamnya sesuai janji via telepon, kembali Ary masuk ke kamarku dan menyetubuhiku secara terburu-buru, karena khawatir ada yang memergoki. Walau dalam keadaan terburu-buru, persetubuhanku dengan Ary yang dilakukan setiap dini hari itu, cukup memuaskan, karena paling tidak setiap bersetubuh itu aku bisa orgasme minimal satu kali dan merasakan semprotan sperma Ary di dalam vaginaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Selanjutnya, persetubuhanku dengan Ary yang benar-benar memuaskan dan menyebabkan aku lemas tak berdaya adalah saat malam takbiran. Pada malam itu, aku menginap di rumah orang tuaku. Sesuai janji via telepon Ary datang menjengukku. Kami berdua duduk mengobrol merayakan takbiran di rumah. Kedua orang tuaku menyuruhku menawarkan bir kepada Ary.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Selesai acara TV, ayahku pergi keluar rumah dan ibuku masuk tidur. Kini di ruang tamu, tinggal aku dan Ary duduk berdua ngobrol sambil menikmati bir sepuas-puasnya. Karena pengaruh bir, kurasakan nafsu seksku mulai naik. Kemudian aku pamit sebentar, melihat kedua anakku sekalian mengecek Ibuku. Aku mengganti bajuku dengan daster dan kutanggalkan celana dalamku. Setelah kuketahui ibuku sudah pulas tidur dan keadaan aman, aku kembali ke ruang tamu, duduk di sebelah Ary.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tak lama kemudian Ary sudah memelukku, menciumiku sambil bertanya apa ibuku sudah tidur. Mengetahui ibuku sudah tidur, Ary mulai menggerayangi vaginaku dengan jari-jari tangannya sambil melumat bibirku. Aku menggelinjang dan merintih, “Oh.. Ri.. enak sekali.. Ri.. oh terus Ri..” Aku tak mau kalah dan kuremas-remas lontongnya dari luar celana yang membuat lontongnya semakin keras. Kemudian kusuruh Ary berdiri, kubuka reitsleting celana panjangnya dan sekaligus celana dalamnya. Kulihat dan rasakan lontong Ary lebih keras dan besar dari biasanya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Aduh.. wow.. kok lebih keras dan besar Ri lontongnya?” Ary berterus terang bahwa sorenya ia minum jamu kuat laki-laki sebagai persiapan untuk memuaskan diriku. Kuhisap, kujilati dan kukulum lontongnya dengan penuh nafsu. Karena tak tahan lagi, kudorong tubuh Ary duduk di sofa. Aku duduk di atas pangkuannya. Kemudian kupegang dan arahkan lontongnya ke dalam vaginaku. “Wow.. aduh Ri.. gede banget dan enak Ri, lontongnya.. aduh.. oohh..” aku mengerang. Sambil kulumat bibirnya, kunaik-turunkan pinggulku agar dapat merasakan gerakan, tusukan dan denyutan lontong Ary.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sekitar dua menit kugoyang, akhirnya aku mencapai orgasme karena tak tahan merasakan lontong Ary yang lebih keras dan besar dari biasanya. Kemudian kami berdua merubah posisi dengan doggy style. Kurang lebih tiga menit, lagi-lagi aku tidak tahan dan orgasme untuk yang kedua kalinya. Setelah beristirahat sebentar, kami berdua merubah posisi dengan berdiri. Lontong Ary masih keras dan ia belum keluar sama sekali. Lagi-lagi, mungkin karena pengaruh bir dan nafsu yang menggebu, aku mencapai orgasme yang ketiga kalinya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dengan masih mempertahankan lontongnya yang keras dan panjang di dalam vaginaku, Ary menggendongku masuk ke kamar tidurku. Direbahkan tubuhku di kasur di atas lantai yang sudah kusiapkan. Masih kurasakan nikmatnyan dan orgasmeku yang keempat kalinya saat Ary menyetubuhiku dengan posisi di atas. Setelah itu aku tak ingat lagi dan menyerah pasrah menerima tusukan-tusukan lontong Ary.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Mungkin lebih dari 10 kali aku mencapai orgasme, dan aku tak tahu berapa kali Ary keluar. Saat terbangun kira-kira jam 5 pagi, terasa kepuasan yang amat sangat pada diriku walau kakiku rasanya gontai dan lemas. Kurasakan juga kehangatan sperma Ary yang masih ada di dalam vaginaku. Tak disangka selingkuhku di malam takbiran dengan Ary adik suamiku adalah yang terakhir, karena beberapa hari kemudian, suamiku sudah kembali ke rumah.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Sekembalinya suami di rumah, malam harinya suami mengajakku bersetubuh. Sambil bersetubuh, suami bertanya apakah jadi selingkuh dengan Ary. Karena memang sudah diijinkannya, aku berterus terang mengaku. Pada mulanya suamiku agak marah, mungkin tersinggung, tapi akhirnya ia memaafkanku. Sejak saat itu hubunganku dengan Ary praktis terputus.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Namun, Ary masih mencoba mendekatiku dan berusaha mengajakku untuk berhubungan lagi. Hal itu ia lakukan beberapa kali via telepon saat suamiku ke kantor. Walau sebenarnya aku sendiri masih menginginkannya, namun ajakan Ary tersebut terpaksa kutolak. Selain suasana rumah memang tidak memungkinkan, aku juga khawatir jika suamiku akan marah karena ia belum mengijinkan lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Peristiwa perselingkuhanku dengan adik ipar atas saran dan ijin suami menjadi pengalaman yang manis sampai saat ini. Lebih dari itu, jika suami mengungkit-ungkit lagi masalah ini dan minta aku menceritakannya kembali, bukannya marah yang kudapat darinya, malah sebaliknya kasih sayang yang makin besar.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0wYvMX2_9er8DTFBiaSma1hhyV8pUww1vqt6fLe60IRvrUTe9ZrXHBWM1scfUc3YokZK02BZOL0g2ZGmr9ScHda0nbsBZJBruP6z2VhWAQG2s-c6qP-85Q_EaE2kbE8_yYh0nbQ3L0JE/s640/snipoker.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Setiap kali akan meniduriku, untuk merangsang dirinya, suamiku selalu meminta aku untuk menceritakan kembali pengalaman selingkuhku dengan adiknya itu. Ia kerap bertanya posisi apa saja yang aku dan Ary lakukan saat berhubungan seks, berapa kali aku klimaks, bagaimana rasanya vaginaku menerima semburan sperma Ary dlsb. Untuk membahagiakannya, kuceritakan semuanya secara jujur.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Setiap kali mendengar ceritaku itu, nafsu seks suamiku semakin meningkat dan ia meminta aku mempraktekannya kembali dengan menganggap dirinya sebagai Ary. Terus terang, gairah seksku pun semakin meningkat saat harus membayangkan dan mempraktekan kembali cara-cara hubungan seksku dengan Ary.Ternyata perselingkuhan tidak selalu merusak keharmonisan rumah tangga. Mungkin ada benarnya jika orang menerjemahkan arti kata ‘selingkuh’ sebagai ‘selingan indah keluarga utuh’.</span></div>
<br />ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-3582735745841204762018-07-16T02:42:00.001-07:002018-07-16T02:42:23.096-07:00Nikmatnya Pesona Adik Iparku Yang Semok Dan Mulus<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-QbciV8x_jKVWfkdCvUOZKtnT7WP3UxNn6Ok9ekuT-w6VWqrZ51uT6PfAycJIp4u3iOYJWuFwcM_m45q2nl7PT6NAr86pIHYOopcJCoRc7fAIHFOzfvyOwIX6X04DKSpmnd-oXsYkUJU/s1600/Nikmatnya+Pesona+Adik+Iparku+Yang+Semok+Dan+Mulus.jpg" /></a></div>
Kapten Birahi - <b> </b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Perkenalkan namaku Bayu, aku mempunyai seorang istri yang lumayan cantik. Rambut hitam panjang dan lurus, kulitnya putih mulus, matanya kecoklatan. Ukuran toketnya lumayan gede 36B. Aku pertama kali jatuh cinta sama istriku gara-gara kepencut sama toketnya.<br /></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Tapi Dicerita ini, aku akan bercerita tentang adik istriku atau adikm iparku yang gak kalah mulus sama istriku. Namanya Ayu, umurnya 25tahun. Kalau dilihat dari bodynya sih hampir mirip tapi masih lebih montok adik iparku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Waktu itu aku pulang kerja agak malam. Istriku yang penakut mengajak adiknya untuk tidur di rumah kami untuk menemaninya (tapi itu tanpa sepengetahuanku). Aku sampai rumah pukul 23.00 WIB. Rasa penat dengan pekerjaan ditambah udara dingin buat aku horni berat. Aku langsung saja mandi. Pintu kamar mandi sengaja kubuka lebar dan aku menikmati air hangat untuk melepas lelahku. Karena aku sudah horni berat, aku memutuskan untuk ngocok kontolku. Tapi pada saat sedang asyik-asyiknya ngocok dan kontolku lagi tegang maksimal. Tiba-tiba.. Cerita Seks Dewasa</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Lho mas Bayu sudah pulang…kog gak kedengeran suara mobilnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku sangat kaget banget mendengar suara Ayu, spontan saja aku langsung balik badan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Ayu…kamu nginep sini ya?</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Iya mas, mba Yuyun yang nyuruhku untuk nginep disini soalnya dia takut di rumah sendiri katanya mas pulang malem. Oya mas mandi kog pintunya gak ditutup sih…</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Maaf habisnya udah kebiasaan sih…lagian aku kira gak ada kamu</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Oh…ih tuh burung mas goyang-goyang hahahaaa…</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Ini bukan burung lagi ini kontol namanya</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Hahaaaa…habisnya lucu sih geleng-geleng kayak burung cari makan…hahahaaa</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Hahahaa…bisa aja kamu Yuk..oya tengah malem gini bangun mau ngapain?</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Kebelet pipis mas…kan kamar mandinya cuma satu aja…minggir mas aku mau pipis dulu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Gak lihat apa aku mandi aja belum selesai…ya udah pipis di toilet aja.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Tapi mas, aku kalau pipis kebiasaan harus lepas celana biar gak basah</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Ya udah lepas aja gitu aja kog repot lagian aku juga gak ganggu pipismu kog.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Entar kamu lihat memek aku lagi…</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Kalau cuma memek setiap hari aku juga lihat memek kakak kamu dah biasa.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Kalau memekku beda mas,special edition, masih seret belum pernah dimasukin kontol bengkak kayak punyamu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Jelas aja kamu mainnya sama brondong yang kontolnya kecil hahahaaa..</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dan karena sudah kebelet banget Ayu pun melepas celananya dan terlihatlah memek mungilnya. Aku pun melihatnya cara dia pipis.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Jadi itu ya memek specialnya, Spesial empuk maksudnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Ih mas gangguin aja, tuh liat kontolmu yang keras kayak batang kayu. Kasian ya udah horni, tapi mbak Yuyunnya udah tidur, gak bisa tersalurkan akhirnya ngocok deh..hahahhaa…</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Dasar Ayu…</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Mau Ayu bantuin mas?</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Bantuin apa?</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Ya buat bantuin biar ketegangan dikontol mas reda…tapi jangan bilang sama mbak Yuyun ya mas….janji…</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Beres jangan khawatir…ayo Yuk buruan…keburu kakak kamu bangun.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Dan tanpa disuruh tangan imut Ayu langsung meremas dan mengocok kontolku yang sudah sangat menegang.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Ukuran kontolmu gede juga ya mas, pantes mbak Yuyun hobi ngentot sama kamu mas. Bukanya dulu pas masih pacaran kamu pernah mengirim gambar kontolmu ke hp dia. Dia samapi kanget dan melempar Hpnya. Karena aku penasaran akhirnya aku mengambil Hpnya dan melihat gambar kontolmu. Dan sekarang gak nyangka kalau bakal megang langsung kontol kakak iparku sendiri.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Hampir 10 menit Ayu mengocok kontolku, bukannya keluar tapi malah bikin kontolku makan tegang dan keras.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Lho mas, udah 10 menit aku mengocoknya bukanya keluar malah tambah besar dan keras kan jadi pegal tangaku.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Kalau tanganmu pegal gantian aja pakai mulutmu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Maksudmu aku suruh nyepong kontolmu gitu?</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Iyalah..biar cepet keluar dan kamu gak pegal lagi.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : YA udah buruan siram dulu tuh kontolmu masih bnayak sabunnya</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Setelah kusiram air, Ayu pun langsung melahap kontolku dengan liarnya.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Pinter juga kamu nyepong…kontoku rasanya nyut-nyutan Yuk… Enak banget deh…kamu pasti sering nyepong pacarmu ya?</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Udah jangan banyak omong mas nikmatin aja. Emang aku dulu sering nyepong mantan-mantanku mas. Dan baru kali ini aku nyepong kontol yang usianya paling tua.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Biarpun tua tapi besar dan mantab kan Yuk…hahahaha</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Bisa ja kamu mas, udah ah diam jadi gak fokus nih nyepongnya</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">10 menit sudah Ayu nyepongin kontolku tapi tetep aja aku belum bisa keluar.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Mas aku kog jadi horni gini ya…habisnya daritadi mainin kontolmu terus sih…memekku jadi basah deh.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Coba sini aku pegang</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku langsung meraba memek Ayu dan ternyata benar memeknya sudah basah. Tanpa panjang lebar lagi langsung saja jari tengaku kumasukkan dalam lubang memeknya. Kukocok memeknya dan Ayu pun mendesah pelan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">.Ayu : Ssthhhh..aaaahhh…enak banget mas…kocokanmu nikmat sekali…kocok terus maasss…aaaahhhh….aku mau keluar maaasss…</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Tahan dulu Yuk, aku yang daritadi aja belum keluar masa kamu yang gitu aja udah mau keluar.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Ya udah kalau gitu masukin ja kontolmu ke dalam lubang memekku…Aku juga horni berat nih mas…</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">“Sleeeppp…bleeesss….” akhirnya kontolku masuk ke dalam lubang memek Ayu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Benar katamu Yuk…memekmu benar-benar spesial…spesial seret kayak masih perawan..aaahhh…</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Hehehe…ternyata enakan sama kontol gede ya mas…aaahhh…genjot terus maaasss…aaahhh….aku mau keluar maasss…</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku : Kita keluarin bareng ya Yuuukk…keluarin dimana Yuk?</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Diluar aja mass…takut hamil</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku dan Ayu : Aaahhhh…yeessss…ooohhh….. (kita berdua meraih orgasme bersamaan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Cairan spermaku pun berceceran diperut Ayu semua, setelah itu aku basuh spermaku yang menempel pada perutnya dan kucebokin memek Ayu</span><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP0RR6mF7c9U-tywT_CDouazpR-jJCJJMfe9r2BCvCSBf8-kzWRFEQMwtFmdEoICGrNCoGK6cp0GqQcU-HtAfGmGNKTRY-9IByg_EarRFynLe8O2LV5tTVTGoFE5dlAp64J_ji4a9nDeU/s640/snipoker.gif" width="640" /></a><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Ayu : Enak banget mas, jadi ketagihan. Sekarang maunya sama kontol gede aja ga mau sama kontol kecil lagi…sini mas kubersihin kontolmu.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku dan Ayu mandi bareng. Setelah selesai kami berdua berbenah. Aku langsung masuk ke kamar tidur di samping istriku, sedangkan Ayu masuk ke kamar sebelah.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Aku jadi khilaf karena melihat memek adik iparku sendiri. Khilaf yang membawa kenikmatan.</span><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><br style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;">Baca komik manga hentai terlengkap hanya di </span><a href="http://www.folderhentai.xyz/" style="background-color: white; border: 0px; color: #ee4b3d; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-east-asian: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; text-align: justify; text-decoration-line: none; transition: all 0.25s; vertical-align: baseline;">www.folderhentai.xyz</a><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;"> dan jangan lupa sebar alamat blog ini ke teman kalian.</span>ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7752090307511630190.post-78331843602107279442018-07-16T00:43:00.004-07:002018-07-16T00:43:36.474-07:00Jadi Korban Rayuan Adik Suamiku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtVhM0F6Xg4YdjBzdA9aM-O5r8cGXgESGN25kfheQitO7CW0vrMMZ84gFkhEQ2lrqoy60mCWAd2l_8XBTQqQ8A4qCP3Gz6dWM1-GZpigAhcGVeoND0-Me5Gz_pf6GPNpXqMbbmXj0uge8/s1600/d4975d5d146a317c038ea5b90e8b3be9.jpg" /></a><br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>Kapten Birahi - </b><span style="background-color: white; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px;">Nama saya Diana. Saya sedang bingung sekali saat ini. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Karenanya saya akan mencoba menceritakan sedikit pengalaman hidup saya yang baru saya hadapi baru-baru ini.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya berumur 27 tahun. Saya sudah berkeluarga dan sudah mempunyai anak satu. Saya menikah dengan seorang pria bernama Niko. Niko adalah suami yang baik. Kami hidup berkecukupan. Niko adalah seorang pengusaha yang sedang meniti karir.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Karena kesibukannya, dia sering pergi keluar kota. Dia kasihan kepada saya yang tinggal sendiri dirumah bersama anak saya yang berusia 2 tahun. Karenanya ia lantas mengajak adiknya yang termuda bernama Roy yang berusia 23 tahun untuk tinggal bersama kami. Roy adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah PTS. Kehidupan rumah tangga saya bahagia, hingga peristiwa terakhir yang saya alami.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Selama kami menikah kehidupan seks kami menurut saya normal saja. Saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan orgasme. Tahulah, saya dari keluarga yang kolot. Memang di SMA saya mendapat pelajaran seks, tetapi itu hanya sebatas teori saja. Saya tidak tahu apa yang dinamakan orgasme.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya memang menikmati seks. Saat kami melakukannya saya merasakan nikmat. Tetapi tidak berlangsung lama. Suami saya mengeluarkan spermanya hanya dalam 5 menit. Kemudian kami berbaring saja. Selama ini saya sangka itulah seks. Bahkan sampai anak kami lahir dan kini usianya sudah mencapai dua tahun. Dia seorang anak laki-laki yang lucu.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Di rumah kami tidak mempunyai pembantu. Karenanya saya yang membersihkan semua rumah dibantu oleh Roy. Roy adalah pria yang rajin. Secara fisik dia lebih ganteng dari suami saya. Suatu ketika saat saya membersihkan kamar Roy, tidak sengaja saya melihat buku Penthouse miliknya. Saya terkejut mengetahui bahwa Roy yang saya kira alim ternyata menyenangi membaca majalah ‘begituan’.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Lebih terkejut lagi ketika saya membaca isinya. Di Penthouse ada bagian bernama Penthouse Letter yang isinya adalah cerita tentang fantasi ataupun pengalaman seks seseorang. Saya seorang tamatan perguruan tinggi juga yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang cukup baik.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya tidak menyangka bahwa ada yang namanya oral seks. Dimana pria me’makan’ bagian yang paling intim dari seorang wanita. Dan wanita melakukan hal yang sama pada mereka. Sejak saat itu, saya sering secara diam-diam masuk ke kamar Roy untuk mencuri-curi baca cerita yang ada pada majalah tersebut.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Suatu ketika saat saya sibuk membaca majalah itu, tidak saya sadari Roy datang ke kamar. Ia kemudian menyapa saya. Saya malu setengah mati. Saya salting dibuatnya. Tapi Roy tampak tenang saja. Ketika saya keluar dari kamar ia mengikuti saya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya duduk di sofa di ruang TV. Ia mengambil minum dua gelas, kemudian duduk disamping saya. Ia memberikan satu gelas kepada saya. Saya heran, saya tidak menyadari bahwa saya sangat haus saat itu. Kemudian ia mengajak saya berbicara tentang seks. Saya malu-malu meladeninya. Tapi ia sangat pengertian. Dengan sabar ia menjelaskan bila ada yang masih belum saya ketahui.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Tanpa disadari ia telah membuat saya merasa aneh. Excited saya rasa. Kini tangannya menjalari seluruh tubuh saya. Saya berusaha menolak. Saya berkata bahwa saya adalah istri yang setia. Ia kemudian memberikan argumentasi bahwa seseorang baru dianggap tidak setia bila melakukan coitus. Yaitu dimana sang pria dan wanita melakukan hubungan seks dengan penis pada liang kewanitaan.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Ia kemudian mencium bagian kemaluan saya. Saya mendorong kepalanya. Tangannya lalu menyingkap daster saya, sementara tangan yang lain menarik lepas celana dalam saya. Ia lalu melakukan oral seks pada saya. Saya masih mencoba untuk mendorong kepalanya dengan tangan saya. Tetapi kedua tangannya memegang kedua belah tangan saya. Saya hanya bisa diam. Saya ingin meronta, tapi saya merasakan hal yang sangat lain.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Tidak lama saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya alami seumur hidup saya. Saya mengerang pelan. Kemudian dengan lembut menyuruhnya untuk berhenti. Ia masih belum mau melepaskan saya. Tetapi kemudian anak saya menangis, saya meronta dan memaksa ingin melihat keadaan anak saya. Barulah ia melepaskan pegangannya. Saya berlari menemui anak saya dengan beragam perasaan bercampur menjadi satu.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Ketika saya kembali dia hanya tersenyum. Saya tidak tahu harus bagaimana. Ingin saya menamparnya kalau mengingat bahwa sebenarnya ia memaksa saya pada awalnya. Tetapi niat itu saya urungkan. Toh ia tidak memperkosa saya. Saya lalu duduk di sofa kali ini berusaha menjaga jarak. Lama saya berdiam diri.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Ia yang kemudian memulai pembicaraan. Katanya bahwa saya adalah seorang wanita baru. Ya, saya memang merasakan bahwa saya seakan-akan wanita baru saat itu. Perasaan saya bahagia bila tidak mengingat suami saya. Ia katakan bahwa perasaan yang saya alami adalah orgasme. Saya baru menyadari betapa saya telah sangat kehilangan momen terindah disetiap kesempatan bersama suami saya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Hari kemudian berlalu seperti biasa. Hingga suatu saat suami saya pergi keluar kota lagi dan anak saya sedang tidur. Saya akui saya mulai merasa bersalah karena sekarang saya sangat ingin peristiwa itu terulang kembali. Toh, ia tidak berbuat hal yang lain.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya duduk di sofa dan menunggu dia keluar kamar. Tapi tampaknya dia sibuk belajar di kamar. Mungkin dia akan menghadapi mid-test atau semacamnya. Saya lalu mencari akal supaya dapat berbicara dengannya. Saya kemudian memutuskan untuk mengantarkan minuman kedalam kamar.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Disana ia duduk di tempat tidur membaca buku kuliahnya. Saya katakan supaya dia jangan lupa istirahat sambil meletakkan minuman diatas meja belajarnya. Ketika saya permisi hendak keluar, ia berkata bahwa ia sudah selesai belajar dan memang hendak istirahat sejenak. Ia lalu mengajak saya ngobrol. Saya duduk ditempat tidur lalu mulai berbicara dengannya.<br /><br /><a href="http://www.ttbesar.net/ref/ryga07"><img border="0" data-original-height="110" data-original-width="875" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2pn6NCDCktyvDb-qi93NJKHKOeS-nGmemMW45WaUpJLuduecptsXknFoQIr3C6J6aXiOq_cN2wCeTm4qlcpzbL_nwle5yk1kGTqH0yy_1Nih50hh4eksTYyiw9EWc1xqfHwGSuGIDyJs/s640/totobesarNEW.gif" width="640" /></a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Tidak saya sadari mungkin karena saya lelah seharian, saya sambil berbicara lantas merebahkan diri diatas tempat tidurnya. Ia meneruskan bicaranya. Terkadang tangannya memegang tangan saya sambil bicara. Saat itu pikiran saya mulai melayang teringat kejadian beberapa hari yang lalu.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Melihat saya terdiam dia mulai menciumi tangan saya. Saat saya sadar, tangannya telah berada pada kedua belah paha saya, sementara kepalanya tenggelam diantara selangkangan saya. Oh, betapa nikmatnya. Kali ini saya tidak melawan sama sekali. Saya menutup mata dan menikmati momen tersebut.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Nafas saya semakin memburu saat saya merasakan bahwa saya mendekati klimaks. Tiba-tiba saya merasakan kepalanya terangkat. Saya membuka mata bingung atas maksud tujuannya berhenti. Mata saya terbelalak saat memandang ia sudah tidak mengenakan bajunya. Mungkin ia melepasnya diam-diam saat saya menutup mata tadi.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Tidak tahu apa yang harus dilakukan saya hanya menganga saja seperti orang bodoh. Saya lihat ia sudah tegang. Oh, betapa saya ingin semua berakhir nikmat seperti minggu lalu. Tangan kirinya kembali bermain diselangkangan saya sementara tubuhnya perlahan-lahan turun menutupi tubuh saya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Perasaan nikmat kembali bangkit. Tangan kanannya lalu melolosi daster saya. Saya telanjang bulat kini kecuali bra saya. Tangan kirinya meremasi buah dada saya. Saya mengerang sakit. Tangan saya mendorong tangannya, saya katakan apa sih maunya. Dia hanya tersenyum.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya mendorongnya pelan dan berusaha untuk bangun. Mungkin karena intuisinya mengatakan bahwa saya tidak akan melawan lagi, ia meminggirkan badannya. Dengan cepat saya membuka kutang saya, lalu rebah kembali. Ia tersenyum setengah tertawa. Dengan sigap ia sudah berada diatas tubuh saya kembali dan mulai mengisapi puting susu saya sementara tangan kanannya kembali memberi kehidupan diantara selangkangan saya dan tangan kirinya mengusapi seluruh badan saya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Selama kehidupan perkawinan saya dengan Niko, ia tidak pernah melakukan hal-hal seperti ini saat kami melakukan hubungan seks. Seakan-akan seks itu adalah buka, mulai, keluar, selesai. Saya merasakan diri saya bagaikan mutiara dihadapan Roy.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Kemudian Roy mulai mencium bibir saya. Saya balas dengan penuh gairah. Sekujur tubuh saya terasa panas sekarang. Kemudian saya rasakan alatnya mulai mencari-cari jalan masuk. Dengan tangan kanan saya, saya bantu ia menemukannya. Ketika semua sudah pada tempatnya, ia mulai mengayuh perahu cinta kami dengan bersemangat.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Kedua tangannya tidak henti-hentinya mengusapi tubuh dan dada saya. Saya hanya bisa memejamkan mata saya. Aduh, nikmatnya bukan kepalang. Tangannya lalu mengalungkan kedua tangan saya pada lehernya. Saya membuka mata saya. Ia menatap mata saya dengan sejuta arti. Kali ini saya tersenyum. Ia balas tersenyum. Mungkin karena gemas melihat saya, bibirnya lantas kembali memagut.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Oh, saya merasakan waktunya telah tiba. Kedua tangan saya menarik tubuhnya agar lebih merapat. Dia tampaknya mengerti kondisi saya saat itu. Ini dibuktikannya dengan mempercepat laju permainan. Ahh, saya mengerang pelan. Kemudian saya mendengar nafasnya menjadi berat dan disertai erangan saya merasakan kemaluan saya dipenuhi cairan hangat.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Sejak saat itu, saya dan dia selalu menunggu kesempatan dimana suami saya pergi keluar kota untuk dapat mengulangi perbuatan terkutuk itu. Betapa nafsu telah mengalahkan segalanya. Setiap kali akan bercinta, saya selalu memaksanya untuk melakukan oral seks kepada saya. Tanpa itu, saya tidak dapat hidup lagi. Saya benar-benar memerlukannya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Dia juga sangat pengertian. Walaupun dia sedang malas melakukan hubungan seks, dia tetap bersedia melakukan oral seks kepada saya. Saya benar-benar merasa sangat dihargai olehnya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Ceritanya dulu suami saya Niko punya komputer. Kemudian oleh Roy disarankan agar berlangganan internet. Menurutnya juga dapat dipakai untuk berbisnis. Suami saya setuju saja. Pernah Roy melihat saya memandangi Niko saat dia menggunakan internet, kemudian dia tanya kepada saya, apa saya kepingin tahu.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Niko yang mendengar lalu menyuruh Roy untuk mengajari saya menggunakan komputer dan internet. Pertama-tama saya suka karena banyak yang menarik. Hanya tinggal tekan tombol saja. Bagus sekali. Tetapi saya mulai bosan karena saya kurang mengerti mau ngapain lagi.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saat itulah Roy lalu menunjukkan ada yang namanya Newsgroup di internet. Saat pertama kali baca saya terkejut sekali. Banyak berita dan pendapat yang menarik. Tetapi waktu saya tidak terlalu banyak. Saya harus mengurus anak saya. Dia baru dua tahun. Saya sayang sekali kepadanya. Kalau sudah tersenyum dapat menghibur saya walaupun dalam keadaan sedih.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya tidak mengerti program ini. Hanya Roy ajarkan kalau mau menulis tekan tombol ini. Terus begini, terus begini, dan seterusnya. Tetapi saya tidak cerita-cerita sama dia kalau kemarin saya sudah kirim berita ke Newsgroup. Takut dia marah sama saya. Saya hanya bingung mau cerita sama siapa. Masalahnya saya benar-benar sudah terjerumus. Saya tidak tahu bagaimana harus menghentikannya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Kini saya bagaikan memiliki dua suami. Saya diperlakukan dengan baik oleh keduanya. Saya tahu suami saya sangat mencintai saya. Saya juga sangat mencintai suami saya. Tetapi saya tidak bisa melupakan kenikmatan yang telah diperkenalkan oleh Roy kepada saya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Suami saya tidak pernah curiga sebab Roy tidak berubah saat suami saya ada di rumah. Tetapi bila Niko sudah pergi keluar kota, dia memperlakukan saya sebagaimana istrinya. Dia bahkan pernah memaksa untuk melakukannya di kamar kami. Saya menolak dengan keras. Biar bagaimana saya akan merasa sangat bersalah bila melakukannya ditempat tidur dimana saya dan Niko menjalin hubungan yang berdasarkan cinta.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya katakan dengan tegas kepada Roy bahwa dia harus menuruti saya. Dia hanya mengangguk saja. Saya merasa aman sebab dia tunduk kepada seluruh perintah saya. Saya tidak pernah menyadari bahwa saya salah. Benar-benar salah.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Suatu kali saya disuruh untuk melakukan oral seks kepadanya. Saya benar benar terkejut. Saya tidak dapat membayangkan apa yang harus saya lakukan atas ‘alat’nya. Saya menolak, tetapi dia terus memaksa saya. Karena saya tetap tidak mau menuruti kemauannya, maka akhirnya ia menyerah.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Kejadian ini berlangsung beberapa kali, dengan akhir dia mengalah. Hingga terjadi pada suatu hari dimana saat saya menolak kembali dia mengancam untuk tidak melakukan oral seks kepada saya. Saya bisa menikmati hubungan seks kami bila dia telah melakukan oral seks kepada saya terlebih dahulu.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya tolak, karena saya pikir dia tidak serius. Saya berpikir bahwa dia masih menginginkan seks sebagaimana saya menginginkannya. Ternyata dia benar-benar melakukan ancamannya. Dia bahkan tidak mau melakukan hubungan seks lagi dengan saya. Saya bingung sekali. Saya membutuhkan cara untuk melepaskan diri dari kerumitan sehari-hari. Bagi saya, seks merupakan alat yang dapat membantu saya menghilangkan beban pikiran.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Selama beberapa hari saya merasa seperti dikucilkan. Dia tetap berbicara dengan baik kepada saya. Tetapi setiap kali saya berusaha mengajaknya untuk melakukan hubungan seks dia menolak. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya berusaha semampu saya untuk merayunya, tetapi dia tetap menolak.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya bingung, apa saya tidak cukup menarik. Wajah saya menurut saya cukup cantik. Pada masa-masa kuliah, banyak sekali teman pria saya yang berusaha mencuri perhatian saya. Teman wanita saya bilang bibir saya sensual sekali. Saya tidak mengerti bibir sensual itu bagaimana. Yang saya tahu saya tidak ambil pusing untuk hal-hal seperti itu.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya tidak diijinkan terlalu banyak keluar rumah oleh orang tua saya kecuali untuk keperluan les ataupun kursus. Saya orangnya supel dan tidak pilih-pilih dalam berteman. Mungkin hal ini yang (menurut saya pribadi)menyebabkan banyak teman pria yang mendekati saya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Sesudah melahirkan, saya tetap melanjutkan aktivitas senam saya. Dari sejak masa kuliah saya senang senam. Saya tahu saya memiliki tubuh yang menarik, tidak kalah dengan yang masih muda dan belum menikah. Kulit saya putih bersih, sebab ibu saya mengajarkan bagaimana cara merawat diri.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Bila saya berjalan dengan suami saya, selalu saja pria melirik kearah saya. Suami saya pernah mengatakan bahwa dia merasa sangat beruntung memiliki saya. Saya juga merasa sangat beruntung memiliki suami seperti dia. Niko orangnya jujur dan sangat bertanggung jawab. Itu yang sangat saya sukai darinya. Saya tidak hanya melihat dari fisik seseorang, tetapi lebih dari pribadinya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Tetapi Roy sendiri menurut saya sangatlah ganteng. Mungkin itu pula sebabnya, banyak teman wanitanya yang datang kerumah. Katanya untuk belajar. Mereka biasa belajar di teras depan rumah kami. Roy selain ganteng juga pintar menurut saya. Tidaklah sulit baginya untuk mencari wanita cantik yang mau dengannya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya merasa saya ditinggalkan. Roy tidak pernah mengajak saya untuk melakukan hubungan seks lagi. Dia sekarang bila tidak belajar dikamar, lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman-teman wanitanya. Saya kesepian sekali dirumah. Untung masih ada anak saya yang paling kecil yang dapat menghibur.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Hingga suatu saat saya tidak dapat menahan diri lagi. Malam itu, saat Roy masuk ke kamarnya setelah menonton film, saya mengikutinya dari belakang. Saya katakan ada yang perlu saya bicarakan. Anak saya sudah tidur saat itu. Dia duduk di tempat tidurnya. Saya bilang saya bersedia melakukannya hanya saya tidak tahu apa yang harus saya perbuat.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Dengan gesit dia membuka seluruh celananya dan kemudian berbaring. Dia katakan bahwa saya harus menjilati penisnya dari atas hingga bawah. Walaupun masih ragu-ragu, saya lakukan seperti yang disuruh olehnya. Penisnya mendadak ‘hidup’ begitu lidah saya menyentuhnya. Kemudian saya disuruh membasahi seluruh permukaan penisnya dengan menggunakan lidah saya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Dengan bantuan tangan saya, saya jilati semua bagian dari penisnya sebagaimana seorang anak kecil menjilati es-krim. Tidak lama kemudian, saya disuruh memasukkan penisnya kedalam mulut saya. Saya melonjak kaget. Saya bilang, dia sendiri tidak memasukkan apa apa kedalam mulutnya saat melakukan oral seks kepada saya, kenapa saya harus dituntut melakukan hal yang lebih.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Dia berkata bahwa itu disebabkan karena memang bentuk genital dari pria dan wanita berbeda. Jadi bukan masalah apa-apa. Dia bilang bahwa memang oral seks yang dilakukan wanita terhadap pria menuntut wanita memasukkan penis pria kedalam mulutnya. Sebenarnya saya juga sudah pernah baca dari majalah-majalah Penthouse miliknya, saya hanya berusaha menghindar sebab saya merasa hal ini sangatlah tidak higienis.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Karena khawatir saya tidak memperoleh apa yang saya inginkan, saya menuruti kemauannya. Kemudian saya disuruh melakukan gerakan naik dan turun sebagaimana bila sedang bercinta, hanya bedanya kali ini, penisnya berada di dalam mulut saya, bukan pada liang senggama saya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Selama beberapa menit saya melakukan hal itu. Saya perlahan-lahan menyadari, bahwa oral seks tidaklah menjijikkan seperti yang saya bayangkan. Dulu saya membayangkan akan mencium atau merasakan hal-hal yang tidak enak. Sebenarnya hampir tidak terasa apa-apa. Hanya cairan yang keluar dari penisnya terasa sedikit asin. Masalah bau, seperti bau yang umumnya keluar saat pria dan wanita berhubungan seks.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Tangannya mendorong kepala saya untuk naik turun semakin cepat. Saya dengar nafasnya semakin cepat, dan gerakan tangannya menyebabkan saya bergerak semakin cepat juga. Kemudian menggeram pelan, saya tahu bahwa dia akan klimaks, saya berusaha mengeluarkan alatnya dari mulut saya, tetapi tangannya menekan dengan keras. Saya panik. Tidak lama mulut saya merasakan adanya cairan hangat, karena takut muntah, saya telan saja dengan cepat semuanya, jadi tidak terasa apa-apa.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saat dia sudah tenang, dia kemudian melepaskan tangannya dari kepala saya. Saya sebenarnya kesal karena saya merasa dipaksa. Tetapi saya diam saja. Saya takut kalau dia marah, semua usaha saya menjadi sia-sia saja. Saya bangkit dari tempat tidur untuk pergi berkumur. Dia bilang bahwa saya memang berbakat. Berbakat neneknya, kalau dia main paksa lagi saya harus hajar dia.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Sesudah nafasnya menjadi tenang, dia melakukan apa yang sudah sangat saya tunggu-tunggu. Dia melakukan oral seks kepada saya hampir 45 menit lebih. Aduh nikmat sekali. Saya orgasme berulang-ulang. Kemudian kami mengakhirinya dengan bercinta secara ganas.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Sejak saat itu, oral seks merupakan hal yang harus saya lakukan kepadanya terlebih dahulu sebelum dia melakukan apa-apa terhadap saya. Saya mulai khawatir apakah menelan sperma tidak memberi efek samping apa-apa kepada saya. Dia bilang tidak, malah menyehatkan. Karena sperma pada dasarnya protein. Saya percaya bahwa tidak ada efek samping, tetapi saya tidak percaya bagian yang ‘menyehatkan’. Hanya saya jadi tidak ambil pusing lagi.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Tidak lama berselang, sekali waktu dia pulang kerumah dengan membawa kado. Katanya untuk saya. Saya tanya apa isinya. Baju katanya. Saya gembira bercampur heran bahwa perhatiannya menjadi begitu besar kepada saya. Saat saya buka, saya terkejut melihat bahwa ini seperti pakaian dalam yang sering digunakan oleh wanita bila dipotret di majalah Penthouse. Saya tidak tahu apa namanya, tapi saya tidak bisa membayangkan untuk memakainya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Dia tertawa melihat saya kebingungan. Saya tanyakan langsung kepadanya sebenarnya apa sih maunya. Dia bilang bahwa saya akan terlihat sangat cantik dengan itu. Saya bilang “No way”. Saya tidak mau dilihat siapapun menggunakan itu. Dia bilang bahwa itu sekarang menjadi ’seragam’ saya setiap saya akan bercinta dengannya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Karena saya pikir toh hanya dia yang melihat, saya mengalah. Memang benar, saat saya memakainya, saya terlihat sangat seksi. Saya bahkan juga merasa sangat seksi. Saya menggunakannya di dalam, dimana ada stockingnya, sehingga saya menggunakan pakaian jeans di luar selama saya melakukan aktivitas dirumah seperti biasa. Efeknya sungguh di luar dugaan saya. Saya menjadi, apa itu istilahnya, horny sekali.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya sudah tidak tahan menunggu waktunya tiba. Dirinya juga demikian tampaknya. Malam itu saat saya melucuti pakaian saya satu persatu, dia memandangi seluruh tubuh saya dengan sorot mata yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Kami bercinta bagaikan tidak ada lagi hari esok.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Sejak saat itu, saya lebih sering lagi dibelikan pakaian dalam yang seksi olehnya. Saya tidak tahu dia mendapatkan uang darimana, yang saya tahu semua pakaian ini bukanlah barang yang murah. Lama-kelamaan saya mulai khawatir untuk menyimpan pakaian ini dilemari kami berdua (saya dan Niko) sebab jumlahnya sudah termasuk banyak. Karenanya, pakaian ini saya taruh di dalam lemari Roy.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Dia tidak keberatan selama saya bukan membuangnya. Katanya, dengan pakaian itu kecantikan saya bagai bidadari turun dari langit. Pakaian itu ada yang berwarna hitam, putih maupun merah muda. Tetapi yang paling digemari olehnya adalah yang berwarna hitam. Katanya sangat kontras warnanya dengan warna kulit saya sehingga lebih membangkitkan selera.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya mulai menikmati hal-hal yang diajarkan oleh Roy kepada saya. Saya merasakan semua bagaikan pelajaran seks yang sangat berharga. Ingin saya menunjukkan apa yang telah saya ketahui kepada suami saya. Sebab pada dasarnya, dialah pria yang saya cintai. Tetapi saya takut bila dia beranggapan lain dan kemudian mencium perbuatan saya dan Roy.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya tidak ingin rumah tangga kami hancur. Tetapi sebaliknya, saya sudah tidak dapat lagi meninggalkan tingkat pengetahuan seks yang sudah saya capai sekarang ini.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Suatu ketika, Roy pulang dengan membawa teman prianya. Temannya ini tidak seganteng dirinya, tetapi sangat macho. Pada mukanya masih tersisa bulu-bulu bekas cukuran sehingga wajahnya sedikit terlihat keras dan urakan. Roy memperkenalkan temannya kepada saya yang ternyata bernama Bari.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Kami ngobrol panjang lebar. Bari sangat luas pengetahuannya. Saya diajak bicara tentang politik hingga musik. Menurut penuturannya Bari memiliki band yang sering main dipub. Ini dilakukannya sebagai hobby serta untuk menambah uang saku. Saya mulai menganggap Bari sebagai teman.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Bari semakin sering datang kerumah. Anehnya, kedatangan Bari selalu bertepatan dengan saat dimana Niko sedang tidak ada dirumah. Suatu ketika saya menemukan mereka duduk diruang tamu sambil meminum minuman yang tampaknya adalah minuman keras. Saya menghampiri mereka hendak menghardik agar menjaga kelakuannya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Ketika saya dekati ternyata mereka hanya minum anggur. Mereka lantas menawarkan saya untuk mencicipinya. Sebenarnya saya menolak. Tetapi mereka memaksa karena anggur ini lain dari yang lain. Akhirnya saya coba walaupun sedikit. Benar, saya hanya minum sedikit. Tetapi tidak lama saya mulai merasa mengantuk. Selain rasa kantuk, saya merasa sangat seksi.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Karena saya mulai tidak kuat untuk membuka mata, Roy lantas menyarankan agar saya pergi tidur saja. Saya menurut. Roy lalu menggendong saya ke kamar tidur. Saya heran kenapa saya tidak merasa malu digendong oleh Roy dihadapan Bari. Padahal Bari sudah tahu bahwa saya sudah bersuami. Saya tampaknya tidak dapat berpikir dengan benar lagi.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Kata Roy, kamar saya terlalu jauh, padahal saya berat, jadi dia membawa saya ke kamarnya. Saya menolak, tetapi dia tetap membawa saya ke kamarnya. Saya ingin melawan tetapi badan rasanya lemas semua. Sesampainya dikamar, Roy mulai melucuti pakaian saya satu persatu. Saya mencoba menahan, karena saya tidak mengerti apa tujuannya. Karena saya tidak dalam kondisi sadar sepenuhnya, perlawanan saya tidak membawa hasil apa apa.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Kini saya berada diatas tempat tidur dengan keadaan telanjang. Roy mulai membuka pakaiannya. Saya mulai merasa bergairah. Begitu dirinya telanjang, lidahnya mulai bermain-main didaerah selangkangan saya. Saya memang tidak dapat bertahan lama bila dia melakukan oral seks terhadap saya. Saya keluar hanya dalam beberapa saat. Tetapi lidahnya tidak kunjung berhenti. Tangannya mengusapi payudara saya. Kemudian mulutnya beranjak menikmati payudara saya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Kini kami melakukannya dalam ‘missionary position’. Begitulah istilahnya kalau saya tidak salah ingat pernah tertulis dimajalah-majalah itu. Ah, nikmat sekali. Saya hampir keluar kembali. Tetapi ia malah menghentikan permainan. Sebelum saya sempat mengeluarkan sepatah katapun, tubuh saya sudah dibalik olehnya. Tubuh saya diangkat sedemikian rupa sehingga kini saya bertumpu pada keempat kaki dan tangan dalam posisi seakan hendak merangkak.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Sebenarnya saya ingin tiduran saja, saya merasa tidak kuat untuk menopang seluruh badan saya. Tetapi setiap kali saya hendak merebahkan diri, ia selalu mengangkat tubuh saya. Akhirnya walaupun dengan susah payah, saya berusaha mengikuti kemauannya untuk tetap bangkit. Kemudian dia memasukkan penisnya ke dalam liang kewanitaan saya. Tangannya memegang erat pinggang saya, lalu kemudian mulai menggoyangkan pinggangnya. Mm, permainan dimulai kembali rupanya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Kembali kenikmatan membuai diri saya. Tanpa saya sadari, kali ini, setiap kali dia menekan tubuhnya kedepan, saya mendorong tubuh saya kebelakang. Penisnya terasa menghunjam-hunjam kedalam tubuh saya tanpa ampun yang mana semakin menyebabkan saya lupa diri.<br /><br /><a href="http://www.snipoker.net/ref.php?ref=SNIP0KER"><img border="0" data-original-height="90" data-original-width="728" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP0RR6mF7c9U-tywT_CDouazpR-jJCJJMfe9r2BCvCSBf8-kzWRFEQMwtFmdEoICGrNCoGK6cp0GqQcU-HtAfGmGNKTRY-9IByg_EarRFynLe8O2LV5tTVTGoFE5dlAp64J_ji4a9nDeU/s640/snipoker.gif" width="640" /></a></div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya keluar untuk pertama kalinya, dan rasanya tidak terkira. Tetapi saya tidak memiliki maksud sedikitpun untuk menghentikan permainan. Saya masih ingin menggali kenikmatan demi kenikmatan yang dapat diberikan olehnya kepada saya. Roy juga mengerti akan hal itu. Dia mengatur irama permainan agar bisa berlangsung lama tampaknya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Sesekali tubuhnya dibungkukkannya kedepan sehingga tangannya dapat meraih payudara saya dari belakang. Salah satu tangannya melingkar pada perut saya, sementara tangan yang lain meremasi payudara saya. Saat saya menoleh kebelakang, bibirnya sudah siap menunggu. Tanpa basa-basi bibir saya dilumat oleh dirinya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya hampir mencapai orgasme saya yang kedua saat dia menghentikan permainan. Saya bilang ada apa, tetapi dia langsung menuju ke kamar mandi. Saya merasa sedikit kecewa lalu merebahkan diri saya ditempat tidur. Jari tangan saya saya selipkan dibawah tubuh saya dan melakukan tugasnya dengan baik diantara selangkangan saya. Saya tidak ingin’mesin’ saya keburu dingin karena kelamaan menunggu Roy.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Tiba-tiba tubuh saya diangkat kembali. Tangannya dengan kasar menepis tangan saya. Iapun dengan langsung menghunjamkan penisnya kedalam tubuh saya. Ah, kenapa jadi kasar begini. Belum sempat saya menoleh kebelakang, ia sudah menarik rambut saya sehingga tubuh saya terangkat kebelakang sehingga kini saya berdiri pada lutut saya diatas tempat tidur.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Rambut saya dijambak kebelakang sementara pundaknya menahan punggung saya sehingga kepala saya menengadah keatas. Kepalanya disorongkan kedepan untuk mulai menikmati payudara saya. Dari mulut saya keluar erangan pelan memintanya untuk melepaskan rambut saya. Tampaknya saya tidak dapat melakukan apa-apa walaupun saya memaksa. Malahan saya mulai merasa sangat seksi dengan posisi seperti ini.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Semua ini dilakukannya tanpa berhenti menghunjamkan dirinya kedalam tubuh saya. Saya merasakan bahwa penisnya lebih besar sekarang. Apakah ia meminum semacam obat saat dikamar mandi? Ah, saya tidak peduli, sebab saya merasakan kenikmatan yang teramat sangat.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Yang membuat saya terkejut ketika tiba-tiba dua buah tangan memegangi tangan saya dari depan. Apa apaan ini? Saya mulai mencoba meronta dengan sisa tenaga yang ada pada tubuh saya. Kemudian tangan yang menjambak saya melepaskan pegangannya. Kini saya dapat melihat bahwa Roy berdiri diatas kedua lututnya diatas tempat tidur dihadapan saya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Jadi, yang saat ini menikmati saya adalah… Saya menoleh kebelakang. Bari! Bari tanpa membuang kesempatan melumat bibir saya. Saya membuang muka, saya marah sekali, saya merasa dibodohi. Saya melawan dengan sungguh-sungguh kali ini. Saya mencoba bangun dari tempat tidur. Tetapi<br style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; box-sizing: border-box; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px;" />Bari menahan saya. Tangannya mencengkeram pinggang saya dan menahan saya untuk berdiri. Sementara itu Roy memegangi kedua belah tangan saya. Saya sudah ingin menangis saja.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya merasa diperalat. Ya, saya hanya menjadi alat bagi mereka untuk memuaskan nafsu saja. Sekilas teringat dibenak saya wajah suami dan anak saya. Tetapi kini semua sudah terlambat. Saya sudah semakin terjerumus.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Roy bergerak mendekat hingga tubuhnya menekan saya dari depan sementara Bari menekan saya dari belakang. Dia mulai melumat bibir saya. Saya tidak membalas ciumannya. Tetapi ini tidak membuatnya berhenti menikmati bibir saya. Lidahnya memaksa masuk kedalam mulut saya. Tangan saya dilingkarkannya pada pinggangnya, sementara Bari memeluk kami bertiga.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya mulai merasakan sesak napas terhimpit tubuh mereka. Tampaknya ini yang diinginkan mereka, saya bagaikan seekor pelanduk di antara dua gajah. Perlahan-lahan kenikmatan yang tidak terlukiskan menjalar disekujur tubuh saya. Perasaan tidak berdaya saat bermain seks ternyata mengakibatkan saya melambung di luar batas imajinasi saya sebelumnya. Saya keluar dengan deras dan tanpa henti. Orgasme saya datang dengan beruntun.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Tetapi Roy tidak puas dengan posisi ini. Tidak lama saya kembali pada ‘dog style position’. Roy menyorongkan penisnya kebibir saya. Saya tidak mau membuka mulut. Tetapi Bari menarik rambut saya dari belakang dengan keras. Mulut saya terbuka mengaduh. Roy memanfaatkan kesempatan ini untuk memaksa saya mengulum penisnya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Kemudian mereka mulai menyerang tubuh saya dari dua arah. Dorongan dari arah yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada diarah lainnya semakin menghunjam. Saya hampir tersedak. Roy yang tampaknya mengerti kesulitan saya mengalah dan hanya diam saja. Bari yang mengatur segala gerakan.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Tidak lama kemudian mereka keluar. Sesudah itu mereka berganti tempat. Permainan dilanjutkan. Saya sendiri sudah tidak dapat menghitung berapa banyak mengalami orgasme. Ketika mereka berhenti, saya merasa sangat lelah. Walupun dengan terhuyung-huyung, saya bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaian saya seadanya dan pergi ke kamar saya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Di kamar saya masuk ke dalam kamar mandi saya. Di sana saya mandi air panas sambil mengangis. Saya tidak tahu saya sudah terjerumus kedalam apa kini. Yang membuat saya benci kepada diri saya, walaupun saya merasa sedih, kesal, marah bercampur menjadi satu, namun setiap saya teringat kejadian itu, saya merasa basah pada selangkangan saya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Malam itu, saat saya menyiapkan makan malam, Roy tidak berbicara sepatah katapun. Bari sudah pulang. Saya juga tidak mau membicarakannya. Kami makan sambil berdiam diri.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Sejak saat itu, Bari tidak pernah datang lagi. Saya sebenarnya malas bicara kepada Roy. Saya ingin menunjukkan kepadanya bahwa saya tidak suka dengan caranya menjebak saya. Tetapi bila ada suami saya saya memaksakan diri bertindak biasa. Saya takut suami saya curiga dan bertanya ada apa antara saya dan Roy.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Hingga pada suatu kesempatan, Roy berbicara bahwa dia minta maaf dan sangat menyesali perbuatannya. Dikatakannya bahwa ‘threesome’ adalah salah satu imajinasinya selama ini. Saya mengatakan kenapa dia tidak melakukannya dengan pelacur. Kenapa harus menjebak saya. Dia bilang bahwa dia ingin melakukannya dengan ’someone special’.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya tidak tahu harus ngomong apa. Hampir dua bulan saya melakukan mogok seks. Saya tidak peduli kepadanya. Saya membalas perbuatannya seperti saat saya pertama kali dipaksa untuk melakukan oral seks kepadanya.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Selama dua bulan, ada saja yang diperbuatnya untuk menyenangkan saya. Hingga suatu waktu dia membawa makanan untuk makan malam. Saya tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Hanya pada saat saya keluar, diatas meja sudah ada lilin. Saat saya duduk, dia mematikan sebahagian lampu sehingga ruangan menjadi setengah gelap.</div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Itu adalah ‘candle light dinner’ saya yang pertama seumur hidup. Suami saya tidak pernah cukup romantis untuk melakukan ini dengan saya. Malam itu dia kembali minta maaf dan benar-benar mengajak saya berbicara dengan sungguh-sungguh. Saya tidak tahu harus bagaimana. </div>
<div style="-webkit-font-smoothing: antialiased !important; backface-visibility: hidden !important; background-color: white; box-sizing: border-box; color: #2c3e50; font-family: "Helvetica Neue", sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 15px; text-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.024) 1px 1px 1px; word-wrap: break-word;">
Saya merasa saya tidak akan pernah memaafkannya atas penipuannya kepada saya. Hanya saja malam itu begitu indah sehingga saya pasrah ketika dia mengangkat saya ke kamar tidurnya.</div>
<br />ZonaJituhttp://www.blogger.com/profile/08203161179938120350noreply@blogger.com0